14. room number 118 and the disappearance of the film cassette

47 12 0
                                    

“Ini ngga sih alamatnya? bener kan?” tanya Sungchan ketika mobil mereka sudah sampai di gerbang depan.

Suasana redup, sayu dan tidak ada matahari yang menyinari seakan membuat kondisi di sana sangat menyeramkan, tidak lupa kabut yang senantiasa masih memenuhi kondisi di sana, padahal sudah menunjukkan pukul 12 siang.

“Iya, di maps gitu kok,” jawab Minju di sebelahnya.

“Ckckck para kating nih pinter banget dah milih tempat stay vacation, di tempat terpencil, sepi, pemandangannya juga bagus banget, ada danau, bukit mana ngga ada sinar matahari pula, dingin mulu deh, enak buat cuddle,” komentar Ryujin ketika gadis itu sudah keluar dari mobil.

Disusul yang lainnya tertawa menanggapi kehebohan Ryujin, seharusnya Winter kali ini juga harus heboh karena selama 5 hari dia sama sekali tidak membuat konten dan update di Instagram.

“Bagus kan, makanya gue suka,” cicit Winter, padahal gadis itu tadi sempat membuat bercandaan bahwa dia sebenarnya mayat, membuat Ryujin ketar-ketir di sebelahnya, pasalnya gadis itu kemarin dirasuki oleh setan wanita, takutnya setan itu masih hinggap di badan Winter lalu langsung ditanggapi kekehan dari Winter.

“Suka? emang pernah ke sini?” tanya Heeseung sembari melepas bantal leher dari Winter.

Winter mengangguk lalu berubah menjadi gelengan cepat, “Engga lah, sama siapa juga ke sini, ini kan villa yang viral makanya kak Jeno sama kak Karina ke sini,” elak gadis itu dengan cepat.

Heeseung hanya menggeleng heran lalu nampak satu satpam yang berjalan menghampiri mereka.

“Mau nginep ya, mas, mbak? mobilnya boleh diparkir di dalam, jangan di pinggir gerbang gini, takut ada orang jahat, hehehe,” ucap satpam seramah mungkin.

Lalu ketika yang lainnya sudah mengambil barang-barang dari dalam mobil, Sungchan mengendarai sedan milik Ryujin sendirian sampai di parkiran mobil dalam villa tersebut, teman-teman lainnya memilih berjalan menuju pintu kantor villa tersebut.

Mereka kagum, walaupun kondisi suasana yang redup dan sayu, bahkan becek akibat air hujan semalam masih memenuhi rumput dan jangan lupakan aroma menyeruak kebun bunga ketika diguyuri air hujan, sangat menambah kesan damai di sana.

“Wow, dingin banget,” ucap Ryujin lalu mengambil jaket denimnya yang dipakai Jaehyuk, pemuda itu sangat fashionable, ketika jaket denim itu dilepas, ia hanya mengenakan kaos hijau bercorak tulisan simple di depan, sangat tampan jika dilihat.

Sungchan menghampiri teman-temannya lalu Minju yang memimpin di depan, mereka memasuki kantor villa tersebut, sebagai tempat transaksi dan memilih kamar.

“Halo, ada yang bisa saya bantu?” tanya resepsionis di meja office.

“Pesen kamar dong mbak, ini villanya gimana ya kamar-kamar atau gimana?” tanya Minju.

“Penyewaan villa kami tidak seperti hotel yang hanya menyewakan kamar di dalam satu gedung saja kak, kami menyewakan villa dengan cara kakak memilih nomor kamar lalu akan kami arahkan, nah kamar tersebut terpisah-pisah dengan ornamen seperti rumah yang lumayan luas, bisa dipakai 5-6 orang, di dalam ada 2 kamar, 2 kamar mandi, 1 dapur, 1 ruang tamu atau bersantai dan bilik tempat makan, jika kakak mencari kolam renang bisa berjalan agak ke belakang nah di sana ada 3 kolam renang bersih biasanya sebagai tempat berkumpul seluruh orang yang menyewa kamar villa ini,” jawab resepsionis panjang lebar.

Sungchan melihat ke sekeliling bangunan kaca kantor villa tersebut, dan dia menemukan palang dan garis polisi yang diletakkan di pojokan kantor tersebut.

“Mbak, kemarin sempat ada penyelidikan kasus mahasiswa yang menginap di sini terus meninggal ya?” tanya Sungchan tiba-tiba, lalu disenggol lengannya oleh Minju.

Si resepsionis nampak kurang nyaman dengan pertanyaan Sungchan lalu sebisa mungkin ia tersenyum dan mengangguk, “Iya kak, tapi masalahnya sudah selesai, karyawan dan villa kami juga sudah diselidiki dan tidak menemukan apa-apa kok, jadi mahasiswanya itu yang pure meninggal karena keracunan makanan bawaan mereka sendiri, hasil otopsi juga sudah keluar bahwa villa kami tidak menjadi tersangka atas kematian mereka, jadi semua sudah aman kak,” ucap resepsionis itu lagi.

“Saya memesan kamar nomor 118 kalo gitu mbak, udah capek saya mau istirahat hehehe,” kata Winter tanpa berlama-lama.

Resepsionis itu nampak kaget, “Baik kak, ini kunci kamar nomor 118, menginap sampai kapan ya?”

“Sampai masalah selesai mbak,” jawab Winter lalu tersenyum, yang lainnya bingung seakan tersihir oleh ucapan Winter, mereka sama sekali tidak protes atau bertanya mengapa gadis itu memilih kamar nomor 118, padahal mereka bisa saja memilih sesuai view pemandangan atau apalah itu.

Minju juga tahu bahwa kak Karina, kak Jeno dan kak Jaemin memang menginap di kamar nomor 118, dan sebenarnya kamar tujuan yang akan dipilih Minju juga nomor 118, tetapi ia heran, mengapa Winter bisa tahu? atau gadis itu menyebutkan nomor secara random? tapi mengapa bisa sampai tahu kalau para kating menginap di kamar nomor 118, apakah Winter juga terlibat bersama kak Jaemin?

Mereka berjalan bersama karyawan lain yang mengarahkan mereka untuk sampai di kamar nomor 118, palangan dan garis polisi memang masih terlihat di pintu kamar villa tersebut.

“Ter, kok lu tahu kalo tujuan gue mau ke kamar nomor 118?” tanya Minju ketika karyawan itu sudah memberikan kunci kamar ke Winter.

“Ya soalnya gue tadi lihat denah yang diberikan mbaknya, ternyata viewnya bagus banget, tempatnya strategis deket sama kantor, depannya ada danau sama bukit terus belakang kita deket banget sama kolam renang, gue kan selebgram harus sekalian review kamar dong~” jawab Winter lalu pintu kamar terbuka.

“Wow.... kerena banget dah villa ini, nyesel ngga sih baru tau sekarang,” kagum Jaehyuk lalu yang lainnya meletakkan barang-barang secara asal.

“Kenapa Nju kok lu mau milih kamar ini sebelum lu lihat denah?” tanya Heeseung.

Yang tahu perihal kamar ini bekas dipakai kating mereka hanyalah Sungchan dan Minju, keduanya sebenarnya tidak ingin merahasiakan kasus dibalik kamar ini, tetapi mereka takut jika yang lainnya tidak setuju.

“Eum... kalian harus janji ya nggaboleh protes atau takut... hehehe,” cicit Minju sembari menggaruk rambutnya yang wangi.

Sungchan menghela nafas, “Iye-iye, kamar ini bekas ditempatin tiga kating kita yang meninggal, gue milih kamar ini emang dapet informasi dari Jeongin, temennya Minju, dan gue mau balikin kaset itu ke kamar ini, karena kan kaset film ini ditemukan dan ditonton di sini,” ujar Sungchan mendapat helaan kekecewaan dari teman-temannya.

Sungchan merogoh kantong tas totebag miliknya yang ditaruh di dalam tas besarnya, namun ketika ia mencari kaset film tersebut hingga ia memilah-milah seluruh barang bawaannya ia tidak menemukan kaset film itu sama sekali.

“Kaset filmnya ilang!!!!!!!” seru pemuda Jung panik.

the watching ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang