Part 18

29.7K 3.3K 970
                                    


"Kami menemukan ada banyak bekas luka pukulan benda tumpul, pasien sempat henti jantung akibat kekurangan darah, namun hal itu sudah kami atasi. Untuk saat ini kondisi pasien masih sangat lemah dan membutuhkan banyak istirahat. Kami masih belum bisa memastikan kapan pasien akan sadar."

Celia hanya diam dengan tatapan kosong nya, bahkan dia tidak fokus mendengar setiap kalimat yang keluar dari mulut pria ber jas putih itu. Matanya yang sembab menjadi bukti betapa hancurnya perasaan Celia saat ini, bahkan disaat kondisi nya seperti ini, Celia tidak punya tempat untuk sekedar mengadu untuk menguatkan hati nya. Dia tidak memiliki saudara, kedua orangtua nya pun sudah meninggal dan hanya meninggalkan dirinya seorang.

"Kalau begitu saya permisi"

Dokter muda itu beranjak pergi dari ruang kamar VIP itu.

Celia menoleh ke arah ranjang pesakitan itu. disana, tubuh yang selalu menjadi sandarannya itu kini terbaring lemah dengan perban yang hampir menutupi seluruh tubuhnya. Ada banyak bekas luka dan memar yang tersembunyi dibalik perban itu. Celia tak kuasa untuk menahan air matanya.

'Ceklek'

"Celia..."

Celia menoleh ke arah pintu itu dan langsung memeluk sosok wanita yang baru saja datang itu.

"Aku...aku tak sanggup Vedra...."

Celia menangis menumpahkan keluh kesah nya pada sosok sahabat lama nya itu.

Sementara itu Vedra dan Kendrick menatap penuh iba pada Celia yang tampak rapuh. Vedra memeluk Celia dengan erat seolah memberi kekuatan kalau dia akan terus bersamanya.

Kendrick menatap ke arah ranjang Darion, dia meringis melihat tubuh yang dipenuhi dengan perban itu, dia juga menatap iba pada dua sosok bocah yang tampak tertidur di masing-masing sisi ranjang Darion.

"Kau sudah makan?"

Celia hanya menggeleng dalam pelukan Vedra.

"Kau harus memikirkan dirimu juga Celia, jika kau sakit siapa yang akan merawat Darion dan anak-anak mu nanti"

"A-aku tidak-"

"Ayo, aku akan menemanimu"

Kendrick menyentuh lengan Celia dan mengangguk seolah memberi perintah untuk menuruti ucapan Vedra.

"Sean dan Lio juga belum makan..."

Celia menatap sendu ke arah Sean dan Lio yang tertidur.

"Setelah kau makan, kita kembali kesini, aku yang akan membawa mereka berdua untuk makan"

Kendrick mengerti dengan kekhawatiran Celia

Akhirnya Celia mengangguk dan mulai mengikuti Vedra dan Kendrick yang merangkul tubuh nya.

*******

'Ceklek'

Pintu ruang rawat itu terbuka, seorang pria yang masih memakai jas lengkap itu masuk.

Leonidas.

Pria itu melangkah ke arah ranjang pesakitan itu. Raut wajah nya tidak menunjukkan apapun, dia hanya menatap datar pada sosok yang terbaring lemah itu. pandangan nya jatuh pada sosok bocah di sisi kanan Darion yang menggenggam tangan Darion yang tidak terinfus.

Dia tersenyum tipis saat melihat bekas air mata di wajah putih itu. Sejak pertama kali melihat bocah itu dia memang merasakan ada gejolak aneh saat menatap mata itu.

Tangannya menyingkap pelan jaket tebal yang digunakan oleh Lio, hingga sebuah tanda lahir yang berwarna kemerahan itu terlihat jelas disana.
Ternyata benar, Leonidas tak lagi meragukan siapa bocah yang dihadapan nya ini, dia mengingat betul tanda lahir itu.

VARELIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang