Kesedihan dan penyesalan pria akibat kematian ayahnya, membuat tangisannya membanjiri pemakaman hari itu.
Tangisan sang adik membuatnya semakin merasakan sesak di dadanya, sementara itu terlihat wanita yang hanya mampu berusaha tegar di depan kedua cucunya, walau saat itu hatinya jauh lebih hancur, ketika mengetahui anak satu-satunya meninggalkan dirinya dan tidak akan pernah kembali menemuinya.
Pria itu terlihat sedang mengepalkan kedua tangannya, dengan tatapan yang begitu tajam, ia memandangi foto sang ayah. "Semua ini karena wanita itu"
*****
"Jung Gu, apa yang kau lakukan diatas sana," teriak Halmeoni Jang yang sedang membawa kentang. "Jika kau sedang patah hati karena wanita, jangan mencoba hal yang aneh."
Jung Gu sedang duduk diatas loteng kedai tteokbokki, ia selalu menghabiskan waktunya membantu halmeoni jika sedang tidak ada jadwal di kampus, walaupun Jung Gu memiliki jabatan sebagai wakil pimpinan di perusahaan, tetapi Taeyang melarangnya untuk ikut campur urasan kantor sebelum dirinya lulus kuliah.
"Halmeoni, bagaimana bisa halmeoni berpikiran seperti itu, aku Han Jung Gu, tidak mungkin patah hati," protesnya, ketika ia turun ke lantai bawah.
"Aigo," ucap halmeoni
"Itu saja? Wah, Nona Jang kau meledekku ya," ujar Jung Gu yang memoleskan tepung di wajah sang nenek dan langsung kabur.
Halmeoni tidak mau kalah dari cucu nya itu, ia pun bergegas menyusul Jung Gu. "Kemari kau."
Tidak peduli kedai mau ramai atau sepi, nenek dan cucu itu saling bercanda, terkadang halmeoni juga emosi jika Jung Gu mengganggunya, entah ada apa dengan Jung Gu, senang sekali mengganggu halmeoni.
Ketika Jung Gu sedang lari ke arah pintu, tiba-tiba datang seorang wanita yang membuatnya terkejut, untung nasib memihak mereka, karena kalau tidak, wanita mungil itu akan tertimpah tubuh besar Jung Gu.
Jung Gu mendadak menahan tubuhnya, dan kini posisi wanita itu sangat dekat berhadapan dengan Jung Gu.
"Han Jung Gu, kau ini benar-benar nakal," ujar halmeoni yang memukul pundak cucunya
.
."Untuk apa kau ingin kerja paruh waktu Zeline? Kau sudah bekerja di perusahaan besar."
"Saat ini aku sangat membutuhkan uang, halmeoni."
"Terima saja halmeoni, jika dia bekerja disini dapat meringankan pekerjaan."
Bukannya halmeoni tidak ingin menerimanya bekerja di kedainya, justru ia sangat senang mendengarnya, tetapi halmeoni takut jika Zeline akan kelelahan.
"Baiklah, kau bisa bekerja disini, kau bisa kapan saja untuk bekerja, halmeoni bayar gajinya perjam, jadi kau bebas memilih waktu."
"Terima kasih halmeoni."
KAMU SEDANG MEMBACA
Trauma Becames A Dream
FanfictionSeorang wanita cantik yang memiliki trauma akan hubungan asmara, membuatnya memilih untuk mengejar impiannya, bersama dengan dua sahabatnya yang memiliki kesamaan dalam impian maupun masalah hubungan asmara. Hingga suatu ketika impian yang telah ter...