Out of Character 1

183 20 1
                                    

Karma menatap gadis violet di depannya, gadis itu sedang berkutat dengan ramuan untuk menyelamatkan guru mereka. Saat ini keduanya sedang berada di rumah gadis violet itu.

Karma mengingat kejadian hari ini, saat dia tertidur di dalam kelas. Bukan sekali atau dua kali dia tertidur. Koro-sensei tidak mempermasalahkan bila ada murid yang tertidur di dalam kelas, dia akan memberikan sesi tambahan untuk murid tersebut.

"Karma-kun, aku tidak menyangka kau akan tertidur di dalam kelas." Ucap Okuda sembari menuang ramuan ke tabung reaksi. "Kau sangat kelelahan ya? Atau ada yang mengganggumu?" Gadis violet itu menatap pria di depannya.

Ada dua hal yang mengganggu pikirannya, pertama mengenai masalahnya dengan Nagisa. Dan kedua mengenai misi ini. Meskipun dia sepakat untuk menyelamatkan, dia masih ingin membunuhnya. Hei kelas ini dibuat untuk membunuhnya bukan?

"Okuda-san apa kau yakin bisa menyelamatkannya?" Karma bertanya. Okuda tersenyum.

"Bukankah dari data yang kita dapatkan saat membajak luar angkasa mengatakan kemungkinan Koro-sensei meledak hanya 0.1%? Itu sebabnya aku semangat dengan ramuan ini. Aku sadar kemampuan ku tidak seperti kalian, tapi aku cukup percaya diri bila dibidang ini." Jawab Okuda.

"Selama kemungkinan itu ada kita harus mencobanya bukan?" Lanjut gadis itu.

Benar, itu hal yang sama sekali tidak terpikirkan dalam benaknya. Egonya untuk tetap mempertahankan sesuai tujuan awal membuka celah dirinya sehingga dengan mudahnya Shiro menghasutnya.

"Kami semua mengandalkanmu." Ucap Karma. Okuda mengangguk dengan mantap. Keduanya melanjutkan penelitian untuk membuat ramuan itu.

.
.

Disisi lain, tepatnya di gedung utama desas-desus mengenai ketua mereka sekaligus ketua OSIS tergelincir ke kelas E sudah menjadi perbincangan hangat. Banyak kalangan yang menyayangkan mengenai hal tersebut. Tidak sedikit yang merasa kasihan padanya, hanya karena tidak mendapat peringkat pertama, sang ayah sekaligus kepala sekolah memindahkannya ke kelas E.

"Aku masih tidak menyangka, kepala sekolah sekejam itu pada anaknya sendiri." Komentar salah seorang murid kelas A.

"Nilainya tidak buruk-buruk banget kan? Bukankah dia hanya beda 3 poin dengan peringkat 1?" Komentar temannya.

"Tanpa Asano-kun, kita tidak tahu harus apa. Maksudku dia itu pemimpin yang ideal bukan? Meskipun OSIS sekaligus ketua kelas diambil alih oleh Araki-kun hanya saja rasanya sedikit berbeda."

Memang benar, kelas A tanpa Asano terasa bedanya. Bagai sayur tanpa garam. Bagi murid kelas A, Asano adalah pemimpin ideal, dia memberikan contoh yang baik untuk teman kelasnya sekaligus murid gedung utama. Dia berjuang dengan keras untuk mempertahankan peringkat miliknya, meskipun harus terjatuh saat penghujung kelas 3.

"Tenang saja, dia bukan orang yang lemah. Aku yakin dia akan kembali saat SMA nanti." Ucap Sakakibara Ren selaku tangan kanannya dan sahabatnya itu.

"Bicara mengenai Asano-kun, bukannya dia sering bersama dengan gadis biru itu?"

"Gadis biru?" Beo temannya.

"Iya, kalau tidak salah namanya Shiota Nagisa. Jangan-jangan mereka menjalin hubungan?"

"Aku akan sangat kecewa bila selera Asano-kun yang perfectsionis menjalin hubungan dengan gadis sampah seperti dia." Komentar gadis bersurai coklat itu.

"Shiota Nagisa? Bukannya dia berkencan dengan Akabane Karma?" Kali ini Yuuko berkomentar. "Kurasa Asano-kun hanya mencoba untuk berteman dengan kelas barunya, bukankah dia sosok idaman yang baik kepada semua? Mungkin dia berniat untuk membuat kelas E sedikit berkelas." Lanjut gadis itu yang diangguki oleh temannya yang lain.

What ifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang