9

998 109 8
                                    

" Loh, Pak Suho ngapain pagi-pagi udah disini? " Tanya Bae Jisoo yang akan berjalan kearah meja makan untuk sarapan.

" Kemarin saya nginap disini Jisoo." Jawab Suho.

" Nginep di kamar tamu apa kamar kak Irene ato kamar kak Jin? " Tanya Jisoo bertubi-tubi.

" Udah Jisoo, sarapan sebelum terlambat. " Ucap Seokjin melahap sandwichnya.

" Eh, tapi papa sama mama kemana kak? Dari kemarin aku pulang udah sepi aja nih rumah. " Ucap Jisoo.

" Lah, mana kakak tau. Orang kakak ajaa pulangnya ngikutin kamu kok. " Jawab Seokjin.

" Oh! Jadi mobil yang ngikutin aku itu kakak? Kenapa nggak di klakson si? Aku jalan capek! " Keluh Jisoo.

" Jisoo, Lucy masih trauma karena kemarin pintunya kalian banting keras." Balas Seokjin yang mendapat tatapan tajam Jisoo.

" Oh iya, Kak Irene sekolah nggak pak? " Tanya Jisoo.

" Dia izin dulu, Nggak enak badan katanya." Balas Suho yang mendapat anggukan Jisoo.

Jisoo pun melahap sandwich yang sudah di hidangkan di depannya. Karena menikmati sandwich yang dia makan, sampai tidak sadar bahwa ada seseorang yang datang dan mengelus rambutnya. Jisoo yang terkejut pun langsung tersedak.

Uhuk! Uhuk!

Jisoo pun langsung meminum susu yang ada diatas mejanya. Setelahnya, Jisoo menoleh ke samping dan menatapnya tajam.

" Ngapain lo kesini? Jennie mana? " Ucap sinis Jisoo.

" Jennie ada dirumah, nanti sekalian berangkat kita jemput Jennie." Balas Taeyong yang langsung duduk disamping Jisoo.

" Nah, bagus! Bawa tuh orang. Orang kaya dia itu-- " Ucap Seokjin terpotong.

Drttt... Drttt...

" Halo? " Jawab Seokjin pada panggilan tersebut.

" Tuan muda, ada penguntit yang menyerang Tuan dan Nyonya besar. Saya rasa ada pengkhianat di kelompok kita."

Brak!

Seokjin yang mendengar itupun langsung menggebrak meja makan yang membuat semua orang terkejut.

" Lalu, Papa dan mamaku tidak kenapa-kenapa kan? " Tanya Seokjin dengan marah.

" Maaf tuan muda, Tuan dan Nyonya besar tertembak tadi. Penguntit tersebut menyerang dengan membabi buta dan berhasil kabur. Sekarang kondisi Tuan besar sedang koma dan Nyonya besar sudah melewati masa kritisnya. "

" Brengsek! Bagaimana dengan bodyguard yang menjaga orang tua ku? Apa mereka semua bodoh sampai bisa lalai seperti itu?! " Teriak Seokjin yang membuat Jisoo menangis karena sebelumnya Seokjin tidak pernah semarah ini.

" Seokjin, ada apa? " Tanya Suho panik, gimana nggak panik kalo sahabatnya semarah ini.

" Bodoh! Aku tidak mau tau! Cari orang-orang yang terlibat itu! "

Tut!

" Papa sama mama di serang dan dikelompok kita ada pengkhianat." Ucap Seokjin dengan menahan marah.

" Gimana kondisi papa sama mama kak? " Tanya Jisoo sambil menangis dipelukan Taeyong.

" Papa koma terus mama udah ngelewatin masa kritisnya. Sekarang kaamu berangkat sekolah dengan Taeyong. " Ucap Seokjin yang mendapat gelengan Jisoo.

" Nggak mau! Aku mau sama papa dan maama kak! " Bantah Jisoo.

" Kamu bisa nurut nggak, Bae Jisoo?! Kalo kamu njenguk, nanti kalo udah siuman. Kalo sekarang, kamu bisa jadi sasaran selanjutnya!" Ucap Seokjin.

PulchritudeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang