Perjalanan pernikahan keduanya tak terasa sudah 6 bulan berjalan. Naruto masih aktif kuliah begitu pula dengan Sasuke yang semakin menggila. Terlebih lagi ujian kelulusan Sasuke tinggal 3 bulan lagi. Selain sibuk dengan urusan masing-masing ada yang sudah mulai ketergantungan akan kenyamanan yang dia rasakan. Siapa lagi kalau bukan Sasuke. Setiap pagi dia akan di sambut dengan kopi hangat dan sarapan yang tersaji di meja makan dengan sempurna. Sepatu dan koran harian akan tergeletak rapi siap di pakai dan di baca.
Naruto sendiri juga memang sudah nyaman dengan hubungan ini meski dalam hati ingin lebih dari ini. Pagi ini Naruto sedang tidak enak badan dan tidak bisa bangun dari kasur akibat kepalanya yang terasa sakit. Sasuke tak mengetahui hal itu dan Sasuke pikir Naruto sedang sibuk dengan aktivitas kampus dan mengakibatkan dia berangkat pagi-pagi tanpa bisa menyiapkan sarapan. Sesampai di kantor Sasuke meminta Karin menyiapkan sarapan dan kopi. Sementara Naruto kini bingung harus menghubungi siapa. Dia tak ingin keluarganya tambah merasa bersalah melihat hubungannya dengan Sasuke tak ada kemajuan sama sekali.
Tangan Naruto menggapai meja nakas mengambil ponsel pintarnya menghubungi dua sahabatnya itu. Chouji sangat terkejut dan langsung menyeret Shikamaru ke apartemen Naruto sekarang setelah mendapat telpon dari sahabatnya yang saat ini tengah sakit. Sesampai di apartemen Chouji kembali menelpon Naruto meminta kode agar pintu apartemen bisa dibuka. Sesampai di dalam mereka terkejut mendapati Naruto yang sudah pucat pasi meringkuk menahan sakit. Shikamaru menghubungi dokter Sakura untuk segera datang. Setelah menunggu selama 20 menit akhirnya dokter tiba dan menyarankan Naruto dirawat inap akibat vertigo yang menyerangnya kali ini lebih parah dari 3 tahun yang lalu.
Segera Shikamaru di bantu Chouji mengangkat tubuh Naruto untuk dibawa ke rumah sakit Kaze. Menempuh perjalanan selama 30 menit akhirnya Naruto mendapat penanganan dari dokter. Tak tahu harus bagaimana akhirnya Shikamaru memutuskan menunggu suami Naruto sementara Chouji berada di rumah sakit menemani Naruto. Mereka tak menghubungi kedua orang tua Naruto karena mereka tahu kondisi pernikahan keduanya.
Dirumah sakit kondisi Naruto sudah di rawat dalam ruang perawatan VIP. Chouji masih setia menunggu dan memainkan ponsel karena jenuh dan bingung harus bagaimana. Sesekali melirik jam dinding yang masih menunjukan pukul 11 siang dan itu waktu yang lama menunggu suami Naruto pulang. Jenuh tentu saja yang di rasakan Shikamaru. Dia akhirnya mencari tahu di kamar Naruto siapa tahu disana dia tahu suaminya saat ini bekerja di kantor apa dan dimana lokasinya. Setelah menggeledah hasilnya nihil. Dengan ketidak sopanan dan kelancangannya demi kebaikan Naruto, Shikamaru memutuskan masuk ke kemar satunya dan Shikamaru duga ini kamar suaminya. Di meja kerja samping tempat tidur terdapat berkas tertulis nama perusahaan. Shikamaru memfoto dan langsung bergegas ke alamat itu. Tak mungkin dia terus menunggu suami Naruto yang entah pulang atau tidak. Ini jalan terbaik pikir Shikamaru.
Sesampai di perusahaan tujuan, Shikamaru menuju resepsionis dan menyampaikan tujuan.
"Sudah membuat janji?" itulah kata yang Shikamaru duga. Dimana-mana menang selalu begitu.
"Katakan pada tuan Sasuke kalau Naruto menunggu dibawah." jawab Shikamaru meski mendapat tatapan aneh tapi petugas itu menghubunginya dan meminta Shikamaru yang mengaku sebagai Naruto disuruh menunggu di sofa ruang tunggu.
15 menit akhirnya Shikamaru melihat suami Naruto tiba. Lantas tanpa menunggu Sasuke menemui Shikamaru langsung lari menemui Sasuke.
"Kau siapa dan ada keperluan apa? Aku sibuk ingin menemui seseorang." kata Sasuke tegas dan dingin.
"Naruto maksudmu?" timpal Shikamaru tanpa sopan santun.
Sasuke terkejut. "Darimana kau tahu?"
"Aku sahabatnya dan akulah yang tadi meminta pekerjamu kalau yang hendak menemuimu adalah Naruto. Ada hal buruk mengenai Naruto."
"Jangan mengada-ada. Naruto baik-baik saja!" Kata Sasuke tidak percaya.
"Kau tahu apa tentang sahabatku? Kau pernah bicara? Kau pernah menanyakan kabarnya? Kau pernah duduk berdua dengannya? Tidak bukan jadi jangan sok-sokan tahu kondisi Naruto. Aku kesini cuma mau memberitahukanmu kalau Naruto saat ini tengah dirawat di rumah sakit Kaze akibat vertigo yang dia derita kambuh lagi dan kali ini lebih parah. Jenguk dan jaga dia kalau kau peduli kalau tidak tunggu dia sehat dan layangkan surat perceraian saja. Aku tidak akan membiarkan sahabatku menderita lebih lama lagi. Dia bisa mendapatkan orang yang jauh lebih baik dari anda. Permisi, hanya itu saja yang ingin aku ucapkan. Oh ya kamar inap Naruto di ruang VIP nomer 301 kalau kau ingin berkunjung."
Usai mengatakan panjang lebar itu Shikamaru keluar tanpa permisi dan hormat membuat seluruh karyawan di buat takjub dan terpana. Baru kali ini ada orang luar punya nyali sehebat itu. Sementara itu Sasuke langsung kembali ke ruangannya dan mengemasi seluruh berkas. Entah kenapa di dadanya terasa sakit mengingat kata perceraian yang di lontarkan teman Naruto itu. Hati dan pikirannya kali ini sangat sinkron dan menuntun Sasuke untuk berada di sisi Naruto.
"Karin, aku pergi ke rumah sakit mungkin tidak akan datang ke perusahaan selama beberapa hari."
"Siapa yang sakit Sas? Karin penasaran. Tentu saja karena selama orang tuanya sakit Sasuke akan tetap bekerja meski setengah hari tapi ini minta libur? Hal itu tentu saja membuat Karin penasaran pakai banget.
"Naruto."
Jawaban singkat itu membuat Karin hanya mampu terdiam. Sejak kapan dia peduli dengan suaminya itu? Bukankah selama ini pernikahan mereka hanya sebuah coretan di atas kertas yang tercatat resmi di catatan sipil. Tapi ada rasa lega karena ada sedikit perubahan di diri Sasuke sejak menikah. Mungkin tidak ada cinta tapi terlihat jelas kalau Sasuke mulai tergantung pada Naruto. Karin hanya bisa berdoa semoga Naruto bisa merubah Sasuke menjadi manusia normal dan meruntuhkan dinding tak kasat mata yang membuatnya seperti manusia tanpa hati dan perasaan.
Trenggalek, 31 Oktober 2023
Hany haibara
KAMU SEDANG MEMBACA
Seuntai doa untuk suamiku ( Tamat )
RandomPernikahan yang seharusnya bahagia berjalan hambar. Memang benar dugaan kalian mereka menikah atas dasar perjodohan dan mereka bertahan demi keluarga. Tak ada yang namanya selingkuh dan tak ada yang namanya madu hanya saja mereka berdua seperti oran...