Husband : Our

3.5K 266 13
                                    

Hari ini Jensen dan Haesel kembali ke rumah orang tua, mereka ga mau berlama lama berada di hotel dan bersikap seolah pengantin sebenarnya. Haesel turun dari mobil dan hendak membantu Jensen untuk membawa barang barang mereka ke dalam. Namun Jensen menolak dan memilih membawa semuanya sendiri.


" Kamu lagi hamil. Ingat itu " Jensen mengingatkan


"  Aku hamil, aku ga lemah "


" Saya ga bilang kamu lemah, kamu harus menjaga kandungan kamh dengan baik "

" Bawa koper ga akan buat aku keguguran kali Jen "


" Kamu susah di kasih tau " Jensen menggelengkan kepala kemudian masuk ke dalam rumah, ga mau melanjutkan perdebatan mereka yang ga penting. Haesel mengikuti Jensen dari belakang.


" Kak " sapa Joana, adik tiri Jensen. Haesel berhenti sekedar memberi salam dan mengobrol dengan Joana.

Sementara Jensen langsung masuk ke dalam kamar, seolah menganggap Joana ga ada. Sikap Jensen kepada ibu tiri dan adik tirinya memang sangat dingin dan bahkan ga pernah mau bicara dengan mereka.

" Kenapa kakak pulangnya cepat banget? " tanya Joana

" Iya. Kita ga mau berlama lama di hotel " jawab Haesel

Ketika Haesel dan Joana tengah asik mengobrol. Marvin tiba tiba datang ke ruang tengah dan ikut bergabung dengan mereka. Marvin mengambil minuman Joana dan meneguknya sampai habis.

" Kakak " pekik Joana kesal kemudian kembali ke dapur untuk mengambil minum lagi.

Haesel sempat bertatapan dengan Marvin cukup lama.

" Kenapa kamu udah kembali? " tanya Marvin

" Bukan urusan kakak " jawab Haesel ga senang.

" Gimana malam pertamanya? Dia ga lebih baik dari aku kan? " Marvin terlihat meremehkan, biarpun sebenarnya Haesel ga merasakan dia tetap harus berbohong di depan Marvin.

" Dia lebih baik, lebih lama juga ga kaya kakak " ledek Haesel.

Kehadiran Marvin membuat Haesel malas dan ingin kembali ke kamar. Dia berpamitan pada Joana lalu menyusul Jensen. Begitu masuk ke dalam kamar, Haesel mendapati  lelaki itu tengah sibuk dengan komputernya sepertinya Jensen sedang bekerja. Jadi sebaiknya dia diam dan ga melakukan apapun yang akan menganggu Jensen.

Haesel berganti baju santai dan memutuskan untuk menonton tv. Ini baru satu hari sejak menjadi istri Jensen dan hari pertama tinggal bersama keluarganya. Haesel merasa bingung apa yang harus dilakukan sebagai seorang istri. Bukankah terlalu aneh jika dia berada di kamar tanpa melakukan apapun? Haruskah Haesel keluar dan melakukan pekerjaan rumah?

" Jen aku harus apa ya? " tanya Haesel

" Maksud kamu? " Jensen menjawab tanpa berpaling dari komputer

" Melakukan pekerjaan rumah. Keluarga kamu pasti mikir aku malas atau manja "


" Ga perlu. Melakukan pekerjaan rumah bukan tugas kamu dan lagipula disini sudah banyak pekerja " Jensen menoleh dan menjawab dengan sangat tegas

" Aku ini seorang istri. Gimana bisa ga lakuin apa apa? "


" Kamu istri saya, bukan asisten rumah tangga yang harus mengurus seluruh anggota keluarga saya. Kalau kamu ingin bersikap sebagai seorang istri, urus saya saja bukan mereka " Jensen masih tetap tegas meskipun hanya istri bohongan. Jensen ga akan rela siapapun dari anggota keluarganya berani memerintah dan memanfaatkan Haesel.

HUSBAND WITH BENEFITS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang