Writing this chapter since: 26 Januari 2013
Cerita ini didedikasikan untuk @teddybrooke yang udah buatin cover keren ini. And oops! I forgot to tell her my real username :P But still thank you!
Julian di multimedia >>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> a.k.a Matt Lanter!
Kayaknya mulai dari sekarang aku bakal kasih 'song of the chapter' di setiap babnya. Lebih keren aja gitu hohohohohhoho.
Bella E. <3
_______________
Douchebag #13
(Not edited)
_______________
YESSA
25 minutes.
25 fuckin' minutes.
"Aku benar-benar tidak sabar menunggu Uncle dan Aunty pulang. Aku hanya ingin mendekapmu ke tubuhku pada malam hari nanti." bisik Julian lagi dengan nada menggoda di samping telingaku untuk yang ke 71 kalinya. Nafas hangatnya benar-benar menggelitik, tetapi perkataannya... grr, Benar-benar menyebalkan!
{FLASHBACK}
"I think we will be a good partner, in bed." Ujar Julian sambil menyeringai. Wajahku seketika memerah mendengar perkataannya, benar-benar menjijikkan! Dia sama sekali tidak punya rasa malu— oh ya, aku lupa kalau dia Julian Grems, seorang laki-laki yang sama sekali tidak punya rasa malu! Ternyata dia memang tidak pernah berubah dari dulu, selalu saja menyebalkan.
"S-siapa bilang k-kau akan t-tidur denganku!" balasku kegagapan. Julian tertawa renyah lalu mulai duduk di sofa. Aku memperhatikan seluruh gerak-geriknya, diam-diam hatiku mengatakan harus berwaspada pada cowok di depan ini.
"Hey, ambilkanku es sana. Hidungku masih sakit karena tonjokanmu itu." Perintahnya sambil mengusap-usap hidung mancungnya yang sudah tak terlihat merah lagi. Kukutuk kaki bodohku ini, mereka mulai melangkah sendiri menuju kulkas dan mengambil es yang sedang bersantai di dalam sana.
"Wow! Bokongmu terlihat sangat yummy." Godanya dari sofa sana. Aku menggemgam erat karena geram es kristal yang ada di tanganku, sama sekali tak mempedulikan betapa mematikannya dingin es itu, tak akan akan mampu karena darahku lebih panas 10x lipat.
Aku berjalan kembali ke arah Julian yang sedang menatapku dari atas sampai bawah seperti sedang menatap daging segar. Dengan cepat aku langsung mendorong es kristal besar itu ke wajah Julian yang membuatnya berteriak, entah karena kaget, kedinginan, atau kesakitan.
"Ouch! What the heck??" Bentaknya sambil menatapku seakan kepalaku sudah tumbuh menjadi 2. Aku melotot ke arahnya lalu memutar bola mataku. Julian memang pantas mendapatkannya.
"Itu balasan untuk orang sepertimu." kataku mencoba terdengar cuek.
"Orang sepertiku? Apakah yang kau maksud orang normal sepertiku yang menyukai dada dan bokong indah milikmu itu?"
Entah apa yang membuat kalimat terakhir Julian membuat darahku makin memanas dan memanas dan akhirnya tanganku menyambar untuk menjambak rambut hitam halusnya. Tak lupa tanganku juga mencakar-cakar wajahnya itu. Aku benar-benar seperti seorang Gorilla tua yang mengamuk sekarang!
"Yeshie! Stop it! Stop it! Shit!" Teriak Julian, tangan kekarnya mencoba untuk menghentikan gerakanku, tapi sayangnya... aku kalah. Tangan raksasa Julian mencengkram keras tangan kecilku, membuatku meringis kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. & Ms. Popular
Teen FictionAwalnya memang hanya sebatas rencana jahat dan eksperimen belaka, namun seiring mereka semakin bersama, cinta itu mulai tumbuh di antara mereka . . . seiring pula rahasia gelap terkuak satu per satu. Akankah mereka bisa mempertahankan cinta itu? All...