[EMPAT : REANDRA]

1.3K 165 8
                                    

Sudah satu bulan berlalu dan kini Yudha berada di tahap akhir pemotretannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah satu bulan berlalu dan kini Yudha berada di tahap akhir pemotretannya. Yudha sekarang jadi pribadi yang lebih kalem, percaya gak percaya tapi itu bener adanya. Sejak ucapan Yudha yang dia mau pergi ke gunung everest dan berakhir di ceramahin Tio abis-abisan akhirnya Yudha terbuka mata batinnya.

Dia udah paham sama yang di maksud oleh Junne, Gunung Everest itu adalah Bapak Namdera, alias Papa Jonne. Beliau adalah seorang Jendral Angkatan Darat yang memiliki dua anak manis. Yudha sekarang sedang dalam tahap belajar mengambil hati anaknya, tapi kata Taen dia bisa ngambil hati bapaknya sekalian biar cepet beres.

Tahap pertama untuk meyakinkan Bapak Namdera dan ayang Winata tercinta adalah menjadi kalem.

Yap, Yudha udah berusaha selama satu bulan ini menjadi orang yang kalem, ramah dan kharismatik. Berterimakasih lah pada Mas Tian, Dimas, Tio dan Tenara. Mereka bener-bener bantuin Yudha buat dapetin hati Winata. Taendra juga bantu sih, cuma dia minta imbalan.

Pokoknya gimana pun caranya nanti, kalau Yudha berhasil jadian sama Winata maka Taendra juga harus bisa jadian sama Junni. Taendra sendiri udah lupain soal Jimmy, Jimmy udah jadian sama orang lain makanya dia mau mepetin Junni sekarang. Mumpung ada Yudha juga jadi mereka bisa berjuang bareng sebagai perebut hati si Kembar.

Kayak sekarang ini, berbekal pengetahuan dari Mas Tian untuk membuat Winata suka adalah memberikan perhatian-perhatian kecil yang bermakna untuk Winata.

"Win, jangan di angkat yang itu. Sini biar sama gua aja, berat." Kata Yudha pas liat Winata mau angkat box properti yang dibawanya.

Niatnya sih mau Winata taruh di mobil pickup, karena tujuan mereka yang terakhir adalah pantai. Jadi mereka harus bawa barang-barang yang cukup banyak ke satu mobil pickup milik Taendra yang udah di sewa sama Winata.

"E-eh Kak Yudha?" Winata kaget ngeliat Yudha yang tiba-tiba muncul dengan senyumannya. Tanpa ucapan apapun lagi, Yudha langsung ambil kotak properti itu dan dia bawa ke atas mobil pickup sendirian.

"Lo jangan capek-capek sekarang Win, nanti lo disana juga capek. Mending duduk aja sana." Kata Yudha sambil bantuin barang yang di bawa sama timnya Winata.

"Tapi kan Kakak juga nanti disana capek, jangan ikut beresin..." kata Winata. Dia sebenernya gak enak banget udah repotin Yudha sampe segininya, apalagi Yudha bawa temen-temennya juga untuk bantuin dia.

"Gak masalah kok. Oh iya, nanti lo sama gua bareng aja ya? Kita numpang di mobilnya Doni." Ajak Yudha dengan senyumannya yang kelewat manis.

"Eh, iya ayo Kak!"

Jujur aja Winata gak bodoh untuk tahu maksud dan tujuan dari Yudha. Apalagi Yudha udah terang-terangan bilang kalau Yudha suka sama Winata. Tapi Winata kira Yudha itu tipekal pemaksa yang bakal ngintilin dia kemana pun dan maksa dia buat jadi pacarnya.

Gimana Winata gak mikir gitu, muka Yudha yang udah kayak preman pasar begitu pasti bikin orang berpikir negatif. Walaupun Yudha ganteng, Winata gak mudah buat jatuh ke seseorang yang cuma modal tampang.

Susahnya jadi Anak Bapak YudhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang