Sudah terhitung 3 bulan setelah Naruto keluar dari rumah sakit. Hubungan keduanya memang ada kemajuan namun kemajuan itu seperti siput yang teramat sangat lambat. Entah Sasuke yang bodoh menjalin hubungan atau memang keduanya sama-sama belum paham betul hubungan yang baik dalam sebuah ikatan itu bagaimana. Tapi yang pasti obrolan kecil selalu mereka sematkan saat sarapan dan makan malam. Kenapa hanya di dua waktu itu? Simpel saja Sasuke bekerja dan Naruto yang masih kuliah.
Untuk urusan kamar mereka masih berpisah tidak dalam satu kamar. Konyol? Tidak juga. Ini memang kesepakatan keduanya sejak dulu. Memulai sebuah hubungan memang tidak mudah apa lagi seperti kata-kata orang yang merasa bijak diluar sana yang menyarankan dimulai dengan tidur diranjang yang sama dalam satu kamar yang sama. Tidak semudah itu Ferguson. Asing dan canggung jelas akan mereka alami. Saling memunggungi jelas, kebisuan sudah pasti. Lantas ada hal lain? Ya siapa tau. Yang satu tidak bisa tidur dalam suasana gelapnya yang satunya kalau gak gelap gak bisa tidur. Jalan tengah, remang-remang? Jadi inget berita ditv warung remang-remang. Dah lah makin ngaco saja. Tapi yang pasti Naruto senang dan bahagia.
Kedua sahabatnya juga ikut senang yang pasti melihat sahabatnya tersenyum dan selalu ceria. Ada sosok lain yang sebenarnya menaruh hati pada Naruto sejak dulu. Namanya Shimura Sai. Anak laki-laki berbeda kelas dengan Naruto. Memiliki paras tampan dengan sejuta pesona ditambah anak itu sangat pandai merangkai kata dan menggores pena. Namun harapan itu musnah ketika tahu Naruto menikah. Dari mana dia tahu? Tentu saja stalker. Menjadi stalker untuk mengetahui apa saja yang disukai oleh pujaan hati tidak salah yang salah itu kalau sudah sampai level obsesi.
Seperti siang ini Naruto ditemani dua sahabatnya tengah asik makan siang di kantin sekolah. Menu sederhana namun sehat. Shikamaru menjadi ajudan Sasuke mulai saat Naruto keluar dari rumah sakit. Apapun yang terjadi dan dimana pun Naruto berada dirinya harus selalu berada didekatnya. Permintaan siapa? Sasuke? Jawabannya iya. Shikamaru senang saja karena upah yang ditawarkan tidak sedikit selain itu Shikamaru senang karena ada perubahan dari hubungan sahabatnya ini. Hubungan yang jauh lebih baik. Hubungan yang lebih kearah positif.
Usai makan siang Naruto dan dua sahabatnya kembali ke kelas untuk pelajaran selanjutnya sementara Sasuke sibuk dengan pekerjaan seperti biasa. Workaholic masih menjadi diri Sasuke saat ini dan hanya berkurang sedikit dimana jam pulang kerja dia akan dengan senang hati pulang, tidak seperti dulu selalu menunda. Para sahabatnya juga senang akan perubahan itu. Kalau tidak berubah mereka semua akan senang hati membuat Sasuke cemburu dengan cerita karangan yang tidak masuk akal. Juugo bahkan siap mendekati Naruto untuk memanas-manasi Sasuke kalau seandainya hubungan mereka tidak ada perubahan.
Siang berganti sore dimana Naruto sudah pulang kuliah dan kursus otomotif. Lalu kuliah Naruto ambil jurusan apa? Bisa dinalar sebenarnya. Ayahnya pebisnis sudah jelas jurusan yang Naruto ambil tidak jauh dari itu. Naruto kini berkutat di dapur menyiapkan makan malam bersama. Sasuke sangat senang makan bersama dengan Naruto. Rasanya makin kesini makin enak dan tidak ingin terlewatkan sama sekali. Satu jam berkutat pintu depan terbuka dengan Sasuke muncul melepas jas dan menaruhnya sembarangan. Dia bergegas menuju dapur dan mendapati Naruto menata setiap hidangan dalam meja makan. Entah keberanian dari mana Sasuke menghampiri Naruto dan mencium keningnya.
"Jangan sampai lelah Naru. Aku tidak ingin melihatmu sakit. Cukup sekali saja." ucap Sasuke penuh perhatian.
"Iya kak, aku akan menjaga kondisi tubuhku dengan baik. Mandilah dulu atau kita langsung makan?" tawar Naruto menghentikan aktifitasnya sejak Sasuke menghampiri dan mencium keningnya.
"Aku mandi dulu dan siapkan teh chamomile dengan sedikit madu untukku." pinta Sasuke sebelum menuju kamar.
"Akan aku buatkan kak jadi bergegaslah."
Sasuke beranjak pergi namun tak lupa mencium pipi Naruto. Perubahan ini sungguh membuat Naruto bahagia. Dengan menangkupkan kedua tangannya Naruto berdoa pada Tuhan.
"Tuhan, terimakasih atas terkabulnya doaku ini. Aku sangat senang dan bahagia. Namun aku akan tetap meminta padamu lindungi kak Sasuke dan rumah tangga ini agar terhindar dari sesuatu yang buruk. Aku sangat mencintai kak Sasuke dan aku akan bersabar akan cintanya untukku. Terimakasih Tuhan. Ku mohon kabulkan doaku. Amin."
Sesi doa singkat itu Naruto kembali ke aktivitasnya. Sasuke sudah turun dengan pakaian santai dengan rambut yang masih sedikit basah. Naruto bergegas menghampiri Sasuke dan memintanya untuk duduk. Posisinya kini Naruto ada dibelakang Sasuke dan mengeringkan rambutnya.
"Kenapa rambut kakak masih basah? Nanti sakit bagaimana?" protes Naruto namun ditimpali tawa kecil Sasuke.
"Aku tak akan sakit Naru, kau tenang saja. Lebih baik kita makan aku tidak sabar makan hasil masakanmu ini."
Naruto pun menghentikan aktifitasnya dan mulai melayani Sasuke. Dimulai dengan mengambilkan nasi, sayur dan daging. Sasuke menerima hidangan itu dan mulai memakannya. Lagi-lagi lidahnya sangat menyukai masakan Naruto. Dengan antusias dirinya makan dengan lahap dan Naruto melihat itu tersenyum bahagia sebari ikut makan malam bersama.
Hari ini adalah sebuah kemajuan yang sangat baik. Sasuke sudah berani dan Naruto pun juga lebih interaktif. Hanya menunggu lebih lama lagi hubungan yang dulunya hambar kini mulai berwarna.
Karena malam semakin larut keduanya menuju kamar masing-masing. Naruto fokus ke kuliah karena tugas yang diberikan dosen pembimbing sementara Sasuke kembali berkutat dengan lembaran kerja yang dia bawa tadi dari perusahaan karena belum terselesaikan. Menunda pekerjaan bukan tipe Sasuke. Semakin cepat terselesaikan semakin baik pula pekerjaan itu dan siap melanjutkan pekerjaan yang baru lagi.
Malam semakin larut Sasuke menghentikan aktifitasnya. Dia melihat jam sudah menunjukan pukul sepuluh malam. Entah dorongan dari mana dirinya menuju kamar Naruto untuk melihat apakah Naruto sudah tidur. Begitu membuka pintu yang tidak terkunci Sasuke terkejut saat lampu Naruto masih menyala namun Naruto tertidur di meja belajarnya.
Sasuke melihat seluruh isi buku Naruto dimana tugas yang dikerjakan Naruto belum semuanya terisi tinggal 3 poin saja. Sasuke mulai memindahkan tubuh Naruto dari yang awalnya di meja belajar kini Sasuke mengangkat dan menaruhnya diatas kasur tak lupa selimut untuk menyelimuti tubuhnya agar nyaman. Lalu Sasuke mulai mengerjakan soal Naruto yang belum selesai. Dalam waktu singkat Sasuke sudah menyelesaikan dan menata buku itu tanpa memindahkannya karena Sasuke tidak tau apa jadwal pelajaran Naruto esok hari. Setelah selesai Sasuke menyalakan lampu tidur, mematikan lampu utama sebelum keluar dari kamar Naruto.
Sungguh tidak menyangka dirinya akan melakukan hal seperti itu. Sasuke pikir pernikahannya akan berjalan hambar atau malah bercerai karena pernikahan yang jalan ditempat namun ternyata semakin kesini dirinya semakin menikmati dan rasa nyaman itu semakin besar. Mungkin kalau Naruto tidak sakit kala itu hubungan pernikahannya hingga saat ini akan seperti dulu seperti awal pernikahan. Namun Sasuke senang karena kini dirinya bisa merasakan apa yang dirasakan karyawannya saat jam kerja usai yaitu tidak sabar untuk pulang dan menikmati kebersamaan dengan pasangan. Sasuke juga sebenarnya malu karena tindakan dia tadi yang mencium kening dan pipi Naruto. Kenapa dia melakukan itu? Jawabannya cuma satu. Sasuke melihat Naruto sangat menawan dan indah. Sasuke ingin setiap hari seperti ini kalau bisa dirinya juga ingin merasakan tidur bersama Naruto dalam satu ranjang namun dirinya bingung memulainya bagaimana. Semoga secepatnya. Itulah harapan Sasuke kali ini.
Trenggalek, 31 Oktober 2023
Hany haibara
KAMU SEDANG MEMBACA
Seuntai doa untuk suamiku ( Tamat )
AcakPernikahan yang seharusnya bahagia berjalan hambar. Memang benar dugaan kalian mereka menikah atas dasar perjodohan dan mereka bertahan demi keluarga. Tak ada yang namanya selingkuh dan tak ada yang namanya madu hanya saja mereka berdua seperti oran...