Baraa & Layla : Chapter 10 [END]

8.2K 292 3
                                    


Playlist : Lie - Jimin

Vote sebelum baca.

_____

Tidak terasa sudah 2 tahun sudah berlalu dan rumah tangga Baraa dan Layla masih aman-aman saja.

Aldo sudah berumur 7 tahun dan mulai masuk sekolah dasar. Aldo sangat senang menceritakan kegiatan dan teman barunya di hari ia bersekolah, Baraa dan Layla senang mendengarnya.

Setiap pagi Layla akan bangun, membuat sarapan untuk mereka. Membangunkan Aldo lalu menyiapkan seragam sekolah putranya itu. Belum lagi dengan yang paling besar, suaminya.

Layla harus bangun setiap subuh karena Baraa minta jatah, jika dikantor biar tidak kesepian. Terpaksa Layla bangun, melayani dan termasuk memandikan bayi besarnya itu.

Jika tidak dimandikan, Baraa akan tidur terus. Layla hanya menggelengkan kepalanya dengan tingkah suaminya yang banyak tingkah.

"Baraa cepat, turun sarapan" teriak Layla, wanita itu menyuapi Aldo nasi goreng.

"Bunda tambah" kata Aldo yang sibuk dengan ipadnya bermain game.

Layla menambahkan nasi goreng untuk Aldo lalu menghela nafas melihat putranya itu "Sayang, nanti pulang sekolah main ipadnya lagi ya. Sarapan dulu, nanti telat"

"Biarkan saja sayang, cuma sebentar" ujar Baraa yang baru tiba. Pria itu merapikan dasinya, duduk dan langsung mengambil roti yang sudah disiapkan Layla.

Layla menatap suaminya kesal "Nanti kebiasaan Baraa, sudah sering Aldo kayak gini, nanti rabun matanya jika setiap saat main ipad"

Baraa tersenyum simpul, tapi tetap melanjutkan sarapannya. Ia semakin gemas melihat wajah kesal istrinya yang sibuk menyuapi putra mereka.

"Jangan cemberut gitu dong sayang, nanti aku gak jadi ke kantor nih"

"Gak jadi bukan masalah, aku bukannya mau. Wlek" kata Layla, lalu ia menjulurkan lidahnya mengejek Baraa.

Bukannya marah, Baraa malah menyeringai "Serius nih? Nanti aku paksa lho" pria itu bersiap-siap membuka jasnya kembali.

Layla menjadi kegalapan "Aku bercanda Baraa, lagian aku mau beresin rumah, nanti menjemput Aldo pulang sekolah"

"Biar aku saja sayang yang menjemput Aldo"

"Nanti pasti tidak sempat, seperti kemarin. Kasian anakku menunggu lama"

Baraa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan mengalihkan pandangannya dari wajah garang istrinya.

"Baiklah, baiklah. Aku minta maaf sayang"

"Minta maaf dengan Aldo, bukan aku"

"Ayah minta maaf ya nak, untuk yang kemarin" Baraa mencium pipi Aldo.

Aldo menatapnya "Aldo maafin kalau ayah sama bunda kasi Aldo adik"

Lantas kedua orang dewasa itu terkejut. Bagaimana bocah tujuh tahun bicara seperti itu?

"Aldo. Darimana kamu bicara bicara seperti itu, sayang"

"Om Bani, ayah. Kemarin Om Bani nyuruh Aldo bicara kayak gitu, ya Aldo ikuti lah"

Baraa dan Layla saling menatap dengan bengong.

"Awas saja kau Bani, gajinya akan kupotong"

Layla tertawa lalu ia mengelus rambut Aldo dan tersenyum manis.

_____

Baraa memijit tengkuk Layla, membantu wanita itu memuntahkan isi perutnya.

Ia menatap ngeri Layla. Apa seperti ini dulu Layla ketika mengandung Aldo? Sebegini parahnya?

Baraa memeluk Layla dengan erat dari belakang "Maaf" katanya.

Layla menoleh "Kenapa minta maaf Baraa?"

"Dulu ketika kamu mengandung Aldo seperti ini ya. Aku dulu tidak ada disini, jadi maafkan aku"

"Ini bukan salah kamu, aku sendiri yang memilih meninggalkan mu"

"Salahku juga karena menembaknya di dalam"

Layla memukul Baraa kesal "Ih, Baraa. Diem ih"

Baraa terkekeh "Aku minta maaf ya, maafin aku"

Layla mengusap lengan Baraa diperutnya "Udah aku maafin kok"

"Usia kandungan kamu sudah 8 bulan dan kata dokter seksnya harus dikurangi" kata Baraa.

"Iya dong. Kamu mau bayi aku sama aku kena imbasnya, kayak kemarin?"

"Itu aku khilaf, sayang. Maklum sudah puasa 2 bulan, mana aku tahan"

Layla menggeleng kan kepalanya.

Bersambung.

Jangan lupa komen dan ⭐

Baraa & Layla(Sequel My Wife Layla)[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang