8. Unexpected Future

6K 912 313
                                    

seungmin sedang duduk bermain ponsel sembari menunggui aurey menyusun lego di lantai. kemudian menyadari tatapan salah satu member satu grupnya tengah tertuju padanya sedari tadi. menusuk seakan mencoba mengeluarkan laser dari matanya atau apa.

bola mata seungmin bergulir jengah. siapa yang tidak risih ditatap terus menerus? pemuda itu mengerang kecil dan menurunkan ponselnya. "tck, oke. aku tahu kau mau mengatakan sesuatu kepadaku. ada apa?"

felix, yang memang sedari tadi mencuri pandang mengamati seungmin di balik buku 'how to make delicious brownies', mengerjapkan mata pelan. lalu tersenyum kecil yang mengandung banyak makna.

dilemparkannya buku resep yang sedari tadi hanya untuk penyamaran itu, lalu dengan cepat menghampiri seungmin dan menggelayuti lengannya seperti koala.

"kau tidak mau melakukan sesuatu, seungmin-ah?" felix mengedipkan matanya lucu dan menatap seungmin dengan senyum menunggu.

kening seungmin yang tertutupi rambut poni berkerut seperti pepaya peyot. "melakukan apa?"

"ck, kau mau berpura-pura bodoh di depanku?"

"apa pun hal absurd yang ada di kepalamu itu, aku benar-benar tidak tahu."

"tentang kau, seungmin. dan chan hyung." felix mengukir senyum yang kalau seungmin tidak salah tafsir, artinya adalah aku-tahu-semuanya-dan-kau-tak-bisa-menyembunyikan-apa-pun-dariku.

"...."

"tentang kalian ... dan perasaanmu padanya."

seungmin mengerjap seperti tikus yang terjebak di dalam perangkap dan tidak bisa melarikan diri. kepalanya menyusun berbagai upaya untuk menyangkal ucapan felix.

"pfftt," seungmin mendenguskan tawa palsu. "kau ini bicara apa?"

"hanya orang bodoh yang akan melewatkan sinyalnya, seungmin. dari caramu menatapnya, caramu peduli padanya, caramu tersenyum karena chan hyung. selama bertahun-tahun. aku bisa melihat semuanya."

seungmin mengerjap cemas. oke, lebih baik dia berhenti mengelak. "apa terlalu kentara? apa semua orang juga tahu? chan hyung?"

felix mengukir senyum bangga. kalau saja dia berambut panjang, pasti sudah ia kibaskan dengan penuh gaya. "kalau yang lain aku tidak tahu, mungkin mereka melihatnya dan punya asumsi masing-masing. tapi kalau chan hyung ...," felix menghela nafas prihatin. "dia sepertinya terlalu bebal untuk sadar. biasa anak cowok, tidak peka."

"felix, kau juga cowok."

"intinya bukan itu," si pemuda ber-freckles mengibaskan tangan tidak sabar. "nah, untuk menyadarkan chan hyung yang tidak peka itu, kau harus melakukan sesuatu. zaman sekarang tidak harus menunggu pihak top memulai, bottom juga bisa. ini namanya emansipasi."

kening seungmin berkerut sejadi-jadinya. "kau ini ngomong apa, sih??"

sebenarnya seungmin bisa dengan jelas menangkap maksud felix. hanya saja dia tidak menyangka gagasan ajaib itu akan terpikir oleh felix.

"ck," felix berdecak gusar. "dengar, di masa depan jelas-jelas chan hyung jadi milikmu. lalu apa salahnya kau mulai memperjuangkan kisah kalian dari masa sekarang?"

"karena sekarang jelas-jelas chan hyung tidak memiliki perasaan apa-apa kepadaku." wajah seungmin berubah tertekuk suram. "tidak semudah itu, tahu."

raut wajah berapi-api felix seketika melunak. "oh, seungmin. kenapa kau berpikiran begitu?"

"memang kenyataannya seperti itu." seungmin menyeringai kecil. "hey, sudahlah. aku tidak apa-apa. aku menikmati menjadi––bagaimana anak zaman sekarang menyebutnya? secret admirer?––yah, pokoknya itu. dan aku senang chan hyung mempedulikanku sama seperti dia peduli ke member lain. itu sudah cukup."

Aurelian Bang | Chanmin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang