•Dua pihak

120 7 23
                                    

Sore ini Agha dengan segala ketakutannya bahkan sampai matahari terbenam Agha tidak memejamkan matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore ini Agha dengan segala ketakutannya bahkan sampai matahari terbenam Agha tidak memejamkan matanya. Dengan mobil kesayangan Agha, Agha menancapkan gas menuju rumah sakit.

Ceklek

Pintu ruang inap itu terbuka, oh astaga pasien itu bukannya istirahat justru dia asyik dengan ponselnya.

Senyuman itu terukir di bibir manis wanita paruh baya itu. Agha mendekat menarik bangku lalu duduk, tangannya mengangkat lengan bunda kesayangannya.

"Bunda sudah baikan?" tanya Agha.

"Kamu tuh ya Agha. Bunda baik-baik aja keles kamu aja terlalu berlebihan." begitu katanya. Agha terkekeh kala mendengar kata 'keles' ada ada saja.

"Jadi gimana?" tanya Bunda Agha terus memperhatikan wajah sayu laki-laki itu. Agha mengernyitkan dahinya bingung, "Gimana apanya?

Kara menghela napasnya memalingkan wajahnnya, "Kamu yakinkan mau nikah? Bunda mau deh secepat-cepatnya. Liat tuh Bu Aruna dia udah nimang dede bayi. Emang kamu gamau Bunda nimang bayi?"

Lagi dan lagi pernikahan. Trauma itu terus menghantui pikiran Agha.

Agha menghela napasnya kasar, "ya trus kenapa ga Bunda aja yang bikin?"

Kara membulatkan matanya astaga jikalau daun telinga-nya dekat, sudah ditarik sedari tadi.

Ceklek

pintu itu terbuka lebar menampilkan seorang laki-laki dan juga wanita. Oh astaga itu papahnya Andreas. Tunggu- wanita dengan memakai baju kemeja putih ovesize. loh bukan-nya wanita itu-

Andreas mempersilakan wanita itu memasuki ruang inap itu. Dengan rambut di cepol asal wanita itu terlihat cantik. wanita itu adalah Reyyana calon istrinya. Reyyana menaruh parcel buah itu dimeja.

Tangan-nya gemetar badannya juga panas dingin. Oh astaga rasannya jantung Reyyana mau copot.

Jantung nya berdegup kencang, bagaimana tidak berdegup kencang Reyyana ditatap dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan oleh Agha.

"Gimana? cantik gak ini pilihan Bunda loh" bisiknya ke Agha. Agha memundurkan wajahnnya apa-apaan wanita biasa saja dibilang cantik, di club juga banyak.

"Nah Agha ini calon istrimu," tukas Andreas. Agha tampak acuh-tak acuh terhadap kehadiran Reyyana.

"Jadi kalian mau kapan nikah-nya?" tanya Andreas memastikan. Agha menegakan badan-nya,

"Besok." sambar Agha. Reyyana yang sedari tadi terus menduduk karena gugup dia langsung mendongak mendengar jawaban Agha.

Kara tersenyum lebar mendengar itu. pasangan suami istri itu memandang satu sama lain. Akhirnya.

"T-api bund-" belum menyelesaikan perkataanya Agha memotongnya, "Gausah mewah-mewah deh Bund Agha gamau."

"Oke bisa diatur. Tapi tetep ya teman arisan Bunda harus diundang! biar mereka tau bahwa bunda punya menantu cantik kaya bidadari." begitu kata bunda Agha.

How To Be A Good HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang