17

2.2K 183 79
                                    

Yuk ah ramein wkkwwk


Happy reading



Jeny terbangun dari tidurnya merenggangkan otot nya yang kaku dia melihat Amelia yang masih sama.

"Pagi love," sapa nya, tetap ga ada jawaban semua hening Jeny cuma bisa tersenyum miris sampe kapan entah lah Jeny juga ga tau, bangkit dari duduknya mencium kening Amelia berlalu ke kamar mandi Jeny hari ni harus ke kantor lagi karna lagi ada kerjaan yang ga bisa di tinggalkan yang mengharuskan Jeny pergi meninggalkan Amel untuk pagi ni.

Laura sudah datang karna dia yang akan menemani Amelia hari ni selama Jeny kekantor.

"Udah mau berangkat Lo Jen?"

"Iya Ra, titip Amelia ya"

"Ya, Lo hati-hati,"

"Hm, gue pergi ya"

"Iya,"

Jeny keluar dari ruangan Amelia berjalan lesu turun ke besment

Dalam perjalanan kekantor mobil ramai jalanan macet membuat Jeny kejebak bosen di mobil nya dia membuka galeri handphone nya melihat fotonya bersama Amelia waktu Amelia masih jalani masa Kemo dan masih belum parah banget. Sekitar 1jam di jalan akhirnya sampai juga di kantor turun dari mobil masuk kantor sudah ramai karna memang Jeny sudah kesiangan sampai karna macet,

Masuk ruangan sekertaris nya keliatan sibuk sama kerjaan nya hingga tak menyadari Jeny masuk dia serius menatap laptop nya menundukkan kepalanya.

"Apa aja agenda hari ini?" tanya Jeny

"Eh Miss sudah datang, ada berapa pertemuan sama rekana bisnis dari luar kota miss"

"Ok, siapkan saja semuanya.!"

"Baik Miss"

Jeny membuka laptop nya dia ngecek kerjaan nya yang belum selasai kemarin, fokus sama laptop dia serius menyelesaikan semua biar cepat pulang dan bisa menemani Amelia lagi.

Di rumah sakit ada Sari yang baru datang nemeni Laura menunggu Amelia biar ga sepi,

"Sar.."

"Iya Ra?"

"Gue sedih liat Amelia gini trus udah mau setahun Lo, apa kita ga nyiksa dia ya?"

"Mau gimana lagi Ra, Lo tau kan Jeny ga boleh di lepas alat semuanya tiga bulan lalu Dini mau melepaskan semua nya dan merelakan Amelia pergi Jeny ga boleh dia ngamuk marah,"

"Iya si Sar, tapi gue mikir mereka sesama tersiksa jadinya kalau gini gue ga tega" ucap Laura sudah meneteskan air matanya.

"Gue juga kepikirn gitu Ra, tapi mau gimana lagi" jawab Sari yang juga mulai bergetar suaranya.

Sari Laura saling peluk mereka menangis bersama rasanya sakit melihat keadaan Amelia yang ga ada perubahan mereka mngingat dulu Amel orang yang ceria lucu, selalu membuat mereka tertawa karna ulah dia yang kadang konyol.

Ceklek

Suara pintu di buka dini masuk dia kaget saat melihat kedua sahabat adeknya manangis

"Hei kalian kenapa?" Tanya Dini panik dia melihat Amelia dengan cepat ternyata aman. Dia lega

"Kalian bikin gue panik aja njir, kalian kenapa?"

"Kita hanya kangen sama Amel aja Din," sahut Sari, hanya senyum pahit yang nampak di bibir Dini ya memang kangen sama Amelia dia juga begitu kangen sama adeknya yang selalu bikin suasana rame kalau ada dia,

"Sama gue juga kangen dia," jawab Dini lirih air mata menetes di pipi nya menatap nanar adeknya yang terbaring lemah di ranjang sudah mau setahun ini tak ada perubahan,

STADIUM AKHIR (JENMEL) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang