Hi guys!
This is the last chapter!Makasih buat semuanya yg udh baca dan vote, it means a lot for me!
Maaf kalo ceritanya masih noob dan ga sesuai ekspektasi, but i'll make sure to write better and better stories for you guys in the future!
Hope you enjoy this one too!
Happy reading!
.
.
.
.
.
🌸🌸🌸 Redamancy 🌸🌸🌸
[
11 April 2020 / The one who never exists]
“hey!”Entah bagaimana, suara cempreng Taufan tiba-tiba menggema di telingaku. Tak sampai sedetik, sosok itu melingkarkan lengannya pada bahuku dengan semangat. Ia duduk di sebelahku dengan senyum lebar di wajahnya.
“plis lah! kangen banget tau liat Solar main bola! kapan ikut latihan lagi??” tanya Taufan penasaran.
Oh ya, kalau kalian mau tau.. sekarang aku dan Taufan tengah duduk di kursi taman. Dua hari yang lalu, aku akhirnya diperbolehkan keluar dari rumah sakit dan hari ini aku mulai bersekolah.
Awalnya aku enggan, sekolah benar-benar berubah sejak Halilintar tiada. Masih sulit dipercaya bahwa sosok Halilintar itu hanya imajinasiku, semuanya terasa begitu nyata. Bahkan perasaanku pada Halilintar masih begitu kuat.
“Solar, kau beneran nggak apa apa kan? kudengar kepalamu dijahit ya?”
Aku mengangguk kecil, lalu menunduk. Menunjukan bekas jahitan yang sudah mengering.
“masih sakit?”
Aku menggeleng “nggak, tapi masih berasa risih ada jahitan..haha”aku menjawab tanpa semangat.
"Ngomong ngomong.. Kau tau Halilintar nggak, fan?" tanyaku.
Taufan mengernyitkan alis "Halilintar? Siapa? Temen kamu sol?"
Aku menghela nafas panjang lalu menggeleng "nggak.. Lupakan aja"
“oh–hey! aku baru inget!” Taufan tiba-tiba menyentak sembari merogoh sesuatu dari sakunya. Tingkahnya membuatku penasaran seketika.
“here..” Taufan mengeluarkan sepucuk surat dengan amplop merah lalu menyerahkannya padaku. Aku lantas mengambilnya dengan rasa penasaran dan bingung yang meluap luap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Starly Project 2nd : ℝ𝕖𝕕𝕒𝕞𝕒𝕟𝕔𝕪 (Solar x Halilintar) [✔END]
Romansa"Solar, perpisahan itu pasti ada. Tak ada yang bisa dilakukan selain menunggu waktu itu tiba.. karena itu, kumohon jangan mencintaiku" "Hali, kamu lupa satu hal. Perpisahan akan selalu ada, tapi kalau bisa memilih..aku ingin menghindari perpisahan...