•Jeanna

117 5 3
                                    

Setelah Agha berkata seperti itu Reyyana hanya diam dan tidak bergeming sama sekali. Pandangannya ia fokuskan ke layar ponsel miliknya.

"Di depan Bunda gausah sok polos dan lugu, enek tau ga."

Deg

"Iya," sudahlah lebih baik mengiyakan.

Bruk, Agha menutup pintu mobil itu, menuntun lengan Reyyana dengan tidak sabaran.

"Lo tuh lelet banget si ayo dong!"

"Sabar Agha kamutuh kenapasi? Aku juga bisa sendiri gausah kamu tarik tarikin."

Agha memutar bola mata nya malas, "Ck, marah kan lo?"

Pakaian yang dipakai oleh Kara saat ini tampak pas dengan kulit putihnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pakaian yang dipakai oleh Kara saat ini tampak pas dengan kulit putihnya. Kara membukakan pintu rumahnya, sangat senang kedatangan menantunya.

"Ekhem udah dong pegangan tangannya, ayo masuk," Kara merangkul pundak Reyyana, ketiga insan itu masuk kedalam rumah.

Kara tersenyum lebar anaknya akan menikah esok hari, menimang bayi adalah impiannya.

"Bentar Bunda panggilin Papah dulu ya,"

Reyyana hanya mengangguk, lepas itu Kara menaiki anak tangga.

"Hai non! Kenalin ya nama saya Bi Irna, emm untuk minumnya non mau apa?"

"Air keran." Celetuk Agha begitu malas melihat raut Reyyana yang kebingungan.

Reyyana menoleh kearah Agha menatap sinis, lama-lama pria itu jauh lebih menyebalkan.

"Terserah bibi aja,"

"Oh baik syrup aja kali ya non,"

Reyyana membalas dengan sebuah anggukan saja, ini pertama kalinya dia berkunjung kerumah pria, untuk sebelumnya pacaran saja ia tidak pernah.

"Mana sini hp lo,"

"Untuk apa?" Reyyana menatap Agha bingung, "Cepet cepet cepet" tak mau membuat Agha kesal lagi kepadanya Reyyanapun menyodorkan ponsel milik nya.

"Gila, ngebet banget lo jadi istri gue sampe kontak gue aja udah lo save?" Agha menyeringai menatap wanita itu.

"Sini kembaliin, aku dapetin itu dari Papahmu," lirihnya menarik ponsel nya kembali.

"Cih, segala panggil papah."

"Ya trus kamu mau aku panggil Papah apa? Abang? Mas? Kamu tuh aneh Agha,"

"Jangan berharap lebih gue nikahin lo karena mobil dan cartu credits gue, gue gasudi punya istri kaya lo." begitu kata Agha.

Reyyana menoleh kearah sumber suara dengan perasaan pilu terhadap perkataan Agha 'gue gasudi punya istri kaya lo' rasanya seperti hancur berkeping-keping.

"Denger Agha, kalo bukan kemauan Papahku juga aku gamau nikah sama laki-laki yang gak berperasaan kaya kamu."

Agha membulatkan matanya, "Lo bilang gue gak berperasaan? Cih,"

How To Be A Good HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang