4. Lelaki dari Masa Lalu Shafira

407 13 3
                                    

Happy Reading, Guys

**

"Shasha, kamu kenal pria ini?" tanya Akbar, dan segera diangguki pelan oleh Shafira.

Gadis itu menunduk dalam. Remasan jemarinya lebih menarik untuk dipandang ketimbang melihat wajah Devas yang garang, dihiasi merah padam.

"Oh, kalau begitu, kenalkan saya temannya Shafira." Akbar menyodorkan tangan mengajak berjabat pada Devas.

Pria berjas putih itu bergeming, mengabaikan ajakan untuk saling memperkenalkan diri. Melihat lawan bicaranya sama sekali tidak merespon, bahkan memperlihatkan sikap angkuh, Akbar menarik kembali tangannya dengan sikap tenang.

Tiba-tiba Devas mencengkram lengan atas Shafira, kemudian menariknya hingga berdiri. Sang gadis meringis, tatapan sendu ia layangkan pada Akbar, seolah meminta perlindungan.

"Maaf, Anda menyakitinya!" Akbar menggenggam pergelangan tangan Shafira mencoba menariknya, seraya menatap tidak suka pada Devas.

"Aku berhak melakukan apapun pada istriku! Kau lah, yang tidak berhak menyentuh istriku!" Dingin dan penuh penekanan suara Devas, membuat Akbar sontak melepas pegangannya dari Shafira.

Melihat Akbar menunduk dengan raut kekalahan, Devas tersenyum sinis. Entah kenapa rasa kecewa berkecamuk dalam hati Akbar.

"Apa urusanmu dengan pria itu sudah selesai, Sayang?" tanya Devas tangannya sengaja dia lingkarkan ke pundak Shafira yang terluka, meremas kuat di sana.

Shafira hanya mengangguk sambil menahan nyeri akibat tekanan jemari Devas. Gadis itu tidak berani bersuara, takut keluar rintih kesakitan, sehingga mengundang kecurigaan Akbar dan jadi pertanyaan panjang.

Devas semakin menekan luka di pundak Shafira yang belum lama diobati dokter. Wajah sang gadis semakin pucat, tubuh gemetar dalam dekapan sang pria. Sekuat mungkin tidak menjerit.

"Siapa temanmu ini, Sayang?" tanya Devas.

Aneh, tadi diajak kenalan oleh Akbar menolak, sekarang malah menanyakannya, batin Shafira.

"I-ini, Akbar, temanku sewaktu sekolah dulu. Dia kakak kelasku." Shafira menjawab dengan gugup, tanpa mendongkakkan wajahnya.

Akbar merasa ada kejanggalan dengan pasangan di depannya. Dari segi usia sudah sangat mencolok, sang pria terlihat dewasa, jika ditafsir usianya sekitar tiga puluh lima tahun, sedangkan Shafira masih terbilang muda.

Seingat Akbar, Shafira berusia dua puluh lima tahun saat ini, hanya beda tiga tahun saja dengannya.

Wajah Shafira tidak mampu menyembunyikan raut yang berbeda dengan sebelum datang Devas. Gadis itu seperti ingin mengatakan sesuatu, tapi tertahan.

"Saya Akbar Putra Kalingga. Teman istri Anda sewaktu sekolah." Kembali pria berdarah Jawa-Jepang itu memperkenalkan diri, tanpa melepas pandangan dari pasangan tersebut.

Akbar merasa sedikit aneh. Shafira adalah gadis sederhana, lembut, hidup di lingkungan orang-orang kasta bawah, tapi memiliki suami yang dari penampilannya jelas bukan orang biasa.

Akbar merasa tidak asing dengan wajah Devas. Seperti sering melihatnya, tapi di mana?

"Saya Devas Isanders Perdana, suami dari sahabatmu ini." Dengan suara tidak berubah, dingin dan datar.

Tubuh Akbar terjengkit mendengar nama yang disebutkan pria bertubuh tinggi gagah itu. Barulah dia ingat, yang sedang berhadapan dengannya adalah seorang CEO ternama perusahaan besar PT Perdana.

Siapa yang tidak kenal pebisnis handal dan sukses keluarga Isanders Perdana. Namanya wara-wiri disurat kabar maupun layar kaca. Tangan besinya sudah meraup investor dari berbagai negara.

DINIKAHI CEO KEJAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang