▪︎ Tiga menit setelah kejadian
"Ini buruk sekali, astaga" ucap ayah jimin sambil memapah yoongi bersama jisung menuju kearah kamar mandi
"Jisung, ayo cepat bawa dia kepancuran"
"Jimin, kamu pergilah" lanjut sang ayah mencoba menahan amarahnya
"Ayah tempatnya di sebelah kiri" ucap jimin masih terus mengikuti dari belakang
"Baik, PERGILAH" ucap sang ayah dengan menaikkan nada bicara di akhir kalimatnya
"Ji, biar mereka aja, kamu tenanglah ji" ucap dong min sambil menarik tangan jimin
"Tapi itu tugasku dong min-ssi" ucap jimin sambil mencoba melepaskan genggaman tangan dong min
.
."JANGAN LAKUKAN INI PADA JIMINKU" ucap ayah jimin meluapkan semua amarah nya kepada yoongi
"HEI, ADA APA DENGANMU YOONGI?" tanya ayah jimin masih dengan meninggikan suaranya sambil meremat jas serta kerah kemeja yoongi
"Jisung, kita biarkan saja dia di sini, agar dia bisa sadar dengan apa yang telah dia lakukan terhadap anakku" lanjutnya sambil melepaskan rematan tangannya pada jas depan yoongi, kemudian ia menyalakan keran air pada shower untuk mengguyur seluruh tubuh yoongi disana
Setelahnya baik ayah jimin maupun jisung pergi meninggalkan toilet tersebut
Selang satu menit kemudian, dengan nafas yang terengah jimin berlari untuk menghampiri yoongi
Ia segera mengangkat tubuh yoongi kemudian memeluk tubuh suaminya itu, jimin tidak perduli lagi akan baju maupun tubuh nya yang ikut basah kuyup karena derasnya aliran air dari shower yang mengalir diatasnya
"Hubby hiks hiks.... sayang hiks hiks" ucap jimin saat sampai tepat disamping yoongi
"Apa kamu punya nomor kak yunho?" tanya yoongi entah kepada siapa
"Yoongi, sayang....kamu harus duduk" ucap jimin membantu yoongi untuk mendudukkan dirinya ditengah kucuran air shower
"Jangan sampai kamu tidak bisa bernafas sayang, ayo duduklah" ucap jimin lagi masih dengan tangisan kecilnya, kemudian meraih keran air untuk mematikkannya
"Ji maaf, aku minum terlalu banyak" racau yoongi masih menutup matanya
Jimin mencoba membuka beberapa kancing atas yoongi untuk memudahkan nafasnya
"Mi, you okay?" tanya jungkook sedikit berteriak dari arah luar pintu
"Y-yaa hiks hiks..., i'm fine kook hiks..., he's fine too hiks hiks..." teriak jimin disela tangisannya masih sambil terus membukakan kancing atas kemeja yoongi
¤¤¤
• Dua Bulan kemudian
Sudah hampir dua bulan yoongi berada di tempat rehabilitasi, setelah kejadian buruk waktu itu, keesokan harinya yoongi segera dibawa ke psikiater dan mereka menyarankan agar yoongi berada di tempat rehabilitasi untuk sementara waktu
Pada awalnya Jimin sempat keberatan akan usul itu, namun mengingat jika ini demi kebaikan serta kesembuhan yoongi, maka dengan berat hati iya menyetujui usul itu
Dan terhitung sudah hampir lima puluh lima hari jimin belum sempat mengunjunginya lagi
Yoongi menjalani hari - harinya dengan cukup baik disini, karena dia juga memiliki keinginan untuk sembuh, maka dia mengikuti berbagai kegiatan dan mencoba untuk menyibukkan dirinya dengan berbagai hal positif yang ada disini
"Semuanya sudah bawa jurnal, serta tugas kalian" ucap Minhwa selaku psikiater sekaligus tutor yang ada di tempat rehabilitasi ini
"Hei, yoongi" panggil minhwa saat melihat yoongi baru memasuki kelasnya
"Maaf aku terlambat" ucap yoongi dengan sedikit membungkukkan tubuhnya
"Lain kali kamu tidak boleh terlambat yoongi, dan ini untuk terakhir kalinya oke" ucap minhwa dengan nada bicara yang santai, namun terdengar cukup tegas
"Aku paham, maaf" ucap yoongi kemudian mendudukkan diri dibangkunya
"Bagus, mana jurnalmu?" tanya minhwa kepada yoongi
"Astaga aku lupa, jurnalnya ada dikamarku" ucap yoongi kemudian hendak bangkit dari duduknya
"Tidak, tidak....tidak perlu, ayo duduklah" ucap minhwa dengan gestur menyuruh yoongi untuk duduk kembali
"Jangan ada yang terlambat lagi, paham?" ucap minhwa kepada yang lainnya, yang dibalas dengan anggukan kepala
"Yoongi" panggil minhwa menatap yoongi
"Ya?"
"Kau ingin mengatakan sesuatu?" tanya minhwa kepada yoongi
"Aku bersyukur berada disini dan aku mencoba untuk menyembuhkan diriku" ucap yoongi dengan menundukkan pandangannya
"Aku Min Yoongi, seorang alkoholik...." ucap yoongi menjeda kalimatnya sambil menutupi wajahnya dengan sebelah tangannya
"Hei, yoongi" panggil minhwa dengan pelan
"Dan seorang pecandu" lanjut yoongi kemudian sedikit memijat keningnya
.
.• Dilain tempat, 09 : 03 AM
Pagi ini jimin sedang sarapan bersama ayahnya seperti hari - hari sebelumnya, ya..setelah yoongi masuk ke rehabilitasi jimin memilih untuk tinggal bersama sang ayah
"Ini semua salah ayah" ucap ayah jimin memecah keheningan diantara keduanya
"Ayah hanya manusia biasa, jadi ayo makanlah" ucap jimin sambil memberikan beberapa potong daging diatas nasi ayahnya
Sedangkan ayahnya masih saja melamun dan enggan untuk memakan sarapannya
"Ayah" panggil jimin sambil memotong daging di piringnya
"Berapa kali ayah mengantar dan menjemputku saat aku les bernyanyi di tempat bibi song dulu? dan berapa kali ayah rela meminjam ruang tari bibi lee untukku?" tanya jimin menatap ke sang ayah
"Terus berapa kali ayah duduk didepan kamarku saat aku mencoba untuk belajar menulis lagu?" Lanjutnya sambil memegang tangan ayahnya
"Selalu... tapi nak-"
"It's okay yah, itu udah lebih dari cukup, lagi juga ini bukan salah ayah, hmm" ucap jimin dengan senyuman kecilnya sambil mengelus punggung tangan sang ayah
"Kau orang terbaik di dunia nak" ucap sang ayah ikut mengusap punggung tangan jimin dengan senyum kecilnya
To be continued......
Terima Kasih ya bagi yang sudah mau meluangkan waktu untuk membaca cerita ini
Jangan lupa saran, komentar, beserta vote nya yaa😊
Jadilah pembaca yang bijak dan aktif, pelase don't be silent reader, karna keaktifan kalian terutama dalam memberikan saran akan mempengaruhi perkembangan suatu karya tulis
KAMU SEDANG MEMBACA
'별' (The Star) ✔
Short StoryDisepanjang gelapnya malam pasti akan ada satu bintang yang menemani, begitupun dengan cahaya sinar yang dipantulkannya, dimana setiap bintang yang harusnya bersinar maka ia pasti akan bersinar pada waktunya nanti