Perjodohan

1.1K 94 9
                                    

Mungkin dari sebagian besar orang jaman sekarang perjodohan adalah hal yang kuno dan tidak pantas tapi hal ini masih berlaku di dua keluarga besar yang bersahabat baik. Harapan mereka saat istri keluarga Namikaze melahirkan akan lahir putri yang cantik dan menjadi jodoh Sasuke putra bungsu keluarga Fugaku Uchiha namun sayang saat hari kelahiran tiba Kushina istri dari Minato Namikaze melahirkan putra yang menduplikat sang ayah hanya parasnya saja secantik dan seindah Kushina.

Namun hal itu tak membuat perjodohan di batalkan. Mereka semua meyakini kalau Naruto nama bayi yang baru lahir itu adalah jodoh Sasuke. Alhasil perjodohan tetap berjalan. Waktu berlalu begitu cepat tak terasa usia keduanya sudah beranjak dewasa. Kedua keluarga besar itu bertemu dan membahas perjodohan yang membuat Naruto dan Sasuke terkejut.

Sasuke dan Naruto tak menolak tapi juga tak mengiyakan. Mereka berdua pasrah akan takdir toh memang selama ini mereka berdua tak punya niatan berpacaran. Pertunangan di laksanakan seminggu setelah pertemuan dan pernikahan di laksanakan sebulan setelah acara pertunangan. Usia keduanya memang sudah di legalkan untuk menikah jadi tak ada yang protes akan hal itu. Hanya saja Naruto mengundang beberapa teman begitu pula dengan Sasuke. Selebihnya pernikahan itu tersebar luas di media mengingat Kushina adalah model dan Mikoto adalah dokter kecantikan langganan artis dan istri pejabat. Terlebih pasangan keduanya Minato dan Fugaku adalah pengusaha sukses di negaranya dan menjadi 5 orang terkaya di negara tersebut.

Sasuke mengajak Naruto ke taman belakang rumah Naruto untuk berbicara hal yang mengganjal di dadanya. Naruto hanya ikut mengingat dia juga penasaran apa yang ingin di katakan calon tunangannya ini.

"Aku ingin kau tidak menuntut di pernikahan ini." kata Sasuke to the point yang membuat Naruto menatapnya datar. "Aku tidak menolak permintaan mereka tapi juga tidak mengiyakan jadi bila suatu saat setelah kita menikah dan tidak ada kecocokan minta saja bercerai aku akan mengabulkan. Dan juga aku tidak minat dengan yang namanya selingkuh ataupun madu. Aku hanya ingin menikmati hidupku dengan caraku. Aku melakukan ini agar keluargaku bahagia dan hubungan kedua keluarga ini terjalin dengan baik."

Naruto paham apa yang di ucapkan Sasuke sepenuhnya. Tak ingin membantah dan menyela atau memberi masukan karena memang Naruto juga punya mimpi. Hidup bahagia dengan orang yang dia cintai juga memiliki keluarga kecil bahagia yang hidup di desa dengan perkebunan sayur dan buah sebagai penghasilan. Naruto juga tidak berminat menikah dengan wanita karena dia yakin dia tidak bisa membahagiakan wanita karena parasnya sendiri lebih feminim di bandingkan wanita tapi bukan berarti dia juga bersifat feminim. Naruto tetap laki-laki sejati yang hobi dengan otomotif dan pertanian. Dia juga masih on saat melihat blue film yang sering di perlihatkan Shikamaru dan Chouji. Tapi entah mengapa hatinya memilih tak akan menikahi wanita namun dia selalu berdoa agar Tuhan memberikan jalan yang terbaik. Siapa sangka ternyata kalau kedua orang tuanya sudah menyiapkan jodoh sebelum dia lahir yang kini tepat berada di depannya dengan wajah dingin tak tersentuh.

Naruto juga mencari tahu siapa Sasuke dan yang dia dapat dari sumber yang tak bisa di percaya kalau Sasuke adalah workaholic dan murid jenius yang sudah lulus sarjana yang kini mulai menempuh pendidikan lagi untuk gelar S2 di usianya yang saat ini baru menginjak 22 tahun setahun lebih tua darinya. Selain itu Sasuke adalah seorang manager di perusahaan orang tuanya juga berhasil mendirikan perusahaannya sendiri di bidang pengiriman barang yang cukup terkenal saat ini. Mengenai ucapan Sasuke tadi dia hanya bisa menganggukan kepala.

Setelah pertemuan tadi keluarga Sasuke sudah pulang dan Naruto kembali ke kamar untuk mengerjakan tugas kuliah yang sempat tertunda. Kushina tahu kalau dua orang yang sedang di jodohkan sama sekali tak memiliki ketertarikan satu sama lain. Ada rasa kawatir yang mengganjal di dadanya setelah perjamuan tadi. Kini ibu cantik itu tengah berada di depan pintu untuk berbicara pada sang putra. Setelah mengetuk dan mendapat ijin akhirnya Kushina masuk dan duduk di pinggir kasur menghadap putranya yang masih fokus pada laptop dan bukunya.

"Bagaimana menurutmu tentang Sasuke sayang?" ucap Kushina memulai percakapan setelah duduk menunggu Naruto selama 10 menit.

"Kalau boleh jujur, dia pria dewasa yang baik meski usianya belum dewasa banget juga dia sangat pendiam dan mama bisa menduga kalau perjodohan ini hanya sebatas untuk membuat keluarga ini dan keluarganya lebih dekat. Jujur aku tidak ingin mengecewakan kalian semua begitu pula dengannya tapi akan aku katakan sekarang juga agar yang terjadi kelak tidak membuat mama terkejut dan saling menyalahkan di antara keluarga ini dan keluarganya. Mama jangan berharap lebih atas pernikahan ini dan jangan menuntut ini dan itu. Bicarakan ini dengan bibi Mikoto dan berikan rekaman ini. Ini rekaman saat aku berbicara dengan Sasuke tadi dan nanti aku akan kirim ke ponsel mama mengenai percakapan yang baru saja kita bicarakan ini. Semua aku rekam agar kedua belah pihak tidak ada yang berharap lebih jauh."

"Haruskah kita batalkan saja?"

"Mama bicarakan dulu dengan bibi, paman dan Papa. Tapi sejauh ini baik dia maupun aku tidak akan pernah menolak perjodohan ini. Mama tahu kan kalau aku percaya akan adanya hari esok lebih baik dari hari ini dan akan ada kebahagian setelah penderitaan. Dan aku yakin ini yang terbaik untuk aku dan aku akan menyambut dengan tangan terbuka apa yang akan terjadi di masa depan."

Kushina mendesah bingung terhadap nasip yang akan menimpa putranya. Biar bagaimanapun dia ingin putranya bahagia tapi ternyata yang dia dapat sedikit menusuk hatinya.

"Kalau mama sudah selesai bisakan mama keluar? Tugas Naru sangat banyak dan cukup membuat pusing."

Kushina mengangguk dan bergegas pergi setelah memeluk putra semata wayangnya dan memberi kecupan sayang di puncak kepalanya. Namun siapa sangka setelah keluar dari kamar sang putra dia di hadapkan dengan sang suami yang ternyata mendengar seluruh percakapannya tadi. Minato ayah yang sangat peduli akan kebahagiaan keluarga jadi sebelum Kushina bicara dia sudah memutuskan untuk membatalkan saja namun di tolak Kushina. Kushina berfikir kalau suatu saat putranya pasti akan bahagia. Minato akhirnya pasrah dan berdoa untuk kebahagian putranya.



























Trenggalek, 22-02-2022
Hany Haibara

Seuntai doa untuk suamiku ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang