11. Magic Spell to Knock Out the Bad Guy

5K 731 52
                                    

setelah memberi beberapa wejangan terakhir seperti jangan memberi aurey terlalu banyak permen dan cokelat, seungmin akhirnya dengan (sedikit) berat hati benar-benar berangkat ke studio meninggalkan aurey dengan dua rekan kerjanya itu.

kini dua gadis dan satu bocah kecil itu sudah keluar dari gedung. mereka sedang duduk di bangku panjang di taman kota dekat gedung agensi sembari bercanda riang. oh, kecuali si rambut pink yang masih memasang wajah masam.

"bagus sekali, chae! seharusnya kita akan kencan, malah sekarang harus merawat bayi!" gerutunya, yang dibalas chaeryoung dengan usapan lembut di lengan dan senyum bersalah.

"i'm not a baby!" sela aurey protes.

"oh, ya?" tanya chaeryoung jahil sebelum menguyel pipi aurey gemas. "masa anak selucu ini bukan bayi, sih?"

"i'm not," bocah itu menggeleng tegas. "lexie is. she always cries. she pees herself. i don't pee myself. so, i'm not a baby."

"baiklah, baiklah," chaeryoung tertawa. "kau bukan bayi. you're a big man!"

"big man, my ass," dengus ryujin pelan. "anak kecil itu merepotkan, chae! kenapa kau terlalu baik, sih!"

"tidak semua anak kecil begitu, ryu. aku yakin aurey tidak."

"yeah? kau bicara seakan sudah mengenal dia seumur hidup." ryujin memutar bola mata. "aku ingatkan kau ya––jaga-jaga kalau kau lupa––kau juga baru bertemu dia barusan! barusan, chae!"

"aku tahu saja," jawab chaeryoung kalem seakan ryujin tidak sedang meradang kebakaran jenggot. tangannya mengusap rambut tebal aurey pelan. "aku tahu dia anak yang manis."

si berambut pink tersenyum miring. "tunggu sampai dia lapar atau mengantuk. lalu berteriak-teriak seperti di hutan mencari ibunya, mencari perhatian meminta ini-itu, merengeklah ...."

"i'm not like that!" protes aurey, kesal dengan sikap tidak bersahabat ryujin. namun rupanya ia termakan juga omongan gadis itu dan mulai mengalami krisis identitas. "am i?" tanyanya ragu sembari menatap chaeryoung dengan mata berkaca-kaca.

"stop it, ryu!" tangan chaeryoung sibuk menenangkan aurey dengan memeluk dan mengusap punggungnya. "apa kau tidak kasihan?"

ryujin memanyunkan bibir. kesal karena chaeryoung memihak bocah itu. tak mau kalah, dia berkata, "dia duluan yang membicarakanku di belakang!"

chaeryoung menghela napas. "dia hanya bilang rambutmu lucu, ryu." walau tidak melihat, ia yakin kini ryujin tengah menatapnya. "aurey bilang, dia menyukai rambutmu."

setelah hening cukup lama, ryujin mencondongkan badanya, berusaha mendapat perhatian aurey yang masih cemberut. tangannya menowel pipi gembil aurey hingga memantul seperti jelly, lalu dibalas bocah itu dengan pelototan kesal. chaeryoung terkekeh sendiri melihat interaksi mereka.

"so, you said that i'm cute?"

aurey melengos kesal dan menyembunyikan wajahnya di dada chaeryoung.

"ya ampun, ambekan sekali bocah ini. mungkin kau harus mengganti pempers-nya, chae."

"dia sudah tidak memakai pempers, ryujin," jawab chaeryoung sabar.

"you're so mean! i don't like you!" puas berteriak, aurey kembali memeluk chaeryoung.

"you don't like me, huh?" ryujin tersenyum miring sembari mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya. "kau pasti tidak suka ini juga, kan?"

dengan senyum tersungging, ryujin memamerkan lolipop di depan aurey. alisnya bergerak naik turun meledek, dan itu benar-benar lucu di mata chaeryoung.

aurey yang mulai tergoda melirik chaeryoung sekilas. sorotnya melunak seolah menunggu perintah untuk menerima sogokan dari ryujin. ini hanya sebuah lolipop dan chaeryoung rasa seungmin tak akan keberatan dengan itu. begitu melihat gadis berambut cokelat mengangguk, aurey tidak menyia-nyiakan kesempatan.

Aurelian Bang | Chanmin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang