Chapter 4

156 30 9
                                    

Haii, Icha kembali lagi ❤️

Sebelum baca, vote dulu yuk. Kalau udah baca jangan lupa komen 🥺

Happy reading 🌹

*****

Sam dan Rendra memacu motor dengan keceptan tinggi menuju tower, tempat tongkrongan Battle. Bukan karena mereka tergesa akan adu jotos lagi dengan Eskala di luar sekolah, tetapi karena Prass sudah menelepon Sam hingga sepuluh kali pagi ini untuk menanyakan kabar Alana, cewek yang membuat Prass tergila-gila benerapa hari ini.

"Lama banget!" seru Prass saat Sam memarkir motor di halaman warung dengan terburu-buru. "Gimana Alana? Salam gue udah disampein belum?"

"Sabar ... sabar ... gue duduk dulu. Gila lo, Prass. Pagi-pagi udah nambah kerjaan gue aja," protes Sam setelah duduk di kursi warung.

"Sabar, Prass. Lo mau deketin anak orang kayak kebelet kawin," sahut Regi yang kebetulan ikut nongkrong bersama pagi ini.

"Tahu tuh. Nggak sabaran banget," kata Dede setelah mengembuskan asap rokok.

Prass tak menyahut ledekan dari teman-temannya. Cowok itu terlihat gusar, lalu merebut rokok dari tangan Dede, membuat Dede mengeluarkan sumpah serapah. Sungguh, ia tak sabar mendengar informasi dari Sam dan Rendra, teman sekelas Alana.

"Salam lo udah kita sampein," kata Rendra setelah cowok bertubuh gempal itu mematikan batang rokoknya.

Mata Prass berbinar seketika saat mendengar ucapan Rendra. "Terus ... terus ... dia salam balik nggak?"

Ledakan tawa seketika terdengar. Beberapa anak yang belum melihat siapa dan bagaimana Alana ikut penasaran. Siapa sih, Alana? Yang mana orangnya? Anak kelas X apa? Kenapa bisa membuat Prass tergila-gila seperti ini? Padahal, selama ini Prass tidak pernah gencar mendekati cewek seperti ini.

"Nggak. Dia bilang nggak tahu lo dan nggak kenal sama lo. Jadi, doi nggak mau salam balik."

"Hahahahaha ..."

"Mampus lo, Prass!"

"Baru kali ini gue lihat Prass ditolak!"

"Yang mana sih, Alana? Kemarin gue nggak ikut ke studio musik. Gue mau sungkem sama dia karena berani nolak Prass."

Ledekan-ledekan itu kontan membuat Prass mengeluarkan sumpah serapah. Baru kali ini ia merasa malu karena ditolak oleh seorang cewek. Sebelumnya, tidak ada cewek yang menolak ajakan untuk berkenalan. Kali ini? Bahkan Alana tidak tahu siapa dirinya? Sialan!

Prass menatap Sam seraya mengangkat alis. "Sam ..."

"Apa lagi? Mau kirim salam lagi?" tanya Sam kesal.

"Telepon Alana sekarang. Gue mau denger suaranya," titah Prass dengan nada yang tidak bisa dibantah.

"Gendeng!" (Gila)

"Buruan! Keburu bel masuk!" seru Prass tidak sabar.

Sam mendengkus. Dengan penuh rasa tidak ikhlas, cowok bertubuh besar itu mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan mencari nama Alana di daftar kontaknya.

"Sekali aja, ya. Lo kalau mau kenalan, ajak kenalan langsung sendiri!" seru Sam.

"Bawel!"

Sam segera menelepon Alana sebelum terkena omelan Prass. Bahkan, ia sampai mengaktifkan speaker ponsel agar Prass bisa mendengar suara Alana dengan jelas. Cukup lama Alana mengangkat telepon, sampai Sam mengira Alana tidak akan mau mengangkat teleponnya. Sampai akhirnya ...

EscapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang