Part 8

1.9K 270 22
                                    




"Udah selesai kan?" tanya Al pada Raka sambil membereskan ponsel dan dompetnya.

"Mau balik ke rumah sakit? cepet amat Al minuman gue aja belum habis." ucap Raka sambil menyeruput minumannya dengan tenang.

"Gue masih banyak kerjaan,"

"Oke, oke." Raka mengiyakan perkataan Al.

Kemudian Al dan Raka kembali lagi ke rumah sakit, sedangkan Andin dan teman-temannya masih asyik bercanda ria.

***

Andin baru saja sampai di rumah, ia berjalan masuk sembari menenteng beberapa makanan,

"Sayang kamu darimana aja?" ucap mama Rosa mengagetkan Andin dari belakang.

"Eh mama, aku habis dari rumah temen ma." ucap Andin langsung menoleh kearah mama Rosa.

"Aduh mama minta maaf kamu jadi kaget, soalnya tadi mama ke butik kamu tapi kamunya gaada." tawa mama Rosa sambil merangkul Andin.

"Kenapa mama ga telpon aku aja?"

"Takutnya kamu lagi sibuk nanti mama malah ganggu, itu kamu bawa apa banyak banget?"

"Ganggu apasih ma, ya engga lah. Ini aku bawain mama brownies." Andin tersenyum sembari mengangkat brownies di tangannya.

"Yaampun ngerepotin kamu aja."

Andin dan mama Rosa menuju dapur untuk meletakkan semua brownies yang dibeli Andin, kemudian Andin izin ke kamarnya untuk membersihkan diri terlebih dahulu.

***

Andin sudah siap dengan baju santainya dan ingin mendatangi mama Rosa di lantai bawah. Tapi ia baru ingat kalau ada pekerjaan yang harus ia selesaikan dulu, kemudian Andin membuka laptopnya sambil duduk di sofa kamar.

Setitik air mata Andin jatuh melihat layar laptopnya yang bergambarkan ia dan sang kakak waktu kecil. Sampai saat ini Andin masih belum menemukan kakaknya. Andin mengusap air matanya dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

Beberapa saat kemudian pintu kamar terbuka ternyata Aldebaran masuk, Andin hanya menoleh sekilas karena dia sudah menyiapkan baju bersih untuk Al di kasur.

"Huft selesai juga, sekarang aku bisa ke bawah ketemu mama." ucap Andin sambil meletakkan laptopnya di meja.

"Tunggu," hadang Al yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Kenapa mas?" Andin sudah berdamai dengan pikirannya perihal ia yang menanyakan perasaan Al.

"Kamu punya pacar?" tanya Al dengan muka datar.

Andin mengerutkan dahinya sambil menatap aneh ke Al, "Pacar?" tanya Andin takutnya ia salah dengar.

"Iya pacar."

"Ya ga ada lah mas, pertanyaan kamu aneh-aneh aja." jelas Andin.

"Tadi saya liat kamu pelukan sama laki-laki lain." Al tak bisa menahan rasa cemburunya.

"Oh itu, dia sahabat aku mas." ucap Andin menahan senyumnya.

"Kenapa kamu senyum-senyum?"

Andin ingin menggoda Al dengan balik bertanya, "Kamu cemburu ya?"

"Saya ngga cemburu."

"Kamu bohong ya mas," masih ingin menggoda Al.

Al sudah lega mendengar jawaban Andin, bahwa laki-laki tadi bukan pacarnya. Kemudian Al ingin membuka pintu untuk keluar,

"Eh tunggu, katanya ga cinta sama aku tapi kok cemburu..." ucap Andin sambil merentangkan satu tangannya untuk menghadang Al.

"Kapan saya ngomong ga cinta sama kamu?"

Thousand FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang