Douchebag #31 (FLASHBACK)

20K 831 35
                                    

Writing this chapter since: 6 April 2015

Weyy komenlah cerita aku ini aku butuh pendapat ahoyyyy
__________________

Douchebag #31 (FLASHBACK)

__________________

(Dua tahun yang lalu)

WENDY

Flashback

“Roland! Aku mohon, Roland!”

Dengan sekuat tenaga aku mengejar Roland dari kamarnya sampai ke luar rumahnya yang besar, butuh tenaga ekstra untuk melakukan itu tapi semua ini demi kebaikan pacarku sendiri. Dia sedang bingung dan sedih, dia sedang berpikir di luar kepala... jangan sampai dia benar ingin melakukan itu.

Aku meraih tangan Roland dan menggemgamnya seerat mungkin agar tidak lepas. Roland mencoba melepaskan genggaman itu untuk segera menaiki motornya.

“Wendy, lepaskan.” perintahnya dengan suara dingin. Tapi aku tidak akan pernah membiarkan Roland pergi sebelum dia mengubah keputusan gilanya itu.

“Roland, kumohon jangan lakukan ini. Aku tahu kau tidak brengsek. Kita bisa menyelesaikan ini baik-baik.”

Bisa kulihat sepasang mata cokelatnya yang sudah bengkak semenjak tiga hari yang lalu mengeluarkan buliran air mata lagi. Aku bisa merasakan kehilangan Roland yang mendalam karena aku juga merasakan hal yang sama. Bagaimanapun dia telah kuanggap sebagai adik kandungku sendiri.

“Nyawa harus dibayar dengan nyawa, Wendy. Aku tak terima dia hanya minta maaf dan sok merasa bersalah karena telah menabraknya. Dan dengan itu aku juga ingin dia merasakan bagaimana kehilangan adik yang dia cintai.”

Air mataku kembali tumpah mendengar Roland mengatakan semua itu dengan penuh kepastian. Tak bisa kubayangkan pria yang sangat kucintai bisa berakhir sekejam ini. Roland yang kukenal adalah seorang laki-laki yang baik dan penyayang, tetapi yang sekarang berdiri di depanku adalah seorang monster yang siap membunuh seseorang.

“Tapi itu hanya sebuah kecelakaan, Roland. Kau harus tahu manusia pasti berbuat kesalahan!” teriakku dengan kencang di depan wajahnya, “Aku tahu kau itu pemaaf. Ricky pasti juga tidak akan senang melihatmu melakukan ini.”

“Aku tahu. Tapi aku hanya butuh keadilan.” balasnya dengan nada dingin, “Maafkan aku, Wendy.” Dengan itu Roland mencium puncak kepalaku dan aku, dengan bodohnya, melepaskannya begitu saja dan membiarkan dia melaju pergi dengan motornya.

Pikiranku masih tertuju pada Yessa. Aku harus menunda untuk datang ke pesta ulang tahun sahabatku karena aku punya firasat buruk tentang Roland. Dan saat aku kemari, Roland dengan tiba-tiba saja mengatakan padaku bahwa dia ingin membunuh adik dari orang yang telah menabrak Ricky – adiknya. Roland sudah mulai kehilangan kewarasan.

Jeremy Carson, seorang polisi muda, walaupun dia yang tidak sengaja telah menabrak Ricky. Dan adik Jeremy tak lain adalah pacar Yessa... Jerry. Itulah yang kutakutkan semenjak tadi. Bagaimana jika Yessa sedang bersama Jerry sekarang? Setahuku Jerry adalah pembalap motor liar, dan itu bisa jadi kesempatan emas Roland untuk membunuh pria tidak bersalah itu. Aku harus segera menghentikan Roland.

Aku segera memasuki mobilku dan melaju secepat mungkin menuju area balapan liar di kota kami. Aku tidak boleh terlambat, aku harus segera menghentikan Roland dari melakukan hal kejam semacam itu. Dan semoga saja Yessa tidak di sana, dia tidak boleh tahu tentang rencana Roland.

17 menit kemudian aku sampai di sana. Kulihat dari balik jendela kaca mobil orang-orang berlarian terbirit-birit ke tengah-tengah jalan dengan wajah panik. Apa jangan-jangan... aku terlambat.

Mr. & Ms. PopularTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang