Part 6

1.5K 237 10
                                    

Pagi hari cahaya matahari sudah memancar dengan terang, Al sedang memakai kemeja yang di siapkan oleh istrinya, kemudian Al memandang Andin yang sudah rapi baru saja keluar dari kamar mandi.

"Kamu mau kemana, emangnya udah sembuh?" tanya Al.
"Udah kok mas, makasi ya dokter ganteng." jawab Andin membuat Al sedikit tersenyum.

"Kok gitu sih senyumnya, yang ikhlas dong mas." ucap Andin sambil meledek Al.
"Saya buru-buru mau ke rumah sakit." ucap Al memalingkan wajahnya.

"Iya deh, sini aku pasangin dasinya mas," ucap Andin seraya mengambil dasi dari tangan Al.
"Terima kasih ya," ucap Al.
"Sama-sama mas." jawab Andin.

Kemudian mereka bersama-sama menuju ke meja makan, setelah tiba mereka di sambut hangat oleh mama Rosa,
"Al kata kamu Andin sakit kan, tapi tadi dia tetap masak buat kamu Al, so sweet banget kan." ucap mama Rosa pada Al sambil tersenyum gemas kearah Andin.

Al melirik Andin yang sedang tersenyum malu,
"Kamu mau yang mana mas?" tanya Andin.
"Ambil kan saya makanan yang kamu masak," bisik Al pelan.
"Oke mas," ucap Andin.

"Kok bisik-bisik sih Al? hahaha," tawa mama Rosa.
"Apa sih ma." bantah Al, melihat ekspresi Al rasanya Andin ingin tertawa.

Jika semua sedang asik bercanda, berbeda dengan Maura yang memandang dengan tatapan muak.
"Ini udang asam manisnya siapa yang bikin?" tanya Maura dengan antusias.
"Itu Andin yang bikin, enak kan?" jawab Mama Rosa.

"Ih iya enak banget, kapan-kapan bisa dong ajarin aku masak," jawab Maura sambil tersenyum.
"Boleh banget." jawab Andin dengan senang hati.

Andin bingung melihat Maura, "Bukannya kemarin dia marah kenapa sekarang beda, apa cuma pura-pura aja ya," pikir Andin dalam hatinya.

••••

Setelah semua selesai makan kini mereka melanjutkan aktivitas masing-masing, Andin memasuki mobilnya ia bergegas pergi ke Butik dan Al pun sudah berangkat ke Rumah sakit.

Sesampainya di Butik, Andin mulai memeriksa desain pesanan dari pelanggannya karena sebentar lagi mereka akan bertemu.
"Pagi bu Shera apa kabarnya, silakan duduk bu." sapa Andin pada pelanggannya.
"Pagi juga Andin, saya baik." jawab bu Shera.

"Oh iya kita langsung saja ya bu, ini desain sesuai dengan permintaan ibu, apakah ada yang kurang bu?" ucap Andin sambil menunjukkan buku desainnya.

"Wah ini udah bagus banget Andin, saya suka. Cuma saya minta dibagian sini sedikit ditambah payet bunga, apa bisa?" ucap bu Shera.
"Bisa banget bu, sebentar ya bu saya ambilkan contoh-contoh motif payet bunganya." ujar Andin.

"Nah ini dia bu contoh-contoh payet bunganya, Ibu mau yang mana?" tanya Andin sambil menunjukkan buku yang berisi gambar berbagai macam payet bunga.
"Yang ini aja," ucap bu Shera sambil menunjuk salah satu gambar.

Setelah berbincang cukup lama akhirnya Andin dan pelanggannya sudah selesai, Andin sekarang ingin keluar untuk makan siang. Belum jauh Andin menyetir ia melihat kegaduhan di jalan, karena merasa tau dengan mobil yang berada di sekitar itu lalu Andin turun dari mobilnya.

Andin bertanya pada seseorang yang berdiri di dekat situ,
"Maaf ya bu kalo boleh tau, itu ribut-ribut kenapa ya?" tanya Andin dengan ramah.

"Perempuan itu nabrak mobil bapak yang pakai baju warna biru itu mbak, tapi perempuan itu gamau ganti rugi jadinya ribut deh." jelas ibu-ibu itu.
"Oh gitu bu, terima kasih infonya ya." ucap Andin.

Thousand FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang