43. In The Lost Jungle. (❗❗)

112 16 0
                                    

WARNING!!! Chapter ini mengandung UNSUR KEKERASAN, KATA² TIDAK PANTAS, serta sedikit UNSUR DEWASA. Harap BIJAK dalam membaca! SKIP chapter jika pembaca merasa TIDAK NYAMAN. Thx..:)
.
.
.
Happy Reading ✨✨

***

Satu jam sebelumnya..

Benedetta yang tadi sempat pingsan kini mulai tersadar. Dengan kepala yang masih pening, gadis itu langsung teringat akan Miya. Segera Benedetta berlari keluar untuk mencari Miya dengan langkah tertatih.

Dia ingat akan perkataan yang diucapkan oleh salah satu pria dari dua orang yang membawa Miya, bahwa mereka akan pergi melalui pintu belakang. Maka terayunlah kaki Benedetta kearah pintu belakang.

Dan benar saja, setelah dia melewati pintu tersebut, Benedetta melihat dua orang pria yang membawa Miya itu tengah berjalan dengan langkah cepat menuju sebuah mobil yang terparkir dalam lorong gang ini. Dengan menggumamkan kata syukur dengan hati yang lega dan panik, Benedetta segera berlari kearah kedua orang yang menculik Miya itu.

"Hei berhenti!" Seru Benedetta mengalihkan perhatian kedua pria di hadapannya.

Dua pria yang ternyata Chou dan Saber itu menegang saat mendengar suara itu. Chou berdecak. "Saber, urus dia!"

Dia merebut tubuh Miya yang tak sadarkan diri lalu segera bergegas memasuki mobilnya. Saber mengangguk, lantas dia mulai mengeluarkan pistolnya dan mengarahkannya pada Benedetta.

Tubuh Benedetta seketika membeku ketika melihat pria yang rambutnya diikat asal itu tengah menodongkan pistol kearahnya. Nafas Benedetta tercekat dan ia juga kesulitan saat meneguk salivanya.

"I-itu pi-pistol beneran yah?" Tanya Benedetta dengan terbatah. Kini tubuhnya mulai gemetar dan sedikit shock, keringat dingin juga telah menetes dari keningnya.

"Iya, kalau kau mendekat, maka kepalamu akan berlubang!" Ancam Saber dengan terpaksa.

Bisa Saber lihat bahwa gadis di depannya kini seperti tengah ketakutan setengah mati, duganya setelah melihat tangan dan wajah Benedetta yang getar hebat. Saber semakin tidak tega melihatnya, namun di bawah pengaruh seorang Chou, dia jadi tidak bisa berbuat apa-apa.

Bahkan saat Saber ingin menghilangpun, Chou selalu saja punya cara untuk mengikatnya. Itu membuat Saber frustasi, dia harus berhenti dari pekerjaan gelapnya ini.

Saber adalah seorang pria yang masih memiliki hati nurani. Selain itu, dia juga memiliki keluarga kecil yang saat ini pasti tengah menunggunya di rumah. Terutama untuk anaknya yang masih bayi, Saber tidak ingin anaknya dalam bahaya.

Maka dari itu ia rela melakukan apapun agar Chou tidak menyentuh keluarga kecilnya. Tapi terlepas dari semua itu, Saber juga ingin bebas. Dia tidak ingin terus-terusan menjalankan pekerjaan kotor yang diberikan oleh Chou. Saber ingin bebas, namun dia juga tidak mungkin mempertaruhkan keluarganya.

Tetapi melihat peluang di hadapannya saat ini, secercah harapan menghampiri Saber. Dia bisa menggunakan Benedetta sebagai kunci kebebasannya saat ini.

Ya.. Setidaknya dia bisa minta tolong pada gadis itu dan Saber juga bisa menolong gadis itu maupun Miya yang saat ini hendak dia dan Chou sekap.

'Astaga kenapa baru terpikirkan sekarang?' Batin Saber kesal.

Itu adalah sebuah solusi yang mudah, tapi kenapa sama sekali tidak terpikirkan olehnya? Benar-benar bodoh! Saber meruntuki dirinya sendiri.

Sebuah pengkhianatan, Saber akan melakukan hal tersebut untuk kebebasannya.

Made For Each Other. (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang