Part 1

3.4K 197 1
                                    

Senyum lebar terpancar dari wajah Andin, melihat tangannya yang indah penuh dengan henna. Besok Andin akan menikah dengan Aldevan Zaqy Serhan.

Di tengah serunya perbicangan Andin dan calon mertuanya yaitu Qyana Rosallyn, tak lama Devan datang mengajak Andin dan mamanya untuk berbicara dengan raut muka yang tak bisa di tebak.

"Andin, maaf Aku ga bisa lanjutin pernikahan ini... kita batalin sekarang ya" ucap Devan sambil menggenggam tangan Andin di depan Mama Rosa.

"Hah.. ka-kamu bilang apa, kenapa kita harus batalin pernikahan ini?" balas Andin dengan terbata-bata sambil menatap Devan penuh tanda tanya.

"Devan, kamu ngomong apasih nak," ucap Mama Rosa sambil memandang anaknya dengan tatapan kemarahan.
"Ma, Aku beneran ga bisa lanjutin pernikahan ini..." ucap Devan.
"Ya tapi alasannya apa Devan?! kalian itu mau nikah besok loh, jangan main-main kamu ya," murka Mama Rosa pada Devan.

Andin terduduk lemas di sofa, Kemudian Devan berjongkok di depan Andin dengan tatapan rasa bersalah,
"Ndin, Aku minta maaf, Aku benar-benar gabisa" ucap Devan.
"Alasannya apa Dev!?" ucap Andin sambil mengguncang bahu Devan.

"Aku ga sengaja menghamili seseorang Ndin," ucap Devan dengan nada suara yang begitu pelan.

Andin hanya terdiam memandang Devan, rasanya tak sanggup ingin mengeluarkan kata-kata, Andin hanya mampu berucap dalam hati, harusnya hari ini adalah hari bahagianya karena besok akan menikah dengan seseorang yang sangat Ia cintai, tapi barusan Ia di hantam oleh kenyataan pahit. Mama Rosa yang mendengar semua itu langsung menampar Devan di depan Andin.

"Devan kamu jangan kurang ajar ya, kamu pasti bohong kan!?, jujur sama Mama sekarang," ucap Mama Rosa sambil berteriak.

"Ma, Aku ga bohong, Perempuan itu ada di mobil Aku sekarang." ucap Devan sembari menenangkan Mamanya.

Mendengar ucapan Devan membuat Andin dan Mama Rosa begitu kaget, Andin tidak menyangka akan ada di posisi saat ini. Mama Rosa begitu pusing setelah mendengar penjelasan Devan, kemudian Mama Rosa pingsan saat itu juga, "Mama... Ma..." teriak Devan dan Andin.

"Andin, tolong kamu panggilin bang Al di ruang kerja nya sekarang!" ucap Devan panik.

Andin bergegas menuju ruang kerja Al, Andin mengetuk pintu itu beberapa kali namun tidak ada jawaban, Andin semakin panik. Ketika Andin ingin berbalik badan tidak sengaja Ia menabrak Al yang sedang memegang kopi.

"Ngapain kamu disini?" tanya Al dengan nada cuek.
"Eh itu mas, Mama pingsan di kamar tamu" jawab Andin.

Tanpa bertanya apapun lagi Al bergegas menuju kamar tamu, sesampainya di sana Al mengecek mamanya. Beberapa waktu kemudian Mama Rosa sadar, saat ini yang menemani Mama Rosa hanya Al karena Devan dan Andin tadi izin pergi keluar.
"Mana Adik kamu Al?" ucap Mama Rosa dengan muka panik.

"Tadi keluar Ma, Mama kenapa panik?" tanya Al dengan kebingungan.
"Adik kamu Al... Adik kamu... menghamili perempuan lain" ucap Mama Rosa dengan terbata-bata.

"Brengsek," ucap Al sambil geram.

Andin dan Devan menuju ke halaman untuk mendatangi perempuan yang di katakan oleh Devan tadi, lagi-lagi Andin hanya bisa meratapi nasibnya melihat perut perempuan itu yang sudah sangat membesar, "Siapa nama kamu?" tanya Andin.
"Keisha, Kak." jawab perempuan itu.
"Berapa bulan kandungan kamu?" tanya Andin.
"8 bulan Kak." ucap Keisha sedikit ragu.

Belum sempat Andin bertanya lebih lanjut, tiba-tiba Al datang menyuruh mereka semua masuk ke dalam rumah.

Semua duduk di taman samping tentu saja dengan pintu yang tertutup karena keadaan rumah keluarga Serhan saat ini sedang ramai untuk persiapan pernikahan anak kedua mereka, di taman ini hanya ada Mama Rosa, Al, Andin, Devan, dan Keisha.

Mama Rosa bertanya pada Devan kenapa Ia melakukan itu semua tapi Devan hanya menjawab khilaf, Al sangat geram ingin rasanya Ia menonjok Devan. Mama Rosa memohon maaf juga kepada Andin karena pernikahan Devan dan Andin memang harus dibatalkan, Andin hanya terdiam saja, apa yang harus Ia bilang ke orang tuanya. Mama Rosa berencana untuk menikahkan Devan dan Keisha ketika Keisha sudah melahirkan.

Mama Rosa sangat merasa bersalah pada Andin, Ia memeluk Andin kuat-kuat sambil berucap maaf berkali-kali. Devan hanya menatap lirih itu semua, sejujurnya Ia sangat menyesal mengkhianati Andin, Devan bisa saja tetap menikahi Andin tapi Ia tak ingin menyakiti Andin terlalu dalam.







kalo ada typo tandain yaa, terima kasih sudah mau baca, tunggu kelanjutannya yaa!

kalo ada typo tandain yaa, terima kasih sudah mau baca, tunggu kelanjutannya yaa!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

— 28 jan 2022

Thousand FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang