*EXTRA PART 3*

103 12 0
                                    

Haiii..
I'm back with EXTRA PART 3!! °∆°

Maaf slow update, sebulan ini diriku digempur uprak dan test lainnya:')

JANGAN LUPA VOTE YAA. Kemungkinan EXTRA PART 4(Finally) bakal lama juga updatenya🤧 hehe..:'v

Okee.. HAPPY READING ALL>°∆°<
Semangat juga puasanyaa..^∆^

***

Akhir pekan telah tiba, waktu yang tepat untuk merefresingkan diri dari pekerjaan sehari-hari.

Pada waktu seperti inilah tempat wisata di berbagai tempat akan ramai dikunjungi oleh para pengunjung. Ditambah lagi sekarang adalah musim gugur, dedaunan kuning dan coklat berjatuhan dengan mempesona memenuhi permukaan taman maupun bahu jalan.

Suatu musim yang menghangatkan meski udara berkata sebaliknya.

Dan pada hari ini pula, terlihat Granger tengah mengemudi dengan santai menembus jalanan yang ramai lancar.

Sesaat ia mengeluarkan sesuatu dari dalam cardigannya, sebuah kotak kecil berwarna hitam sudah ada dalam genggaman. Ia membuka benda tersebut dan melihat sebuah cincin perak dengan batu permata yang berkilau itu.

Senyuman tipis terukir di bibir Granger. Ia menyimpan lagi benda tersebut lalu kembali berfokus pada jalanan di depannya.

Beberapa menit telah berlalu, Granger yang sudah turun dari mobilnya itu segera menyembunyikan satu tangkai bunga di saku dalam cardigannya yang sempat ia beli tadi.

Setelah itu ia mulai melangkahkan kakinya menuju pekarangan rumah sederhana di hadapannya itu.

Menekan bel dan menunggu selama beberapa saat sampai sang pemilik rumah akhirnya membukakan pintu. Senyuman Granger seketika merekah ketika ia melihat sang pemilik rumah.

Pria itu tidak tahu jika senyumannya yang mengandung racun itu mampu untuk melemahkan hati seribu wanita dimanapun.

Apalagi saat ini ia mengarahkan senyuman itu khusus untuk sang pemilik rumah.

Lalu bagaimana kondisi sang pemilik rumah itu saat melihat senyuman Granger?

Mungkin jika di dalam komik, sang pemilik rumah akan mengalami mimisan karena melihat senyuman maut Granger. Namun sepertinya hal itu terjadi, melainkan hanya rona merah dan juga wajah tercengang saja yang terlihat di wajah si gadis sang pemilik rumah.

Ya, si pemilik rumah yang Granger kunjungi itu adalah milik dari seorang gadis, dan gadis itu bernama Benedetta.

Atau lebih tepatnya, pemilik rumah itu adalah kekasih Granger sendiri.

Terlihat Granger terkekeh saat setelah ia melihat ekspresi kekasihnya, ia beralih menatap gadis itu dengan lekat. Dari atas kepala hingga ke ujung kaki, memperhatikan penampilan Benedetta yang sedikit membuatnya terkejut.

Sekarang ini dimata Granger, Benedetta terlihat sangat manis dengan balutan sweater lengan panjang berwarna putih gading, rok pendek dengan warna maron dan juga balutan stoking di kaki jejangnya, serta sepatu boots berwarna putih yang gadis itu kenakan. Jangan lupakan tatanan rambut Benedetta yang diikat ekor kuda dan hanya menyisahkan poni serta sejumput helai rambut depannya saja.

Ah, melihat hal itu, Granger seolah terhipnotis sesaat. Benar-benar cantik dan juga manis.

"Uhm.. Kak?" panggilan Benedetta menyadarkan Granger.

Made For Each Other. (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang