Lima Hari Kemudian ~
Sudah terhitung lima hari yang lalu yoongi pergi meninggalkan jimin untuk selamanya, jimin sendiri pun kian terus mengurung diri dirumahnya
Setiap hari, bahkan setiap waktu ia terduduk didepan piano kesayangan milik yoongi, memencet tuts itu dengan random, dan sesekali memainkan nada musik kesukaan yoongi nya
¤¤ Flashback on ¤¤
Setelah mendapat kabar dari salah seorang suruhan haneul, para staff bahkan dong min memberi tahu jimin secara perlahan, agar jimin tidak terlalu terkejut
Selama perjalanan pulang menuju rumahnya minha dengan setia terus berada disamping jimin, mencoba menenangkan serta merangkul jimin yang hanya terdiam dengan pandangan kosongnya
Jimin tidak menangis, ia hanya diam bahkan beberapa staff sempat bingung akan reaksi serta respon yang jimin berikan tadi
Jimin masih tidak percaya dengan berita yang ia dengar tadi, pikiran serta jiwanya pergi entah melayang kemana, ia hanya bisa terdiam dengan tubuhnya yang terasa sangat lemas
Sampai tiba didepan rumahnya jimin melihat ada beberapa mobil polisi serta ambulance dan juga jungkook maupun taehyung yang sudah berdiri di depan halaman rumahnya dengan air mata yang terus mengalir
Jimin berjalan secara perlahan menghampiri jungkook dengan air mata yang mulai mengalir membasahi pipinya
"Mi...." ucap jungkook dengan lirih kemudian memeluk jimin
"Kook, ada apa..." ucapnya lirih "kenapa disini rame banget" lanjutnya dengan pelan namun air mata terus mengalir dari netra cantiknya
"Mi...Yoongi-" jungkook tidak sanggup melanjutkan kalimatnya
"Tae, yoongi mana? kenapa kalian nangis,hm?" tanya jimin melepas pelukan jungkook sambil menatap kearah kedua sahabatnya secara bergantian
"Kalian kenapa gak masuk?" tanya jimin dengan lirih kepada kedua temannya
"Masuk yuk... kita makan bareng, yoongi pasti seneng deh kita kumpul kaya waktu itu, yuk masuk yuk"
"Oh ya, tadi sebenernya gue mau mampir dulu buat beli kue favorit yoongi, tapi hiks....hikss tapi pake han gak mau berhenti hiks...hiksss" racau jimin demgan lemah kemudian menangis dengan pilu
"Mii..." panggil kedua temannya
"Yoongi jahat tae...kook... dia janji mau dateng hiks hiks....t-tapi...tapi hikss...."
"Mi sshhhh..." kata taehyung semakin mengusap punggung sahabatnya itu, mencoba untuk sedikit menenangkannya
"Gue harus marahin dia kan tae ya hikss... iya kan kook hiks...hiks.." ucap jimin menatap kearah kedua temannya secara bergantian
"B-biarin aja hiks...g-gue hiks....gue gak mau dicium selama sebulan sama dia hikss...hikss..."
"Mi...ssshhh....udah ya"
"Tae...itu mereka bawa siapa? kenapa wajahnya ditutup?" tanya jimin menatap kearah beberapa pegawai rumah sakit yang sedang membopong tubuh yoongi yang sudah tidak bernyawa itu
"TAEHYUNG, JUNGKOOK JAWAB GUE DONG" ucap jimin mulai menaikkan nada bicaranya
Merasa tidak mendapat jawaban dari kedua sahabatnya, jimin segera berlari menghampiri jasad tersebut, kemudian di bukanya kain putih yang menutupi seluruh tubuhnya itu
Seketika jimin jatuh terduduk, kakinya total melemas, bahkan ia sudah tidak sanggup lagi untuk menopang berat tubuhnya itu
Di dua detik berikutnya jimin mulai menangis histeris disana, sambil sedikit memekikkan kalimat
KAMU SEDANG MEMBACA
'별' (The Star) ✔
Короткий рассказDisepanjang gelapnya malam pasti akan ada satu bintang yang menemani, begitupun dengan cahaya sinar yang dipantulkannya, dimana setiap bintang yang harusnya bersinar maka ia pasti akan bersinar pada waktunya nanti