kursi presdir diisi oleh paman Reina yang dengan bangganya duduk di kursi itu dengan mengorbankan ayah dan ibunya.
memiliki 2 anak wanita bukan merupakan peruntungan besar, walaupun reina cukup pintar dalam nilai namun dia dan adiknya tidak cukup tertarik dalam dunia bisnis.
anna sebenarnya hanyalah gadis bodoh yang sednag jatuh cinta, yang gila kepada seorang lelaki yang berhasil menghasutnya untuk menyingkirkan keluarganya sendiri.
namun kali ini reina hadir sebagai seorang wanita yang memiliki saham di perusahaan itu. Dia berbicara dengan lantang menunjukkan dirinya senagai seorang wanita yang pintar dan cerdas di hadapan pemegang saham lainnya.
ini semua berkat Hazel yang mengajarinya, disana areina juga bertemu dengan adiknya.
tepat setelah selesai rapat, reina kekamar mandi untuk merapikan makeup dan rambutnya, sedikit mengambil nafas setelah berpura-pura percaya diri.
tepat setelah keluar dari kamar mandi, Rico menarik tangannya dengan kuat secara tiba-tiba dan membawanya keruangan kerja rico.
"akhirnya kita bisa bertemu lagi"
"bagaimana jika ada yang melihat"
"tenang saja aku sudah melihat situasi"
reina melihat ruangan rico yang menjadi lebih luas dibandingkan dulu saat masih jadi karyawan magang
"wah.. jabatanmu sudah naik" sambil memegang papan jabatan yang terbuat dari kaca.
"berkat kebaikan keluargamu"
dahulu rico hanyalah laki-laki miskin dan seorang karyawan biasa, yang pandai ber akting berpura pura hingga berhasil menipu keluar reina.
reina tidak sengaja melihat anna akan masuk dari kaca pintu bagian atas.
reina Refleks memeluk Rico dengan erat, dan berpura-ura tidak melihat kedatangan anna.
"aku merindukanmu" bisik reina
rico tersenyum lebar dan balik memeluk reina "aku juga sangat merindukanmu"
anna yang melihat itu segera pergi dari sana, saat adiknya sudah tidak terlihat lagi reina segera melepas pelukannya.
"aki lupa ini di perusahaan, ada banyak cctv dan karyawan kita harus berhati-hati" dan langsung pergi dari ruangan rico.
reina turun ke lantai dasar perusahaan dimana hazel sedang sibuk berbicara dengan salah satu temannya saat Kuliah yang tidak sengaja bertemu di perusahaan.
"kalau begitu ini kartu namaku, kita makan makan jika ada waktu"
setelah pamit dari temannya Hazel segera mendekati reina "apa semua berjalan dengan baik?"
reina mengangguk dengan senyuman khasnya, hazel bisa bernafas lega.
tapi reina melupakan sesuatu, dia meninggalkan hpnya, dia mencari kemanapun termasuk diruang rapat dan tidak menemukan apapun.
hazel segera mencoba menelfon ke hp reina disana seseorang mengangkat telfonnya.
"halo, apakah anda menemukan hp ini?"
namun tidak ada jawaban, telfon kembali terputus. Hazel merasa tidak nyaman dan feeleng yang buruk, diapun okut mencoba berlari mencati hp reina.
hingga dia tanpa sengaja bertemu dengan rico yang memegang hp reina.
mereka bertatapan sejenak "aku menemukan hp ini di ruang rapat" dengan senyuman lebar.
"itu hp istriku"
"benarkah? aku tidak tau, hp ini memiliki sandi, tadi ada telfon masuk namun terputus aku tidak menelfon kembali karena tidak tau sandi hp itu" sambil menyodorkan hp itu kembali ke Hazel.
hazel langsung mengambil hp itu, bagaimanapun di hp itu ada beberapa percakapan hazel dan elena yang tidak baik, dimana sebelumnya hazel kerap kali marah dan mengirim pesan pesan bernada kasar penuh ancaman dll di dalamnya. dan hazel lupa untuk menghapus semuanya, entah reina sudah menghapusnya atau tidak.
"kamu menemukannya" tanya reina dengan nafas terengh habis berlari.
"rico menemukannya diruang rapat"
reina sedikit kaget dan lega sekaligus karena hp itu ditemukan di ruang rapat atau rico yang sedang berbohong. Mereka kemudian pergi, hazel meminta reina untuk menghapus segala hal yang ada di hp itu kecuali foto dan hal hal umum lain.
mereka kembali ke mobil, hazel terlihat tenang, saat masuk kemobil dia terlihat tidak curiga atas apapun.
"aku sudah punya rencana, kamu akan berhasil mendapatkan hak waris, namun akan sedikit sulit untuk membuat adikmu tidak mendapatkan apapun"
"aku tidak ingin dia menerima sepeserpun"
"kalau begitu kita harus post apa yang sudah dia lakukan pada orang tuamu, termasuk Rico"
reina langsung melihat kearah hazel yang sibuk menyetir. "itu sama saja dengan membuka identitasmu"
"tenang saja rico tidak tau siapa aku"
"tapi polisi akan mencarimu sebagai pembunuh bayaran"
"tenang saja, aku punya rencana percayalah semua akan berjalan lancar"
"tidak bisakah memberitahuku?"
hazel melirik sedikit kearah istrinya "nanti aku akan memberitahumu"
####
reina berjalan dengan sebuah senyuman sambil mengambil paperbag yang sberisi kue dan makanan yang dia beli di sebuah resto faforit hazel.
reina sudah bisa melakukan aktivitasnya hampir seperti biasa walaupun dia masih ditekan oleh waktu yang di batasi oleh hazel, jika dia melewati jam itu bisa saja hazel melakukan hal gila seperti terakhir kali yamg terjadi di rumah falen.
dia melangkah santai menuju pintu rumah, hanya butuh beberapa detik hingga makanan yang dia bawa terjatuh ke lantai.
darah berceceran di lantai dari jarak sekitar 7 meter reina melihat tubuh sahabatnya tergeletak tak berdaya di lantai.
darah berceceran dari perut dan lengan falen, perlahan dengan tubuh terasa lemas, reina mendekati sahabatnya.
"falen..." perlahan reina menjulurkan tangannya dan merasa tubuh itu masih hangat.
reina memeluknya, mencoba manggil falen dan membangunkannya. Namun reina tidak mendapatkan reaksi san tanda tanda bahwa falen masih hidup.
dia melihat sesuatu di tangan Falen, sebuah potongan kertas yang bertuliskan "korban selanjutnya yang berhasil aku bunuh.." kertas itu sudah tersobek dan terlihat bahwa itu adalah tulisan tangan hazel, walaupun dia seorang dokter dia memiliki tulisan tangan yang indah.
"kreekkk" pintu terbuka
reina melihat hazel dengan baju penuh darah, dan sebuah pistol di tangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sad Cruel Psycopath
ParanormalMenceritakan tentang seorang psycopath yang jatuh cinta pada korbannya sendiri