Reuni

192 18 0
                                    

10 tahun kemudian....

"Aku ada misi khusus untuk kalian berdua." Ucap seseorang dengan nada tegas.

"Target kita kali ini salah seorang bandar narkoba kelas kakap." Lanjutnya sambil memberikan foto.

"Aku harap kalian berdua bisa menyelesaikan misi ini. Untuk strategi aku serahkan kepada kalian. Aku percaya kepada kemampuan kalian."

Dua orang itu saling berkomunikasi dengan tatapan dan keluar dari ruangan itu.

"Apa kau ada rencana tenshi?" Tanya surai biru.

"Kau masih butuh rencana dari ku megami?" Jawab surai hitam.

"Bukankah kau yang bertugas mengenai rencana? Dan aku yang mengeksekusi?" Ucap surai biru itu.

"Hahaha.. baiklah Nagisa aku akan memikirkan rencana kali ini."

"Um. Aku percayakan padamu Isogai-kun."

.

Nagisa mengenakan pakaian cukup minim dan terbuka serta surai biru miliknya dia ganti dengan coklat. Sejujurnya Nagisa sangat risih bila memakai pakaian seperti ini. Tapi dia bersikap profesional.

Salah seorang pria dengan tubuh tambun memegang pinggangnya, bahkan tak segan-segan dia mengecup bahu terbuka itu.

"Kau sangat cantik sekali seperti seorang Dewi." Ucap pria itu.

Nagisa hanya tersenyum simpul sebagai respon.

"Baiklah kalian semua bisa keluar. Kalau bisa menjauh dari tempat ini. Aku tidak mau diganggu saat 'main' dengan gadis ini." Ucap nya memberi perintah kepada penjaga menyingkir dari tempat itu.

"Ayo sayang kita lakukan di dalam." Ajak pria tambun itu.

Nagisa mengekor dari belakang masuk ke dalam suatu kamar cukup megah. Dia duduk di sudut ranjang. "Kau yakin mereka sudah pergi? Aku tidak mau ada yang melihat." Ucap Nagisa malu-malu.

"Hahaha.. itulah yang ku suka dari perawan, tenang saja aku sudah menyuruh mereka pergi." Ucap pria itu sambil menuangkan segelas wine.

"Kau mau?" Tawar nya.

Nagisa menggeleng, "Tidak terimakasih." Tolaknya dengan halus.

"Aku lupa kalau kau masih dibawah umur." Ucap pria itu.

Ingin rasanya Nagisa mengumpat, dibawah umur? Hei dia sudah berusia 25 tahun. Namun tubuhnya yang mungil serta baby face yang membuat semua orang percaya dia masih dibawah umur.

Pria itu duduk di samping Nagisa salah satu tangannya diletakkan di atas paha mulus miliknya dan mengelusnya perlahan.

Nagisa balas dengan bermanja-manja padanya. Dia menunggu waktu yang tepat mengeluarkan suntikan dari gaun minim nya itu dan menyuntikkannya.

Suntikkan yang membuat seseorang terbuai dan mati secara perlahan.

Pria itu sudah masuk dalam jebakan, dia sudah tidak dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah.

Nagisa keluar dari ruangan itu, dia membuka wig dan berjalan menjauh.

"Ma-maafkan aku." Ucap Nagisa seraya menunduk.

"Ah tidak masalah." Jawab pria itu.

Dering di ponsel miliknya membuatnya mengangkat panggilan itu.

"Apa katamu?! Tuan mati?!" Pekik pria itu dan berjalan ke arah ruangan tuannya.

Bagaimana dia bisa mati dengan penjagaan super ketat? Meskipun dia sadar kalau tuannya itu bajingan selalu membawa gadis polos dan menawan untuk diajak 'main' tapi tidak ada yang akan menyangka bila megami yang akan mengambil nyawanya itu.

What ifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang