“Winter kemana?” tanya Ryujin kepada Minju yang masih tertidur pulas di kasur.
Setelah kejadian piring dan gelas yang pecah dengan misterius, lalu televisi yang menyala dengan sendirinya, mereka memutuskan untuk beristirahat di kamar masing-masing guna menenangkan pikiran mereka.
“Mandi,” jawab Minju sekenanya yang masih menutup matanya sembari memeluk guling.
Mereka tidur di kamar tamu pertama, kamar yang sangat luas dengan kasur king size cukup untuk ditiduri ketiga gadis yang sangat langsing.
“Oh iya udah jam 5, gue nyusul mandi sekalian dah,” ujar Ryujin, tak terlepas seperti Minju, gadis Shin juga baru saja membuka matanya karena merasa gerah di tubuhnya, padahal AC sudah menyala sejak tadi pagi, karena Winter tidak ada di pinggiran kasur langsung saja Ryujin ikut mandi bersama Winter di kamar mandi utama.
Kamar mandi utama rumah Heeseung sangatlah luas dan memiliki 2 bilik, dan mereka semua setuju jika kamar mandi utama dipakai para gadis, kamar mandi sisa dipakai para lelaki, jadi mereka sepakat untuk tidak boleh memasuki kamar mandi yang tidak sesuai kesepakatan.
Di bilik pertama terdengar suara Winter yang mandi dengan bersenandung ria, suara shower yang dinyalakan menambah kesan ramai dalam kamar mandi utama tersebut.
Bukan Ryujin namanya kalau gadis itu tidak memiliki ide jahil, karena ia tahu Winter termasuk gadis yang penakut, ia mencoba menggoda Winter agar gadis itu berteriak ketakutan.
Lampu kamar mandi utama di mati-nyalakan, Ryujin sudah bersiap menahan tawanya untuk mendengar Winter menjerit, tidak membuang hal mistis yang terjadi tadi siang, bekas ketakutan itu pasti masih ada pada perasaan Winter.
Namun Ryujin salah, ia sudah menyala-matikan saklar lampu kamar mandi, tapi Winter masih saja diam, bahkan siulan yang disenandungkan kini sudah tidak bersuara, hanya sisa shower yang dinyalakan.
Ryujin juga tidak mendengar aktivitas Winter mandi lagi, siulan senandung yang berhenti dan aktivitas yang juga berhenti, tersisa suara shower saja.
Gadis Shin langsung saja masuk dalam bilik kamar mandi kedua, di sebelah Winter ia juga mencium bau uap sabun dari sebelahnya, bertanda Winter masih mandi di dalam sana.
“Lu takut ya~” ejek Ryujin lalu mengetuk beberapa kali dinding bilik.
“Xixixixixixi, Winter lu takut ya, ini gue Ryujin bukan setan xixixixixi,” cicit Ryujin cekikikan, ia sudah menanggalkan seluruh bajunya, karena tidak ada respon dari Winter ia memutuskan menyalakan shower yang ada dalam bilik kamar mandinya.
Pikir Ryujin, gadis itu pasti marah, biar saja setelah mandi nanti biar Ryujin menggodanya lagi.
“Ter, kulit gue kering banget dah, lu bawa lulur ngga? gue minta dong,” teriak Ryujin sembari mencuci rambutnya dan memejamkan mata karena sisa sampo yang melewati wajahnya.
Sama saja, tidak ada jawaban dari Winter, bahkan aktivitas mandi dan siulan itu juga tidak terdengar lagi, tetapi shower bilik sebelah yang digunakan Winter masih menyala, berarti gadis itu masih ada di dalam sana, tapi apa Winter masih ngambek? sehingga dia diam saja?
“Ter..... lu denger gue ngga? minta lulur dong...” teriak Ryujin lagi, lalu gadis itu bersenandung untuk memecahkan suasana, lalu tiba-tiba lampu seluruh kamar mandi mati, hanya kegelapan yang tersisa, shower dari dalam bilik Ryujin juga mati tiba-tiba, padahal ia belum selesai membilas rambutnya, bahkan sisa sampo itu masih ada di wajah Ryujin, gadis itu sampai keperihan di kedua matanya.
“Loh, kok mati sih, Ter!!! jangan jahilin gue dong, gue lagi keramas nih!! perih mata gue!!” teriak Ryujin sekali lagi.
Ketika ia masih memejamkan mata, ia mencoba membuka mata namun kedua matanya semakin perih untuk dibuka, Ryujin merasakan sebuah benda yang diletakkan di atas kepalanya, ia meraba benda tersebut dan pikirnya itu adalah lulur dari Winter, namun ketika ia mencoba memegang tangan Winter, ia merasakan dingin teramat sangat dan kuku-kuku yang sangat runcing.
“Anjir!!! lu berapa jam mandi deh Ter, tangan lu sampe mati rasa, dingin gitu,” ucap Ryujin lalu masih memegangi tangan Winter, bahkan tanpa sadar kuku tangan Winter mengenai kulit tangan Ryujin.
Gadis Shin mengaduh kesakitan ketika merasakan tangannya berdarah akibat terkena kuku winter yang sangat tajam.
Ryujin mencoba menyeka sisa sampo di wajahnya, ia masih mencoba berteriak dan berkomunikasi dengan Winter agar gadis itu berhenti menjahilinya dan menyalakan lampu dan shower lagi.
Ketika lampu dan shower kembali hidup, ia segera menyeka sisa sampo di kedua matanya, lalu ia membuka mata, betapa terkejutnya ia melihat bawah kakinya, air sabun yang putih berubah menjadi merah, seperti air darah, dan rambut panjang hitam basah berada di bawah kaki Ryujin, ia melihat rambut dan air darah itu berasal dari bilik milik Winter.
Ryujin berteriak histeris lalu Minju dan Winter yang sudah selesai mandi mendobrak bilik kamar mandi yang dipakai Ryujin.
Jadi, tadi siapa kalau bukan Winter?
KAMU SEDANG MEMBACA
the watching ✔️
TerrorSungchan yang menemukan sebuah kaset tidak berjudul, menjadi awal kematian mereka dipembuka umur 21 tahun.