"kamu itu seperti sakura di musim semi.. begitu cantik, namun begitu cepat juga pergi"
*** 🌸🌸🌸 ***
A story by NicoYamada
Starly Project 2nd
Solar x Halilintar
A little Ice x Halilintar
Boboiboy hanya milik Monsta.
Hello! Happy friday~ Bakal ngebut update biar bisa move on ke cerita selanjutnya hahaha Maklum author gabut jadi pengennya menyalurkan imajinasi liar aja 🤣🤣
Have a nice day semua!
Happy reading!
.
.
.
.
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌸🌸🌸Redamancy🌸🌸🌸
[20 Maret 2020 / Name ]
Pagi ini aku dan Halilintar kembali berada di rooftop rumah sakit dan mengikuti kegiatan senam yang selalu diadakan setiap pagi oleh seorang instruktur.
Usut punya usut, instruktur itu dulunya juga merupakan pasien disini. Ia dulunya menderita penyakit Anemia Aplastik yang sama sepertiku dan Halilintar.
Ia beruntung dapat sembuh karena menjalani operasi penggantian sumsum tulang belakang sebelum kondisinya bertambah parah.
Karena itulah kini ia mengabdi pada rumah sakit yang dulu menyembuhkannya sebagai bentuk apresiasi terhadap tempat yang memiliki banyak memori baginya.
Dua kembar Taufan dan Thorn juga berkunjung ke rumah sakit kemarin, dan reaksi mereka tak berbeda dariku saat mengetahui Halilintar dirawat di rumah sakit yang sama. Mereka tidak menanyakan mengenai penyakitku, atau mungkin tidak enak menanyakannya. Dan aku bersyukur akan hal itu.
Sungguh, rasanya masih belum siap jika orang-orang selain keluargaku mengetahui fakta menyedihkan ini.
Setelah kegiatan senam itu berakhir, beberapa pasien sudah kembali ke kamar masing-masing. Ada juga yang akan menjalani kemoterapi, namun aku dan Halilintar memilih untuk duduk sebentar disana menikmati pemandangan kota.
Pandanganku beredar kesana kemari, melihat para pasien yang lalu lalang di sana. Lalu pandanganku kemudian berhenti di satu titik.
Ada seseorang yang menarik perhatianku tengah berdiri tak jauh dari kami.
Ia seorang kakek tua dengan kacamata bulat dan kupluk biru. Berdiri disana dan melakukan beberapa gerakan pernafasan. Ia terus terusan menarik nafas panjang dengan senyum mengembang di wajahnya.
Aku tak bohong, senyumannya itu terlihat indah dan membuatnya nampak lebih muda.
"itu namanya tuan Charles, dia pasian anemia aplastik seperti kita"
Halilintar tiba-tiba berkata saat menyadari aku memperhatikan kakek itu sedari tadi.
"disini, orang-orang memanggilnya 'breath-san'" sambungnya.