Part 27 END

423 38 15
                                    

Hi readers ✨
This chapter is the last part of the story.
So, happy reading 🥰

____

Tenggorokannya terasa perih dan tercekat oleh emosi. Ia nyaris tidak dapat mengeluarkan suaranya.

“Lagi pula dalam dua tahun dia bakal pergi kuliah kok."

Yoona menundukkan kepalanya. “Aku tidak sepenuhnya egois, kau tahu. Sejak Yuri memberitahuku dia sedang hamil, aku menginginkan bayi itu karena aku menginginkan seseorang untuk dicintai, seseorang yang akan membalas cintaku. Seorang anak yang kubesarkan, dan akan mencintaiku dengan sendirinya."

“Yuri memonopoli perhatian orangtuaku walaupun itu perhatian negatif. Dia membuat orangtuaku lelah. Mereka hanya memiliki sedikit energi untuk dicurahkan padaku. Jadi aku membutuhkan Haru sebesar dia membutuhkanku.”

Ia menengok ke belakang, menatap Taehyung.

“Tapi dia sudah tidak membutuhkanku untuk mengurusnya lagi. Dan aku tidak bisa membebaninya dengan tanggung jawab untuk membuatku bahagia, memenuhi kebutuhanku. Aku tidak akan melakukannya.”

“Aku terpaksa harus menyela,” ujar Taehyung.
“Apakah kau tidak terlalu keras pada dirimu sendiri?”

“Aku tidak berusaha terdengar seperti seorang martir. Jangan berpikir aku melihat diriku seperti itu. Seharian aku mempersiapkan pidato ini. Setiap kata yang kuucapkan adalah ungkapan hatiku. Tolong biar aku selesaikan. Masih ada yang lain.” Taehyung memiringkan kepalanya, menyuruhnya melanjutkan.

“Apa yang terjadi pagi ini….”

“Hmm?”

“Ada beberapa alasan mengapa hal itu sampai terjadi.”

“Yang pasti pemanasannya bagus.”

“Taehyung, tolong.”

“Maaf.” Taehyung melambaikan tangannya dengan tidak sabar.

“Aku merasa sangat sedih atas kematian ibuku. Tidak berdaya, kau tahu. Seperti bertanya-tanya apa gunanya hidup ini kalau harus berakhir dengan memelas seperti itu?”

“Aku mengerti. Kau membutuhkan kontak dengan manusia lain, dan penegasan bahwa hidup ini memang memiliki arti.”

“Ya,” ujar Yoona, diam-diam merasa terkejut karena Taehyung dapat memahaminya dengan baik dan mampu menyuarakan apa yang dirasakannya. “Tepat. Dan—”

“Masih ada lagi?”

“Saat itu aku sangat emosional.”

“Kau mencari suatu cara untuk menyalurkan emosimu. Dan penyaluran puncak kepedihan emosi dan fisik itu adalah seks.”

“Benar,” ucap Yoona pelan.

“Sudah selesai?” tanya Taehyung, bergerak mendekatinya.

“Ya.”

“Pembohong.”

Kepala Yoona langsung terangkat. “Apa?”

“Kau berbohong. Ada alasan lain yang membuatmu bercinta denganku.” Taehyung mengangkat dagu Yoona dengan jari-jarinya.

“Kau mencintaiku. Benar kan, Yoona?”

Yoona menelan ludah, membasahi bibirnya, dan berkedip. “Ya, kan?” ulangnya.

Yoona memejamkan matanya dan menganggukkan kepalanya.

“Akulah bajingan tolol yang membuatmu patah hati.”

“Kau tidak melakukannya dengan sengaja,” ujar Yoona, membuka matanya yang berair.

“Kau hanya membuatku tidak bisa mencintai laki-laki lain. Bahkan aku sendiri tidak tahu bahwa cinta monyet seorang remaja bisa bertahan sampai selama ini.”

Long Time Coming - Taehyung Yoona VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang