9. the third day, return the film cassette to yeji's house

59 15 0
                                    

*bestieeeeeee vote & komennya dwwoonggssss jannn pelit pelit 🤱🤱🤱🙏🙏🙏🙏🤱🤱🤱🦧🦧🦧🦧






























































Day 3

Di meja makan, tersisa empat orang yang tengah menyantap sarapan omelet yang dibuat Heeseung dan Minju.

“Nasi... nasi...” teriak Ryujin kepada Minju yang masih berkutat memblender buah-buah untuk dijadikan smoothies.

“Astaga!!! udah sarapan mie loh ini,” ujar Minju kaget, Winter sudah lebih membaik daripada biasanya, ia tertawa dengan sendok dan garpu berada di kedua tangannya.

“Bukan orang Indonesia kalo sarapan ngga pake nasi!!” seru Ryujin lalu menyahut sepiring nasi yang Minju berikan.

“Perasaan kita anak orang kaya deh, masa iya selama makan kek orang susah gini,” gerutu Ryujin yang sepertinya merindukan sarapan nasi bebek ketika masih di rumahnya.

Minju menggertak meja, Heeseung dan Winter yang baru menyelesaikan makannya terkaget bukan main, “Nah justru itu, kenapa ya? gue juga nggatau, gue pas bangun tadi iseng aja kepengen makan omelet terus langsung ke dapur masakin buat kalian semua,” ucap Minju.

“Kulkas Heeseung kosong, nyebelin anjir, pelit,” bisik Minju kepada para gadis.

Sepertinya Heeseung tidak mendengar ejekan Minju, pemuda itu sibuk menyantap omeletnya.

Yang lainnya tertawa, “Yaudah dehhhhh ntar siang an abis pulang dari rumah kak Yeji gue traktir kalian nasi padang, melokal bestie.....” seru Ryujin, gadis itu sangat cantik dan kaya tetapi sarapan saja makan menggunakan tangan kosong tanpa sendok dan garpu.

“Ngga makan? minum smoothies doang?” tanya Winter kepada Minju, gadis Kim mengangguk, “Engga, gue udah cemilin omeletnya tadi sebelum kalian semua bangun, kurang kenyang jadi bikin smoothies, mau?” tawar Minju lalu Winter mengangguk.

Winter meminum smoothies milik Minju lalu Heeseung merengek meminta juga, Winter menyuapi Heeseung segelas smoothies milik Minju, Ryujin berdecak.

“Ngga higienis tuh minuman sekarang,” cicit Ryujin lalu dari ruang tengah terdengar suara Sungchan yang merengek kelaparan.

“Mana makanan gue~ gue laper~” ucap Sungchan berjalan menuju meja makan.

“Ini dia sup rumput laut, ini nasinya, ini lauknya,” ujar Minju menyediakan makanan tersebut dan meletakkannya di depan Sungchan.

“Ayam mana?” tanya Sungchan yang dihadiahi gamparan di pipi kanannya oleh Ryujin.

“Ngga ada ayam-ayam!! Heeseung belum belanja, adanya gue, ayam kampus, mau?” tawar Ryujin yang lainnya tertawa terbahak-bahak namun respon Sungchan masam.

“Gue nganter makanan ke Jaehyuk dulu yakk, dia udah bangun belum, Chan?” tanya Winter.

Sungchan yang menyeruput kuah supnya itu hanya mengangguk menanggapi pertanyaan Winter.

Bukan hal biasa lagi, kini yang sudah diganggu oleh setan wanita itu korbannya sudah ada tiga, Ryujin ketika di kamar mandi, Minju ketika di kolam renang, dan Sungchan kemarin waktu mereka berlindung di basement.

Setelah insiden gempa bumi dan angin puting beliung itu, keenam dari remaja tersebut sama sekali belum keluar rumah, setelah selesai kekacauan mereka langsung membereskan barang-barang yang berantakan lalu mereka tertidur pulas hingga pagi hari.

Sungchan juga sudah bercerita kepada seluruh teman-temannya dan ciri-cirinya memang sama persis seperti setan yang menganggu Ryujin dan Minju.

Sudah dipastikan setan wanita itu berasal dari kaset yang mereka tonton, karena setelah kejadian tersebut kejanggalan dan teror mulai meneror mereka di rumah Heeseung.

“Jeongin gimana Nju? udah ada kabar lagi belom?” tanya Heeseung.

“Bentar, gue cek hp dulu,” jawab Minju lalu membuka ponselnya, aplikasi pesan chat lalu raut wajahnya berbinar.

“Kak Yeji ternyata baru aja pulang subuh tadi!! dan sampe sekarang belum ada tanda-tanda dia keluar rumah lagi, kata Jeongin sebelum jam 11 kita harus ada di rumahnya, karena kak Yeji sering keluar rumah di atas jam 12,” ucap Minju lalu mereka yang mendengarkan serasa lega.

“Gue mandi ya hari ini, mau ketemu kak Yeji soalnya, gue harus wangi,” tanya Sungchan meminta pendapat teman-temannya.

Minju, Ryujin dan Heeseung menjawab serempak, “NGGA BOLEH!!! LU MASIH DEMAM!! NGGA BOLEH MANDI!!”

Setelah insiden semalam membuat tubuh Sungchan memanas dan wajahnya pucat dingin, ia semalaman sakit akibat trauma pertama kali melihat hantu.

Berbeda dengan Jaehyuk, pemuda itu masih merasa sakit di kaki kanannya akibat terkilir semalam, untuk kondisi Minju dan Ryujin sudah lebih membaik, untung saja dua gadis tersebut tidak ikut sakit seperti Sungchan.








































“Ooww shit... lihatlah kekacauan ini, para warga pada ngga keluar rumah apa? sampe mereka ngga beresin kekacauan ini?” seru Jaehyuk, pemuda itu mulai membaik dan ikut duduk di sebelah kursi pengemudi.

Yang mengemudi hari ini Heeseung, biasanya Sungchan, karena pemuda itu masih kurang enak badan, ia memilih duduk di kursi tengah bersama Minju di sebelahnya. Winter dan Ryujin duduk paling belakang.

“Udah biasa mereka mah, kalo kaya gini yang beresin tukang kebun atau biasanya satpam,” jawab Heeseung.

“Sesuai maps yak, Nju?” tanya Heeseung lalu diangguki Minju.

30 menit mereka melakukan perjalanan, akhirnya mereka sampai di gerbang utama komplek perumahan Jeongin dan Yeji, ada di G2.

“Gue turun di sini aja, itu ada Jeongin di depan,” ucap Minju lalu turun dari mobil dan menghampiri Jeongin.

Mereka mengobrol sebelum keenam remaja tersebut bertamu ke rumah Yeji, karena kedua orang tua Yeji agak sedikit sensitif jika ada tamu.

Minju kembali ke mobil lalu meminta Heeseung untuk memarkirkan mobilnya di depan rumah Yeji yang sangat besar.

“Heh, gini aja masa gerombolan anjir balikin kaset film?” tanya Sungchan sebelum ia dan yang lainnya turun.

“Gue sama Sungchan aja yang turun nggapapa, kalian mantau dalam mobil aja,” ucap Minju dihadiahi dengusan oleh Ryujin.

“Yah padahal mau baku hantam,”

“Yeuuu ini kan mau balikin kaset film, dikira mau ngelabrak apahhh,”

Sungchan dan Minju turun lalu berjalan ke pintu utama rumah Yeji, rumahnya sangat besar melebihi rumah Heeseung, bel pintu dibunyikan berkali-kali.

Tidak membutuhkan waktu lama pintu tersebut terbuka lebar, betapa kagetnya Sungchan ketika yang membuka pintu adalah Yeji sendiri.

“Hei.. dari kemarin gue tungguin ngga dateng-dateng, akhirnya elu dateng, mana Winter?” ucap Yeji tiba-tiba sebelum mempersilakan Sungchan dan Minju berucap.

“Kenapa nyariin Winter kak?” tanya Minju.

Yeji menyeringai, “Jadiin dia tersangka....”

the watching ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang