3. Got The Signature

426 30 0
                                    

"Ck!" Decakan yang terus Renjun keliarkan dari tadi.

"Ck! Tidak jelas sekali sih kakak tingkat di sini! Ah tidak, kakak BEM di sini!" Rutuk Renjun yang terus mencak-mencak, mengenai kakak tingkat dia.

"Masa iya semua maba di suruh cari kakak senior yang ulang tahun-nya bulan Febuari, udah gitu tanggal-nya harus tanggal 14 Febuari! Ini mah tanggal lahir Jaehyun!" Sunggut Renjun kesal akan intruksi kakak tingkat yang sangat tidak jelas dan tidak masuk akal.

"Masa iya harus ke Jaehyun lagi?" Gumam Renjun, yang terus memikirkan perihal ini.

"Ah tidak! Nanti canggung! Kita berdua kan sudah lama tidak bertemu! Udah gitu kita berdua sudah mempunyai pasangan masing-masing." Ujar Renjun, yang menolak saran serta ide gila-nya sendiri.

"Tapi kalau tidak mendapatkan tanda tangan-nya? Pasti kena hukuman lagi. Tadi aja udah malu banget di lihat oleh seluruh maba baru!" Sambung Renjun.

"Aduh, gimana dong ini?!" Gumam Renjun yang sangat dilema mengenai ini.

"Ah bodo amat deh! Yang penting dapetin tanda tangan-nya dulu. Urusan canggung atau tidak-nya belakangan." Final Renjun yang langsung bergegas mencari keberadaan Jaehyun.

Ruang BEM adalah sasaran pertama Renjun. Karena Renjun tau kalau Jaehyun itu Presiden BEM. Jadi ya pastinya Jaehyun ada di ruangan-nya.

Setelah menelusuri gedung fakultas yang sangat luas, Renjun pun tiba di depan ruang BEM.

*tok tok tok* di ketuk-lah pintu ruangan, sebelum Renjun masuk ke dalam.

"Masuk." Titah orang yang dari dalam, membuat Renjun langsung masuk ke dalam ruangan.

Di dalam ruangan, Renjun dapat melihat Jaehyun yang tengah duduk di kursi kebanggaan milik-nya, seraya sibuk melihat dokumen.

'Aish, seperti-nya tengah sibuk. Apa aku keluar saja ya?' Gumam Renjun.

Baru saja Renju ingin membuka kembali pintu ruangan, suara Jaehyun sudah mengintrupsi-nya.

"Mingyu, berkas yang aku pinta sudah kau bawa?" Ucap Jaehyun.

Renjun semakin panik. Ia bingung harus menjawab apa. Sedangkan Jaehyun yang tidak mendapat balasan pun menghentikan kegiatan-nya.

"Mingyu, bagaiman--- Renjun?" Ujar Jaehyun, memastikan bahwa penglihatan-nya tidak salah.

Duh! Renjun semakin kikuk, begitu Jaehyun memanggil nama-nya.

"Apakah ada sesuatu yang ingin kau katakan?" Tanya Jaehyun. Menatap Renjun yang terus diam, seraya meremat kedua tangan-nya dan menundukkan kepala-nya.

"Eum itu, aku-- tadinya aku ingin meminta tanda tangan-mu. Tapi sepertinya kau sedang sibuk. Jadi nanti saja." Ucap Renjun yang ingin pergi, namun di tahan lagi oleh Jaehyun.

"Kata siapa? Kemari-lah, aku akan menandatangani-nya." Titah Jaehyun.

Niat Renjun yang ingin pergi pun terhenti. Ia langsung membalikkan tubuh-nya kembali, dan langsung menghampiri Jaehyun.

Sampai di depan meja Jaehyun, Renjun langsung memberikan buku dan pulpen yang ia pegang kepada Jaehyun.

"Apa yang aku dapatkan, kalau aku menandatangani ini?" Tanya Jaehyun.

"Eoh, jadi kau meminta imbalan?!" Racau Renjun yang tidak sadar, kalau dia sudah berbicara seperti itu kepada Jaehyun.

"Ayolah, kau tidak berpikir kolot bukan? Di dunia ini tidak ada yang gratis Injun-ah." Balas Jaehyun yang senang karena Renjun tidak berbicara atau bersikap kaku lagi kepada Jaehyun.

Renjun mendecak kesal begiru mendengar ucapan Jaehyun. "Tentu saja aku tau." Ketus Renjun.

"Jadi, apa yang akan aku dapatkan?" Tanya Jaehyun, menaik turunkan alis-nya, berniat menggoda Renjun.

Renjun terdiam, berfikir apa yang bisa ia berikan kepada seorang Jung Jaehyun, yang merupakan anak konglomerat, yang kekayaan-nya sudah berlimpah ruah.

"Apapun yang kau inginkan. Jadi, cepat-lah tanda tangan! Waktu-ku tidak banyak Jung Jaehyun-ssi." Ucap Renjun, yang sadar akan waktu yang di berikan kakak tingkat-nya.

"Apapun loh ya. Ucapan-mu sudah terekam di sini." Ucap Jaehyun, seraya menunjukkan bolpoin yang sudah di isi alat perekam di dalam-nya.

"Iya-iya bawel! Cepat-lah!" Titah Renjun.

Jaehyun pun segera menaruh tanda tangan-nya di atas buku Renjun. "Ini." Ucap Jaehyun. Seraya memberikan buku serta pulpen milik Renjun kepada sang pemilik-nya.

"Terima kasih." Ujar Renjun yang langsung pergi keluar ruangan Jaehyun.

"Nanti malam, aku jemput-mu di rumah-mu." Ujar Jaehyun, sebelum Renjun keluar dari ruangan-nya.

Renjun hanya diam, tidak membalas ucapan Jaehyun sedikit pun.

Sampai akhirnya ia di depan ruangan Jaehyun. Renjun langsung memegang dada-nya sendiri yang terus berdegup kencang, hanya karena melihat serta mendengar suara Jaehyun.

"Wajah-nya semakin tampan, suara-nya semakin berat. Ya Tuhan, cobaan apalagi yang kau berikan kepada-ku?!" Racau Renjun.

*drt drt drt drt* alarm dari ponsel Renjun, membuat Renjun membuyarkan lamunan-nya, dan segera bergegas menuju lapangan, karena sebentar lagi, waktu yang di tentukan habis.

---

"3... 2... 1... yak! Waktu-nya telah habis. Silahkan kumpulkan semua kinerja kalian." Ucap kakak kanting bernama Bambam.

Renjun yang datang-nya bertepatan waktu pun, langsung memberikan selembar kertas yang sudah ia sobek dan namai kepada Younghoon, kakak tingkat-nya.

Setelah menaruh hasil kinerja, seluruh maba kembali ke barisan sebelum-nya.

Renjun yang sudah selesai menjalani masa hukuman-nya pun ikut masuk ke dalam barisan.

"Hai! Nama-ku Lee Haechan! Kau terlihat menganggumkan tadi. Kapan-kapan kalau mau berbuat onar? Beri tau aku ya! Aku juga ingin ikut!" Seru Haechan.

Renjun mengerutkan dahi-nya, begitu mendengar ucapan Haechan; orang yang ada di samping-nya saat ini.

"Ah tidak! Bagaimana kalau kita berteman saja? Aku sangat suka membuat keributan. Seperti-nya kita akan cocok kalau berteman." Usul Haechan yang langsung menjabat tangan Renjun, sebagai kesepakatan.

"Nah, karena kita sudah berteman. Kamu mendapatkan tanda tangan siapa? Kalau aku mendapatkan tanda tangan Yujeong Sunbaenim." Tanya Haechan penasaran.

"Kau tau? Kata-nya yang lahir tanggal 14 Febuari itu hanya ada 5 di kampus ini. Ada Yujeong Sunbaenim, Jooyoung Sunbaenim, Young Cream Sunbaenim, dan Jung Jaehyun Sunbaenim. Jadi, kau mendapatkan tanda tangan siapa?" Tanya Haechan penasaran.

"Kau tau? Aku sangat penasaran, siapa yang berhasil mendapatkan tanda tangan Jaehyun Sunbaenim. Konon kata-nya, Jaehyun Sunbaenim sangat anti memberikan tanda tangan-nya ke hal yang tidak jelas, seperti ini misal-nya. Jadi aku sangat penasaran siapa yang bisa mendapatkan tanda tangan-nya." Sambung Haechan yang sangat penasaran.

Perkataan Haechan sukses membuat Renjun gugup bukan main. Bagaimana ini? Apa yang harus Renjun katakan dan jelaskan mengenai tanda tangan yang ia dapat dari Jaehyun? Orang-orang pasti sangat pensaran.

"Eum, aku--"

"Yak! Untuk mahasiswi yang bernama Huang Renjun, silahkan maju ke depan!"

(NOT) EX-LOVER "JAEREN"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang