Renjun terus melangkahkan kaki-nya untuk melihat seluruh isi ruangan. Sudah lama sekali dia tidak datang ke tempat ini.
Dulu, Renjun menganggap ini rumah keduanya. Gimana tidak di anggap sebagai rumah kedua, kalau Renjun sering kemari bersama dengan Jaehyun.
Berbicara tentang Jaehyun, sedari tadi Renjun tidak menyadari ke mana Renjun pergi.
Akhirnya Renjun memutuskan untuk pergi mencari Jaehyun.
Suara berisik dari arah dapur, sukses menarik perhatian Renjun. Renjun langsung saja jalan ke arah dapur. Karena apa? Karena Renjun yakin kalau Jaehyun ada di sana.
"Sedang masak apa Jae?" Tanya Renjun yang perlahan mendekati Jaehyun yang sedang masak.
"Kau duduk saja." Ujar Jaehyun kepada Renjun yang ingin membantu diri-nya masak.
"Loh, kenapa emang? Kau meragukan bakat masak-ku?" Tanya Renjun yang heran. Kenapa dirinya tidak di bolehkan masak?
"Tidak ada sedikit pun aku meragukan-mu sayang. Aku hanya ingin kau melihat-ku masak saja. Sekarang, duduk di pantry saja." Titah Jaehyun, yang langsung mendorong Renjun keluar area masak.
Renjun hanya bisa menghela nafasnya kasar, dan mengikuti ucapan Jaehyun. Dia duduk di kursi pantry, seraya melihat Jaehyun yang sedang masak.
"Masak pasta apa?" Tanya Renjun. Tadi dia sempat melihat pasta yang di tuang di dalam panci oleh Jaehyun.
"Pasta biasa. Saus tomat di tambah beberapa tambahan sosis, daging, dan keju." Ujar Jaehyun, yang sedang mengiris beberapa bahan tambahan.
"Kau belum makan emangnya?" Tanya Renjun, yang langsung di balas gelengan kepala oleh Jaehyun.
Renjun yang melihat gelengan kepala Jaehyun, langsung mendecak kasar. "Bagaimana bisa kau tidak makan? Kau punya penyakit maag Jae!" Oceh Renjun yang sangat kesal dengan kebiasaan buruk Jaehyun, yang terbiasa telat makan.
"Aku kan sengaja, biar aku bisa makan bersama-mu." Jawab Jaehyun.
"Tetap saja! Kau harus makan dulu, walaupun itu sedikit! Jangan kebiasaan telat makan!" Protes Renjun, yang sangat tidak ingin mendengar pembelaan dari Jaehyun.
"Iya iya! Lain kali aku akan makan. Sudahi ocehan-mu, dan mari makan bersama-ku." Ajak Jaehyun yang makanan-nya sudah siap.
Jaehyun langsung membawa dua piring pasta buatan-nya.
Renjun terkekeh melihat penataan yang sangat rapih di atas piring. Seperti makan di restaurant saja.
"Kenapa?" Tanya Jaehyun.
"Tidak ada. Kau sangat niat, sampai di platting sebagus itu." Jawab Renjun.
"Sini, biar aku yang bawa." Ujar Renjun, yang ingin merebut piring yang ada di tangan Jaehyun. Namun keburu cepat oleh Jaehyun, yang lebih dulu menjauhkan piring-nya.
"Kau ambil gelas dan air saja. Kalau tidak cola. Biar aku yang membawa ini." Titah Jaehyun.
Renjun pun langsung menuruti perintah Jaehyun. Ia segera mengambil gelas, dan menuju kulkas.
"Wuahh, apakah Jaehyun selalu menyetok makanan di dalam kulkas? Kulkasnya seperti i-mart. Apakah ini masih bisa di konsumsi? Tidak kadarluarsa kan?" Gumam Renjun, yang langsung mengecek kadarluarsanya.
Jaehyun itu tipikal orang yang jarang sekali mengecek tanggal kadarluarsa. Pernah sekali ia memakan makanan yang kadarluarsa, dan berakhir dirinya muntah-muntah.
"Aman!" Seru Renjun, setelah selesai memeriksa tanggal kadarluarsa. Ia langsung mengambil susu coklat yang sudah ia cek, untuk minum mereka.
Random sekali memang Renjun. Di suruh bawa air putih atau cola, malah bawa susu coklat berukuran besar.
Sampai di meja makan, Renjun langsung duduk di hadapan Jaehyun.
"Kenapa bawa susu?" Tanya Jaehyun.
"Hanya ingin." Jawab Renjun seadanya.
Mereka berdua pun mulai makan bersama.
***
"Jae, ayo pulang!" Pinta Renjun, setelah beberapa jam mereka berada di dalam rumah, hanya berdua.
Hari juga semakin malam, dan malam ini ia janji akan jalan bersama dengan Jeno.
"Kata siapa pulang? Kita menginap di sini." Ujar Jaehyun yang tengah memain billiard di dalam rumah mereka.
"Jae, jangan konyol. Perjanjian tidak seperti ini. Kau hanya ingin membawa-ku ke sini. Tanpa adanya acara menginap." Peringat Renjun.
"Lagipula aku ada janji dengan seseorang." Sambung Renjun.
Jaehyun hanya mengedihkan bahunya acuh. "Tadinya memang seperti itu. Tapi ketika orang tua-ku telepon, bahwa dia sedang tidak ada di rumah? Aku jadi memutuskan untuk menginap di sini."
"Kau lupa, kalau setiap orang tua kita pergi. Entah itu aku ataupun kamu? Kita berdua akan menginap di sini." Peringat Jaehyun.
"Jaehyun. Keadaan kita tidak lagi sama. Mungkin dulu kita melakukan hal itu. Tapi tidak dengan sekarang--"
"Kenapa tidak? Sekarang kita juga bisa melakukan-nya. Kita sudah berada di sini. Jadi, kita hanya perlu menginap di sini." Ujar Jaehyun, memotong kalimat Renjun.
"Tentu saja tidak bisa! Bagaimana kalau sampai Taeyong Eonnie tau, kalau kita berdua menginap bersama?" Ujar Renjun memperingati Jaehyun.
Siapa tau dengan membawa Taeyong, Jaehyun jadi luluh. Tidak mungkin Renjun membawa nama Jeno. Bisa-bisa tidak pulang mereka!
"Taeyong tidak akan tau. Kau tidak perlu khawatir." Ujar Jaehyun.
Renjun menghela nafasnya kasar. Ia harus mencari cara agar Jaehyun mau pulang, dan tidak menginap.
"Eum--- bagaimana dengan pakaian ganti-ku? Aku tidak membawa pakaian ganti-ku. Kau tau sendiri kalau aku tidak biasa memakai pakaian yang sama untuk tidur. Gatal Jaehyun." Ujar Renjun, yang masih berusaha.
"Baju lama-mu masih ada di sini. Kau bisa pakai itu. Kalau tidak muat? Kau bisa pakai baju tidur-ku." Ujar Jaehyun.
Renjun meringis. Kenapa Jaehyun pintar sekali dalam menjawab sesuatu? Padahalkan ini hanya alasan semata! Atau jangan-jangan Jaehyun tau mengenai alasan yang dia buat?!
"Kau mau ke mana?" Tanya Renjun, melihat Jaehyun yang telah selesai main billiard.
"Aku ingin mandi, kau mandi di kamar saja. Cepat-lah mandi. Setelah mandi, kita nonton film bersama." Titah Jaehyun yang langsung mandi di kamar mandi dekat ruang tamu.
Decakan keluar begitu saja, ketika Jaehyun sudah masuk ke dalam kamar mandi.
Terpaksa tidak pulang ini mah! Percuma juga bujuk Jaehyun kayak gimana. Jaehyun itu sekali menginap, tetap menginap. Tidak ada alasan dan bantahan apapun.
Dengan kaki yang di hentakan ke lantai, Renjun pun mulai berjalan menuju kamar mereka.
Sampai di dalam kamar, Renjun langsung masuk ke dalam kamar mandi, dan mulai membersihkan tubuh-nya.
"Bahkan handuk-ku dan Jaehyun masih ada di sini. Warna kuning dan hitam. Cuma yang sekarang versi besarnya. Apakah Jaehyun begitu yakin-nya kalau aku akan kemari lagi, sehingga semua barang-barangku dulu, di upgrade menjadi lebih besar dari ukuran remaja kita?" Gumam Renjun, yang langsung mengambil handuk yang di gantung, dan melilitkannya di tubuh-nya.
Setelahnya, Renjun langsung keluar kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
(NOT) EX-LOVER "JAEREN"
FanfictionCERITA INI KHUSUS JAEREN (JAEHYUN X RENJUN) SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK SUKA DENGAN SHIPPER YANG BERSANGKUTAN? DIMOHON UNTUK TIDAK BERKOMENTAR NEGATIF DI KOLOM KOMENTAR! ATAUPUN DI KEHIDUPAN PRIBADI JUNG JAEHYUN, DAN HUANG RENJUN!