Husband : Oh Baby

3.8K 266 18
                                    

Sementara Haesel masih terperangah dengan semua yang terjadi. Jensen sungguh menakutkan, jantungnya berasa ingin berhenti berdetak saat itu juga. Haesel sungguh ga pernah menyangka Jensen bisa semarah ini padanya.
 

Haesel berjongkok untuk membereskan album yang Jensen lempar tadi. Sebuah album berisikan foto foto Jensen dan mendiang sang ibu. Haesel sangat tahu Jensen begitu membenci Joana dan ditambah lagi orang yang ga pernah disukainya berani memegang barang pribadi miliknya. Haesel sebenarnya bisa mengerti kalau Jensen  itu bisa semurka ini namun tetap saja apa yang Jensen lakukan tadi sangatt menyakitkan.
 

Sementara Jensen pergi ke halaman belakang untuk menemui Odin. Anjing itu selalu bisa menghibur dan membuat dirinya merasa lebih baik dalam keadaan seperti ini. Hampir dua jam berada bersama Odin, akhirnya Jensen kembali ke kamar. Ga ada pembicaraan di antara mereka berdua bahkan sampai besok dan dua hari berikutnya. Jensen memang masih mengantar dan menjemput Haesel sesuai dengan janjinya namun selama perjalanan mereka ga bicara sama sekali.
 

Keadaan menjadi sangat canggung dan berbeda. Mereka tidur di ranjang yang sama dan berada di satu ruangan tanpa saling bicara. Apa cuma Haesel yang merasa ga nyaman seperti ini? Haesel ga mau tersiksa dengan keadaan ini lebih lama, dia akan mengajak Jensen bicara dan meminta maaf lagi.
 

" Jensen " panggil Haesel ketika mereka tiba di depan rumah.  Jensen  ga menoleh untuk menatapnya sama sekali.
 

" Aku minta maaf sekali lagi, aku sudah lakuin kesalahan yang  besar dan aku janji ga akan ulangi lagi. Jadi bisa  ga kita kembali kaya biasa? " lanjut Haesel. Jensen hanya mendengar tanpa menjawab lalu turun dari mobil. Dia masih ga bisa memaafkan Haesel semudah itu.
 

Bagaimana Jensen bisa ga semarah ini? Seumur hidupnya baru pertama kali ada orang yang menyalahkannya karena sikapnya selama ini. Haesel bersikap seolah dia tau semuanya saat mereka saja baru bersama.

" Kenapa kamu sendiri? " tanya Ben waktu Haesel datang sendiri ke meja makan untuk makan malam.
 

" Jensen masih bermain bersama Odin. Dia bilang dia akan menyusul nanti " jawab Haesel berbohong, Jensen ga akan bergabung dan memilih untuk makan malam sendiri nanti.
 

" Kenapa kamu ga makan? " tanya Ben kepada Joana
 

" Aku ga lapar " jawab Joana. Haesel ikut memperhatikan Joana sejak kejadian kemarin, adik iparnya itu memang berubah menjadi pendiam dan selalu terlihat murung ga seperti biasanya.
 

" Apa kamu sakit? " tanya Marvin sembari memegang kening Joana.
 

" Aku baik baik saja " jawab Joana
 

" Kamu ga baik baik aja. Mama bakal kasih tau papa apa yang terjadi"
 

Emma menceritakan kalau Joana sedih karena Jensen marah dan mengusirnya karena berani masuk ke kamar. Reaksi Ben mudah ditebak, tentu saja beliau marah dan siap menegur Jensen. Haesel sadar Emma ga menceritakan semua dengan jelas, Jensen ga hanya marah karena Joana datang ke kamar tetapi marah karena dia berani menyentuh barang berharga milik Jensen.
 

" Ma, Jensen bukan marah karena itu - " Haesel berusaha membela.

Kebetulan sekali orang yang sedang mereka semua bicarakan datang hendak mengambil minuman dingin idi kulkas. Ben langsung menyuruh Jensen untuk duduk dan mengajaknya bicara.
 

" Kenapa kamu marahin Joana karena dia datang ke kamar kamu? " tanya Ben
 

Jensen menatap Joana melalui ujung matanya sebelum menjawab pertanyaan sang ayah. " Saya ga pernah membiarkan orang lain datang ke kamar saya... "
 

HUSBAND WITH BENEFITS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang