Writing this chapter since: 15 November 2014
Coba deh kalian perhatiin baik, pernahkah kalian berpikir bahwa sebenarnya Louis Tomlinson dengan janggut tipis membuatnya sedikit terlihat seperti pedofil? Tulis jawabanmu di komen.
________________
Douchebag #28
(Not edited)
_________________
YESSA
Sudah tiga hari semenjak kompetisi pemandu sorak itu, aku tidak pernah melihat atau mendengar kabar dari Roland lagi. Dia tidak masuk sekolah, ponselnya mati, dan teman-temannya juga tidak tahu dia dimana, mereka bilang Roland belum pulang ke rumah mereka semenjak ulang tahun Ryan.
Aku jadi khawatir, kira-kira dimana Roland? Apa dia sakit? Kenapa dia tidak menghubungiku? Aku belum mengecek rumah keluarganya, mungkin dia masih di sana? Ya! Mungkin dia masih di sana! Ya ampun kenapa hal itu tidak terpikirkan olehku dari kemarin. Hmm, tapi rumah keluarga Michaels itu kan jauh sekali, lebih baik aku suruh saja Julian untuk mengantarku.
Tunggu dulu,
Aku lupa kalau Julian sudah pulang ke tempat asalnya. Rrh, hal seperti ini selalu saja terjadi. Kadang-kadang aku merasa kalau Julian itu masih ada di rumah. Dasar Julian pembohong! Dia bilang dia akan menelponku tapi mana buktinya? Dia belum ada menghubungiku sama sekali, bahkan tidak ada mengirim satu pesanpun. Grr, Julian idiot! Pembohong! Wajah alien! Lihat saja jika dia menelponku nanti, bersiap untuk kena gangguan pendengaran. Hahahaha, aku kedengarannya kejam sekali.
Aku berkendara ke rumah keluarga Michaels dengan mobilku. Untung saja Mom dan Dad lagi keluar dan katanya akan pulang terlambat, jadi aku bisa sepuasnya keluar malam ini. Jarak rumah itu dari rumahku sangat jauh sekali, kalau tadi aku sampai lupa arah jalannya, mungkin aku sudah tersesat. Memang Yessa punya ingatan yang sangat baik sekali.
Setelah serasa beberapa dekade dan ternyata aku hampir tersesat di tengah jalan, akhirnya aku sampai juga di kawasan perumahan elit tempat dimana keluarga Michaels tinggal. Kupikir aku sudah ingat dengan pasti arah jalur perumahan ini, ternyata tidak. Aku sudah membuang bensin mobilku dengan sia-sia karena harus berputar-putar mencari perumahan ini. Tapi tidak apalah, niatku ingin bertemu dengan Roland, bukan mengkhawatirkan soal bensin mobil.
Kalau jalan ke rumah Roland di area perumahan ini aku sudah hafal. Rumah putih besar keluarga Michaels sudah nampak di depan mata dan aku memarkirkan mobilku di depan rumah itu -- ehm, sembarangan.
Tanpa berpikir lagi aku segera melangkahkan kakiku ke depan pintu kayu raksasa itu. Sebelum mengetuknya kutarik nafas panjang dan berharap untuk yang terbaik bahwa Roland ada di rumah ini. Setelah kuketuk beberapa kali, ternyata Ny. Michaels sendiri yang membuka pintunya. Wajahnya terlihat terkejut dengan kehadiranku tetapi seketika raut wajah itu terganti oleh senyuman yang lebar.
"Yessa!" Ny. Michaels segera memberiku pelukan hangat yang dengan senang hati kubalas. "Akhirnya kau datang. Apakah kau ingin mencari Roland?" tanyanya. Seketika aku merasa tidak enak karena niatku datang kemari hanya ingin mencari Roland saja.
"Iya.." jawabku sembari tersenyum lemah.
"Oh, kalau begitu ayo masuk."
Aku memasuki rumah besar itu untuk yang kedua kalinya, tapi kali ini dipimpin oleh Ibunya sendiri dan itu membuatku terasa agak spesial. Maksudnya, aku menjalankan hubungan yang cukup baik dengan keluarga Roland.
Saat aku sudah mencapai tengah-tengah rumah itu, mataku menangkap sebuah foto keluarga Roland yang dipajang sangat besar. Tapi yang membuatnya agak janggal adalah, ada seorang anak laki-laki sekitar umur 9 tahunan di sana dan wajahnya sangat persis dengan Ny. Michaels. Kukira Roland hanya mempunyai adik satu yaitu Ryan, tapi kenapa aku tidak pernah melihat yang satu ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. & Ms. Popular
Fiksi RemajaAwalnya memang hanya sebatas rencana jahat dan eksperimen belaka, namun seiring mereka semakin bersama, cinta itu mulai tumbuh di antara mereka . . . seiring pula rahasia gelap terkuak satu per satu. Akankah mereka bisa mempertahankan cinta itu? All...