“SATU DIET SODA.”
“Dua sekalian.”
Mendengar suara Taehyung, Yoona memutar tubuhnya. “Apa yang kau lakukan di sini?”
“Beli soda,” ujarnya sambil tersenyum santai.
“Dan minta sekantong popcorn juga, ya.”
Pria di balik stan makanan memberikan pesanan mereka sambil terus menatap Taehyung. “Rasanya aku mengenalmu.”
Taehyung tersenyum lebar. “Mungkin kau memang mengenalku.”
Pria itu memperhatikan wajah Taehyung sambil menghitung uang kembalian Taehyung.
Yoona berusaha untuk membayar sendiri minumannya, tapi tangannya ditahan di balik konter.
“Oh, ya ampun, betul,” ujar pria itu sambil tertawa terbahak-bahak. “Kau bekerja di Walmart, kan? Di bagian peralatan olahraga?”
Senyum Taehyung memudar, tapi hanya separo. “Benar. Kau memegang tim yang mana?”
“Tim Tornadoes.”
“Sama dong. Trims.” Taehyung lalu menuntun Yoona keluar antrean dan berjalan menuju landaian beton yang menuju ke gelanggang olahraga sekolah.
Tawa Yoona meledak.
“Diamlah,” gerutu Taehyung. Hal itu cukup sering terjadi untuk membuatku tetap rendah hati.”
Pria itu sama sekali tidak tampak rendah hati. Ia tampil sebagai seorang penguasa dunia. Ia mengenakan celana pendek, kaus biru AL yang membentuk tubuhnya yang bidang, topi NASA, dan kacamata pilot yang membuatnya menjadi pusat perhatian. Berjalan di sisinya, Yoona melihat beberapa kepala menoleh ke arah Taehyung baik karena mengenal maupun hanya mengagumi pria itu.
“Terima kasih atas minumannya.”
“Sama-sama. Mau popcorn?”
“Tidak, terima kasih.”
Karena kedua tangannya penuh, Taehyung mengguna kan mulutnya untuk langsung mengambil popcorn-nya. “Aku mendapat surat lagi,” ujarnya tenang sambil mengunyah.
“Benarkah?”
“He-eh. Hari yang sama waktu aku bertemu denganmu. Mau duduk di mana?”
“Di bawah sana, yang penuh orang pakai baju biru dan hitam.” Yoona menganggukkan kepalanya ke sebuah bagian di gelanggang tempat para pendukung bersorak-sorai dengan meriah.
Taehyung menepi agar Yoona dapat menduluinya menuruni tangga. “Apa isi surat itu?” tanyanya sambil menengok ke belakang.
“Kurang-lebih sama. Nanti saja kita membahasnya. Setelah pertandingan selesai.”
“Kupikir karena kau tidak menelepon atau datang keesokan harinya—”
“Kau takkan melihatku lagi?”
“Ya,” jawab Yoona terus terang.
“Lalu, kau merasa senang atau sedih?”
“Aku tidak tahu.”
Yoona merasa gamang ketika hari demi hari berlalu tanpa Taehyung mencoba menghubunginya lagi. Di satu sisi ia merasa sangat lega. Di sisi lain ia tidak sang gup membayangkan tidak dapat bertemu dengan pria itu lagi.
Masih ditambah dengan kekecewaan Haru yang harus diatasinya saat tokoh idola anak itu tidak meneleponnya untuk menindaklanjuti pertemuan pertama mereka.
“Bagaimana kalau kita duduk di sini?” tanya Taehyung, mengarahkan Yoona ke sebuah deretan kursi.
“Boleh.”

KAMU SEDANG MEMBACA
Long Time Coming - Taehyung Yoona Version
RomanceTaehyung-Yoona Version Original Story by Sandra Brown credits by readnovelsblog.wordpress.com Don't forget to vote✨