Mata kelam yang menatap mata binar di hadapannya itu, membuat Lee Jeno, pria pemilik manik kelam itu terus saja menatap Ava yang kini duduk di pangkuannya di dalam ruangan perusahaan pencakar langit miliknya.
Senyum tampan yang Jeno berikan pada Ava, semakin membuat Ava mendekatkan wajahnya pada wajah tegas Jeno sembari menangkup wajah tegas Jeno, lalu menyatukan kening mereka.
"Bilang sama paman, kalau ini enggak mimpi, Ava." Kata Jeno, pria itu memejamkan matanya di sela penyatuan kening mereka.
Ava menggeleng, lalu menjauhkan wajahnya sekedar menatap suaminya itu, "Enggak paman, paman enggak mimpi."
"Ava ada disini." Lanjut Ava, kini Jeno membuka pejaman matanya untuk menatap istrinya itu.
"Ava maaf,"
"Maaf, mungkin semua yang saya lakukan di masa lalu membuat kamu sakit," Jeno menggeleng perlahan, "Bukan, bukan maksud paman seperti itu, Ava."
"Percayalah, paman melakukan itu karena paman sangat mencintai kamu." Lanjut Jeno, Ava mengangguk menatap suaminya itu.
Ava masih menatap suaminya itu, sembari menangkup wajah tegasnya, "Paman rindu enggak, selama Ava pergi?" Tanya Ava, Jeno tersenyum begitu tampan lalu mengangguk setelahnya. "Bahkan setiap detik, Ava."
"Setipa detik merindukan kamu, serasa paman mau mati karena kerinduan itu sendiri." Balas Jeno, pria itu sungguh-sungguh mengatakannya, namun malah membuat Ava terkekeh mendengarnya.
Alis Jeno menaut, saat melihat istri cantiknya itu malah terkekeh, "Kenapa, ada apa?"
"Ada yang salah dari ucapan paman?" Lanjut Jeno, menatap istrinya itu yang tengah terkekeh.
Ava menggeleng perlahan dan masih menampilkan kekehannya, "Paman, Ava mau peluk." Rengek Ava, setelah wanita itu terkekeh.
"Sure, paman milik kamu." Kata Jeno, lalu Ava mula mendekap tubuh gagah suaminya itu begitu erat, masih dalam posisi duduk di pangkuannya.
Pelukan yang Jeno rasa begitu erat dari Ava itu, membuat Jeno tersenyum lebar lalu membalas pelukan sang istri begitu erat.
"Kenapa, huh?"
"Kok tiba-tiba manja?" Tanya Jeno, kini Ava mulai melepas pelukan tersebut dan berganti melipat kedua tangannya di atas perutnya serta menampilkan wajah kesalnya.
"Jadi enggak mau, kalau Ava manja?" Kesal Ava, Jeno terkekeh. Lalu tangan kekar Jeno mulai menangkup wajah Ava.
Di tatapnya dalam, lalu melumat bibir mungil istri tercintanya itu begitu lembut. Hanya sekilas, tidak lama seperti saat mereka berada di kamar.
"Mau ngajak main?"
"Nanti, di rumah. Jangan disini, nanti keinget masa lalu lagi. Paman enggak suka."
Duk!
"Akh.."
"Jangan ngaco deh paman!" Kesal Ava, wanita itu masih melipat kedua tangannya di atas perutnya menampilkan wajah kesalnya pada suaminya itu.
Jeno terkekeh, lalu mulai menyentuh dagu Ava agar kembali menatapnya. "Masih cantik begini,"
"Yuk pulang sekarang, kita buat Hiu dan Gav versi bayi. Umm.. no! Kita buat yang versi Gav lagi saja ya, paman rasa punya dua atau tiga Gav lagi tidak masalah." Lanjut Jeno, Ava semakin kesal dibuatnya.
Wanita itu masih mencebik menatap suaminya itu, "Ish! Ish! Ish!" Desis Ava, menatap Jeno. Dengan Jeno yang masih tersenyum menanggapi istri tercintanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chocolate Milk [NC 21+] ✓
Fanfic⚠️WARNING 21+ [FOLLOW DULU SEBELUM BACA] ; [squel of Strawberry Cake] Seharusnya Achava tau, jika seorang Lee Jeno tidak bisa di anggap enteng sekedar mengabaikan pria yang begitu terobsesi akan dirinya. Dan seharusnya Achava juga tau, jika menjadi...