Writing this chapter since: 3 May 2014
i'm back guys
Song of this chapter: Not Now - Kimmi Smiles (Acoustic)
_______________
Douchebag #20
(Not edited)
_______________
YESSA
Pikiranku kembali melayang pada peristiwa malam sempurna yang terjadi kemarin malam. Ya, malam itu begitu sempurna. Aku bahkan tidak tau jika ciri-ciri kencan seperti itu masih ada di kehidupan nyata, biasanya aku hanya membacanya di buku. Tapi kali ini begitu nyata. Bahkan pria sempurna yang hanya terdapat di dalam buku pun nyata. Dan kenyataannya pria itu adalah pacarku!
Semua ini penuh dengan kenyataan.
Kecuali satu hal yang tak terjadi. Biasanya di setiap kencan selalu ada ciuman bagi pasangan itu. Tetapi malam itu berbeda. Kupikir Roland akan menciumku saat wajah kami sudah sangat dekat sekali, tinggal beberapa inchi saja mungkin bibir aku dan dia akan saling menyentuh.
Ternyata dia hanya mengecup pipiku. Tapi itu cukup untuk membuatku senang dan kodok-kodok di dalam perutku melompat-lompat tak berhenti. Sentuhannya selalu membuat bulu kudukku berdiri.
Aku tidak tau. Apa aku suka padanya? Maksudku, aku memang suka padanya; matanya, tawanya, godaannya, oh jangan lupa senyumnya... tetapi apa sekarang aku sudah menyukainya lebih dari itu? Apa ada perasaan yang mulai tumbuh? Ugh, ini semua benar-benar membingungkan!
Aku hanya takut jika aku benar-benar suka padanya, tetapi dia tidak menyukaiku balik seperti perasaanku padanya... Oh pasti itu sangat menyakitkan sekali semenjak kenyataannya dia hanya mau jadi pacarku untuk sekedar 'eksperimen'.
Tuk!
Kepalaku terasa terkena batu. Ada yang melempar batu ke kepalaku! Dasar! Rrgh, kenapa selalu saja ada orang yang suka sekali memotong pemikiran kerasku.
"Kalau melamun terus nanti kesurupan," kata Julian, dia masih melihat ke arah tv. Di tangannya ada sekotak sereal Kellog's. Ia mengambil beberapa pieces sereal dari dalam sana dan langsung memasukannya ke mulut, tanpa dituangi susu!
Aku mendengus sebal sebagai balasannya. Ternyata dia melempariku dengan sereal.
"Kau mau?" tawar Julian, menyodorkanku kotak Kellog's itu. Haruskah aku mengambilnya? Ugh tapi aku lapar. Eits... tidak Yessa. Kau tidak boleh berbagi barang dengan Julian.. Nanti bisa terkontaminasi... Ya, aku harus menolak.
Aku lebih memilih membuang muka dengan sombong lalu memasukkan tanganku ke dalam kotak itu dan mengambil segenggam sereal. Kellog's is the best!
Bisa kurasakan Julian menyeringai lebar walaupun suara kriuk-kriuk terdengar saat dia mengunyah.
"Jadi bagaimana kencanmu tadi malam?" tanyanya, masih tidak menoleh dan masih juga mengunyah.
"Bagus," jawabku datar.
"Apa si brengsek itu sudah menciummu? Atau kalian sudah melakukan lebih dari itu?" Kali ini Julian benar-benar melihat ke arahku dengan sebuah senyuman nakal di wajahnya, ia malah mendekatkan kepalanya sambil bermain dengan kedua alis matanya.
Entah apa sebenarnya yang merasukiku tapi mata biru itu... Mata biru sebiru kolam renang Piscine Molitor itu sangat, sangat, sangat menusuk ke jiwaku. Ugh, aku jadi berlebihan. Dan sekarang aku malah tenggelam di kolam renang bola mata itu dan tidak kembali lagi. Sampai-sampai aku lupa menanggapi Julian yang bilang Roland "si brengsek" dan pertanyaan bodohnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. & Ms. Popular
Teen FictionAwalnya memang hanya sebatas rencana jahat dan eksperimen belaka, namun seiring mereka semakin bersama, cinta itu mulai tumbuh di antara mereka . . . seiring pula rahasia gelap terkuak satu per satu. Akankah mereka bisa mempertahankan cinta itu? All...