12

679 94 10
                                    

"Haaah, hari ini ada murid baru ya?" Ujar Hikari. (Name) yang di sebelahnya mengangguk. Mereka sudah memasuki area sekolah.

"Tapi aku masih bingung kenapa Hika-nee tertawa terus saat kita bertanya soal murid baru." Ujarnya.

"Pastinya mutid baru itu juga pembunuh bayaran kan, seperti Bitch-sensei yang menjadi guru." Kata Hikari semangat.

Mereka memasuki ruang kelas dan melihat sebuah kotak persegi panjang berada di sebelah meja Hikari di dekat jendela. Beberapa murid mendekati kotak itu, termasuk (Name) dan Hikari.

"Apa ini?" Tanya Okajima.

Tiba-tiba layar kotak itu menyala. Menampilkan proyeksi seorang gadis berambut ungu dengan mata merah.

"Ohayo gozaimasu. Mulai hari ini aku masuk sekolah ini. Aku adalah Artileri Berdaya Pikir Mandiri. Salam kenal." Ucap gadis itu.

Semua menatap terkejut.

"Pantas saja Hika-nee tertawa." Pikir (Name).

○●○

"Aku yakin kalian semua sudah mengetahuinya. Biar kukenalkan murid pindahan baru, ini adalah Artileri Berdaya Pikir Mandiri dari Norwegia." Karasuma terlihat menahan emosinya sampai kapur yang di pegangnya hampir patah.

"Minna-sama, mohon bantuannya." Layar itu menyala, lalu kembali mati.

"Karasuma-sensei pasti kerepotan."

"Kalau aku jadi dia, otakku sudah gila duluan."

Koro-sensei nampak menahan tawa di pinggir kelas.

"Kamu jangan tertawa! Penampilanmu juga aneh!" Ucap Karasuma ketus.

"Biar kuperjelas, dia telah terdaftar secara sah sebagai murid sekolah ini. Meskipun dia selalu menodongkan senjata padamu dari sana, kamu tak di perbolehkan menyerang balik. Kamu tak diizinkan melukai murid, karena itulah isi kontrakmu sebagai guru."

"Oh begitu, memanfaatkan isi kontrak, jadi aku harus memperlakukanmu sebagai muridku. Baiklah. Artileri Berdaya Pikir Mandiri, kami menyambutmu di kelas E!" Kata Koro-sensei.

Layar itu menyala. "Mohon bimbingannya, Koro-sensei."

○●○

"Baiklah, di antara ketiga tokoh ini, salah satunya sudah mati. Dua yang lain berpura-pura akrab satu sama lain..."

"Nee, nee. (Name)-chan menurutmu bagaimana cara senjata artileri itu menyerang?" Hikari mencolek bahu (Name), membuatnya menoleh ke Hikari, orang yang sangat suka mengganggunya saat ia fokus dengan pelajaran.

"Pengganggu." Ujarnya datar. Hikari sweatdrop.

"Kata-katamu sangat menyakitkan tahu!"

Tiba-tiba mesin di sampingnya mengeluarkan senjata.

"Sudah ku duga!" Seru Nagisa.

"Keren!"

Senjata itu memuntahkan peluru. Hikari menundukkan kepala sambil menutup telinganya. Memang pelurunya tidak akan mengenainya, tapi suara senjata itu bisa-bisa membuatnya harus mengunjungi dokter THT.

The Target [Ansatsu Kyoushitsu X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang