Perhatian Jaehyun yang semula menatap ponsel-nya, kini teralihkan menjadi menatap Renjun yang baru saja keluar dari kamar mandi.
'Oh shit!' Batin Jaehyun begitu melihat pemandangan yang sangat menyiksa batin-nya.
Melihat Renjun memakai kemeja putih-nya tanpa bawahan. Menampilkan kaki jenjang Renjun, serta paha putih mulus milik Renjun.
Renjun tidak menyadari tatapan Jaehyun. Ia sedang sibuk menyisir dan mengeringkan rambutnya.
Setelah selesai, Renjun langsung duduk di atas ranjang milik Jaehyun. Ranjang yang selalu mereka tiduri bersama dulunya.
Di sini tidak ada kamar lain. Cuma ada satu kamar dan satu ranjang. Jadi dengan terpaksa Renjun tidur bersama dengan Jaehyun. Toh mereka cuma tidur, tidak melakukan kegiatan aneh lainnya. Paling hanya menonton film bersama.
Setelah duduk di atas ranjang-nya, Jaehyun langsung menyetel film horor kesukaan Renjun. Lalu menyenderkan kepalanya di bahu sempit milik Renjun. Sementara salah satu tangan-nya sudah melingkar di pinggang Renjun, yang sangat pas untuk di peluk.
Renjun yang mendapati kepala Jaehyun ada di bahunya, serta tangan Jaehyun yang ada di pinggang Renjun pun kaget sejenak.
"Kenapa banyak sekali moonmin di sini?" Tanya Renjun, tanpa menoleh menatap Jaehyun.
"Karena dirimu. Kau menyukai moonmin bukan? Aku yakin kau akan kemari lagi. Jadi, aku membeli banyak boneka moonmin. Bukan hanya itu saja, aku mengupgrade peralatan-mu menjadi lebih besar dari usia remaja kita. Tapi maaf, aku tidak bisa mengupgrade baju-mu. Aku tidak tau ukuran baju-mu yang sekarang." Ujar Jaehyun.
Renjun hanya mengangguk-anggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Kau tau? Aku juga menyetok banyak-nya film hantu, supaya aku bisa menontonnya dengan---"
"Kya~~~" Teriak Renjun yang langsung memalingkan pandangannya, begitu melihat hantunya yang tiba-tiba muncul.
Jaehyun terkekeh. Ucapannya jadi terpotong karena teriakan Renjun. Tapi tidak apa! Ia jadi bisa melihat tingkah menggemaskan milik Renjun.
"Masih sama ternyata. Masih suka kagetan. Selain hantu yang tiba-tiba muncul, kau juga suka kaget dan heboh ketika sedang meniup, atau seseorang meniup balon." Ujar Jaehyun.
"Aish, tidak ya! Aku tidak kagetan sama hantu." Elak Renjun, membersihkan harga dirinya.
Jaehyun hanya tersenyum, dan mengambil tangan Renjun untuk di genggam. "Aku tau." Ujar Jaehyun, yang lebih memilih untuk mengalah.
Mereka berdua pun mulai melanjutkan tontonan mereka berdua, yang sempat tertunda.
***
Jam 10 pagi Renjun sudah tiba di rumahnya.
"Terima kasih Jaehyun, sudah mengantar--"
"Renjun." Panggil seseorang yang Renjun sendiri sangat mengenali suara ini.
"Pergilah." Titah Renjun kepada Jaehyun.
Namun Jaehyun bukanlah Jaehyun, kalau menuruti perintah Renjun. Bukannya pergi, Jaehyun malah keluar dari mobilnya.
Renjun meringis begitu melihat Jaehyun yang memilih untuk keluar.
"Loh, Jaehyun hyung? Renjun, kenapa kau bisa bersama dengan Jaehyun hyung? Kau habis dari mana emang?" Tanya Jeno, pria yang saat ini sudah ada di depan mobil Jaehyun.
Renjun meringis begitu mendengar pertanyaan Jeno. Ia bingung harus menjawab seperti apa. "Itu, aku---"
"Aku bertemunya di perpustakaan nasional. Aku sedang mencari buku untuk proposal-ku, dan aku bertemu Renjun di sana yang tengah mencari buku. Jadi ya gitu--kita bersama dan aku mengantarnya pulang, karena aku tau dia kekasih-mu." Jelas Jaehyun yang membantu Renjun dalam mencari alasan.
"Heum. Ryunjin meminta tolong kepadaku untuk mencarikan dia buku, karena sedang sibuk dengan tugasnya. Tadi aku sudah menolak kepada Jaehyun Oppa, kalau aku ingin pulang sendiri. Tapi Jaehyun Oppa tetap memaksa karena takut terjadi sesuatu kepadaku. Dia takut kau memarahi dia, karena telah membiarkan aku pulang sendiri." Sambung Renjun, yang ikut membantu Jaehyun. Supaya Jeno percaya dengan alasan dia dan Jaehyun.
'Maafkan aku Jeno.' Batin Renjun merasa bersalah karena sudah membohongi Jeno.
"Terima kasih Jaehyun hyung. Tapi lain kali kau tidak usah melakukan hal itu. Aku kekasihnya. Lebih baik kau menelepon diri-ku, agar aku yang menjemputnya. Jadi kau tidak perlu mengantarnya pulang." Ujar Jeno, yang langsung menarik Renjun ke dalam dekapannya.
"Ah iya, maafkan aku ya. Aku tidak kepikiran sampai situ. Kalau begitu aku pamit." Ujar Jaehyun, yang langsung masuk ke dalam mobil milik-nya, dan langsung menjalankan mobil-nya pergi.
Sementara Jeno, Jeno langsung membawa Renjun ke dalam rumah Renjun.
Sampai di dalam rumah, mereka duduk di sofa ruang tamu. Dengan Renjun yang berada di samping Jeno.
"Tadi malam kamu kemana? Kenapa telepon-ku tidak di jawab? Aku menunggu-mu di sini, tapi kau tidak pulang-pulang." Tanya Jeno yang sudah mendusel manja kepada Renjun.
"Tadi malam aku ke rumah Ningning. Dia memintaku kesana karena dia sedang ada masalah. Aku tidak tega membiarkan dia sendiri. Aku tidak mengabari-mu karena sedang menenangkan dia. Maaf ya." Ucap Renjun.
Jeno menganggukkan kepalanya mengerti. "Lain kali jangan kayak gitu lagi ya. Setidaknya hubungi aku dulu." Peringat Jeno.
"Iya iya. Lain kali, aku akan menghubungi-mu." Ujar Renjun.
"Terus tadi malam kamu tidur di mana? Sofa? Udah makan belum?" Tanya Renjun.
"Iya tidur di sofa. Orang tadi malam aku ketiduran karena menunggu-mu. Dan ya, aku belum makan." Ujar Jeno.
"Aish! Kenapa belum makan?! Nanti kalau sakit bagaimana? Bangun-lah. Aku akan memasakkan sesuatu untuk-mu." Titah Renjun, seraya memukul lengan Jeno. Agar Jeno bangun dari pahanya.
Bahkan Renjun tidak sadar kalau Jeno sudah duduk di atas kepalanya. Sedangkan Jeno? Ia langsung berdiri seraya meringis, karena pukulan Renjun yang terasa sangat pedas di kulit-nya. Kenapa semua perempuan itu selalu memberikan rasa pedas melalui pukulan tangan, dan cubitan?
"Yakan aku sengaja belum makan, supaya kamu memasakkan makanan untukku." Ujar Jeno, yang langsung mengikuti Renjun dari belakang.
Jeno langsung duduk di kursi pantry, melihat Renjun yang sedang menaruh sebuah penggorengan di atas kompor, dan melakukan hal lainnya.
"Mau masak apa?" Tanya Jeno.
"Masak nasi goreng kimchi saja ya?" Ujar Renjun.
Jeno menganggukkan kepalanya. "Apapun masakan-mu, aku akan memakannya." Ujar Jeno.
"Aish. Keju sekali! Padahal masih pagi seperti ini." Ujar Renjun.
Jeno terkekeh mendengarnya. "Eomma, Appa-mu kemana? Kenapa aku tudak melihatnya?" Tanya Jeno, yang heran karena tidak melihat pasangan budak cinta itu.
"Sedang pergi ke Jepang, mengurus bisnisnya di sana." Jawab Renjun.
"Eomma-mu juga ikut?" Pertanyaan retorik yang selalu di keluarkan Jeno.
"Tentu saja. Kau pikir Appa-ku akan membiarkan Eomma-ku di sini?" Balas Renjun.
"Bagaimana kuliah pertama-mu?" Tanya Jeno.
"Mendapatkan masalah di hari pertama ospek." Ujar Renjun, di iringi dengusan kasar, begitu mengingat kejadian pertama kali dia ospek.
"Karena terlambat?" Terka Jeno.
Renjun menganggukkan kepalanya. "Jangan ceramah!" Peringat Renjun kepada Jeno, yang baru saja membuka mulutnya.
"Cha, lebih baik kau makan."
KAMU SEDANG MEMBACA
(NOT) EX-LOVER "JAEREN"
ФанфикшнCERITA INI KHUSUS JAEREN (JAEHYUN X RENJUN) SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK SUKA DENGAN SHIPPER YANG BERSANGKUTAN? DIMOHON UNTUK TIDAK BERKOMENTAR NEGATIF DI KOLOM KOMENTAR! ATAUPUN DI KEHIDUPAN PRIBADI JUNG JAEHYUN, DAN HUANG RENJUN!
