Chapter 5

146 28 3
                                    

Setelah sekian lama, cerita ini up lagi 🥰
Terima kasih untuk kalian yang masih setia menunggu.

Vote dan komentarnya dong 🥺
Sedih kalau ga ada yang vote & sepi komen 🥲

Happy reading 🌹

*****

Sabar ... sabar ... orang sabar pasti kesel! Alana kembali mendengkus kesal. Kenapa sih, teman-teman sekelasnya hobi mengambing hitamkan dirinya kepada Pak Hafan? Seenaknya saja mereka menyuruhnya mengumpulkan tugas yang terlambat. Lagi. Ia keluar dari ruang guru dengan wajah ditekuk. Mana ketiga sahabatnya tidak mau membantunya sama sekali. Sahabat kampret!

Alana melirik jam tangan di pergelangan tangan kirinya. Alamat ia akan terlambat mengikuti pelajaran musik kali ini. Biar saja anggota band-nya bermain sendiri tanpa vokalis.

"Al!"

Langkah Alana menuju studio musik terhenti karena suara Sam memanggilnya. Sam memang murid incaran guru konseling. Jam pelajaran sudah dimulai, tetapi mengapa Sam malah berada di luar studio begini?

Alana menoleh. "Ada apa?"

"Nih, Prass mau kenalan sama lo."

OMG! Alana memekik dalam hati. Sebetulnya, ia ingin kabur saja mengingat ia sudah terlambat mengikuti kelas. Namun, apa boleh buat? Seketika Alana menoleh ke sebelah Sam. Seorang cowok tersenyum padanya. Alana mengernyit. Wajah cowok itu tidak asing. Hei! Cowok ini adalah cowok yang tempo hari menatapnya di kantin, juga menontonnya saat seleksi eskul basket. Jadi, cowok ini yang bernama Prass?

"Hai, Alana," sapa Prass ramah dengan senyum lebar, membuat dua lesung pipit cowok itu terlihat sangat jelas.

Alana tersenyum kikuk. Aneh rasanya berkenalan dengan cowok seperti ini. "Halo ... emm ..."

"Prass," sahut Prass saat cowok itu melihat Alana bingung menyebut namanya.

"Halo, Kak Prass," kata Alana seraya menatap kedua mata Prass.

Alana terpaku saat Prass mengulurkan tangan mengajaknya bersalaman. Hal yang membuat jantungnya berdetak lebih cepat. Bukan berdebar karena jatuh cinta pada pandangan pertama, tetapi jantung berdebar karena berkenalan dengan ketua geng sekolah. Hei, dirinya diajak berkenalan oleh most wanted DHS? Dikirimi salam beberapa kali, yang tidak ia balas salamnya.

Aduh, mampus gue! Gimana kalau Prass balas dendam gara-gara salamnya gue tolak muli dari kemarin?

"Salam kenal, Alana," ujar Prass ramah.

Alana mengangguk. "Salam kenal juga, Kak."

"Udah, kan? Puas lo udah kenalan?" tanya Sam yang dari tadi hanya terdiam melihat bagaimana cara perkenalan temannya dan ketua geng sekolah itu.

Prass sontak menjitak kepala Sam. "Berisik amat, lo!" serunya. "Eh, Alana mau masuk?"

Alana kembali tersenyum kikuk. "Iya, udah telat."

"Ya udah, masuk aja. Jangan ikutin Sam. Dia sesat."

"Gue udah baik-baik ya, bantuin lo!" semprot Sam pada Prass karena kesal.

"Aku masuk dulu ya, Kak," pamit Alana sopan. Jujur, ia bergidik ngeri. Dirinya kini resmi berkenalan dengan ketua geng sekolah? Ya Tuhan! Semoga masa SMAnya tidak ada masalah karena berurusan dengan Prass.

"Cieee ... Prass! Berhasil ngajak kenalan juga lo, Prass!"

Alana mendongak mengikuti arah datangnya suara. Gila! Bagaimana bisa, ia tidak menyadari ada belasan atau bahkan puluhan cowok duduk bergerombol di bawah pohon dekat parkiran belakang? Anak-anak Battle? Mereka dari tadi melihatnya dan Prass berkenalan? Sialan! Mau ditaruh mana mukanya? Sudah jelas wajahnya dikenali, kan?

EscapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang