Thirteen

124 20 1
                                    

⚠️Semua karakter/Tokoh dalam cerita tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata, pembaca harap bijak dalam menanggapi

*Banyak Typo!!
*Bahasa random






Last Chapter














.................................

"Mulai saat ini jangan sebut dia di depan ayah. Kau paham??. Ayah tidak ingin menyakiti mu lagi. Tolong pahami ayah nak"

"Iya ayah. Maaf Jungwon tidak sopan bertanya seperti itu"

"Hahh sudah jangan di bahas lagi. Kita sudah sampai. Belajarlah dengan baik" Bohyun memberikan kecupan di kening sang anak kemudian melenggang pergi.

"Maaf ayah" Jungwon berucap lirih sembari menatap mobil yang ayah nya tumpangi perlahan menjauh.











Last




..................................

Semilir angin berhembus manis, membuat surai pekat terhempas tipis-tipis. Dan mengubah teriknya matahari menjadi memiliki setitik kesejukan yang menerpa hati.

Nyaman. Hembusan angin begitu nyaman menyapa kulit, bagaikan belaian lembut seorang ibu yang menjadi candu.

Sayang, seribu sayang. Jungwon, remaja itu hampir tidak pernah merasakan lembutnya belaian ibu biologis nya. Bahkan dia pun sudah lupa bagaimana rupa ibu kandung nya. Karena sang ibu yang telah meninggal saat dirinya masih balita.

Jungwon ingin tahu bagaimana kisah ibu dan ayahnya dulu. Tapi jika dirinya bertanya tentang ibu, ayah selalu marah. Jungwon penasaran, ingin tahu, dia anaknya, dia wajib tahu bagaimana kisah lengkap tentang ibu kandung nya.

Hingga hari ini, dia memantapkan niat untuk bertanya baik-baik tentang sang ibu pada ayahnya. Dia ingin mendengar cerita itu secara lengkap. Walaupun dia terlihat seperti pemeran antagonis dalam sebuah film, karena tega membuat luka lama sang ayah terbuka kembali.

Maaf. Batin nya berkali-kali meminta maaf. Maaf karena ibunya mengkhianati ayah. Maaf karena membuat luka lama ayah terbuka kembali. Maaf karena dirinya terlahir. Dan maaf karena belum bisa membalas kebaikan ayah.

Pulang sekolah, Bohyun berkata bahwa dia akan menjemput Jungwon. Namun hingga hampir satu jam dia menunggu di depan gerbang sekolah yang telah sepi, ayahnya masih belum datang juga. Sudah menghubungi berkali-kali namun tak mendapat balasan. Alhasil dia tetap menunggu jemputan sang ayah.

Setelah 30 menit menunggu, akhirnya manusia yang sedari lama di tunggu pun datang. Mengendarai mobil Mercedes-Benz dengan sangat gagahnya. Melupakan usia yang sudah berkepala empat.

Tin!!

Tinn!!

"Menunggu lama??" Tanya Bohyun

"Sangat. Ayah sulit di hubungi" jawab Jungwon tanpa dusta

"Maaf sayang, ayah sibuk"

"Hmm"

"Apa Wonie marah pada ayah??"

"Tidak. Hanya kecewa"

"Baiklah. Apa yang harus ayah lakukan agar Jungwon tidak kecewa lagi pada ayah??"

Last - Yang Jungwon [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang