Pertemuan

27 3 16
                                    

Kang Jo Min, pria berambut blonde menampilkan jidat paripurna yang begitu indah, dengan ketampanan dan kelembutannya, dipastikan dapat membuat hati siapapun meleleh.

Pria berusia 27 tahun, terlihat sedang merapihkan rambutnya di depan kaca besar yang berada di kamarnya.

"Woah, Jo Min-ah, lihatlah dirimu yang begitu tampan."
Memuji diri sendiri tidak salah kan?

Setelah merasa puas dengan hasil sisiran rambutnya, sambil bersiul, ia kemudian melangkahkan kakinya menuju garasi dan beranjak pergi dengan mobil kesayangan miliknya, Lamborghini Countach.

Setelah merasa puas dengan hasil sisiran rambutnya, sambil bersiul, ia kemudian melangkahkan kakinya menuju garasi dan beranjak pergi dengan mobil kesayangan miliknya, Lamborghini Countach

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lamborghini merah Jo Min berhenti di parkiran apartemen elite, Hannam The Hill Seoul.

*****

Sinar mentari siang ini, dipastikan akan membakar kulit siapapun yang berada di luar, membuat Taeyang memilih untuk tetap berada di apartemen miliknya dan menghiraukan bujukan sahabatnya.

"Ayolah Tae."

"Nanti malam saja Min, kau tidak lihat, diluar terik sekali."

"Justru  karena terik, lebih enak jika kita minum es kopi, ya."

Persetanan dengan sifat sahabatnya yang begitu keras kepala. "Lebih baik aku merayu wanita diluar sana, dari pada merayumu," begitulah kira-kira yang dikatakan batin Jo Min saat ini.

"Kau tidak perlu menyetir, biar aku saja, kau hanya duduk manis saja."

Taeyang masih fokus dengan ponselnya, tidak sedikitpun menoleh ke arah Jo Min.

"Baiklah, aku akan bilang ke Nam Jae Hyung, kalau kau tidak ingin menemuinya lagi."

Satu kalimat Jo Min itu akhirnya berhasil membuat Han Taeyang menoleh ke arahnya. "Apa Nam Jae Hyung yang menyuruh datang?"

Jo Min hanya menganggukan kepalanya.

"Mengapa kau tidak bilang dari tadi Min, kau ini selalu saja bertele-tele jika berbicara," kata Taeyang yang beranjak mengambil dompet di atas nakas.

Sementara itu, Jo Min hanya ternganga, masih tidak percaya dengan kelakuan sahabatnya, meskipun mereka sudah bersahabat sejak umur 6 tahun.

******

Brukkkkk

"Hei! Apa yang telah kau lakukan!!Apa kau buta! Kau tidak bisa melihat?!"

"M...maafkan aku, aku tidak sengaja," ucap wanita dengan suara terbata-bata.

"MAAF?! KAU..."

"Sudahlah Tae, kau membuatnya ketakutan seperti itu," ucap Jo Min.

"Maafkan teman saya, dia sangat ceroboh," timpal Jovanka.

Trauma Becames A Dream  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang