"Raff" panggil sang ayah.
"Iya ayah".
"Dengarkan ayah" sambil mengajak Raff untuk duduk "jaga ibu baik-baik ayah..."
Belum selesai berbicara suara mobil polisi terdengar, Hazel segera menarik Raf, reina dan bibinya untuk masuk ke dalam mobil.
"Cepatlah antar mama ke alamat ini" memberikan sebuah kertas yang memang sudah dia siapkan untuk berjaga jaga.
"Tapi ayah ada apa?"
"Hazel, aku tidak akan meninggalkanmu"
"Reina.. kamu harus menjaga anak kita, kamu masih ingat janji kita untuk menjaganya"
Reina tidak bisa menahan tangisannya, "nak.. apapun yang terjadi, seburuk apapun ayah, ayah menyayangimu, dan jaga mama baik-baik, sekarang cepat pergi"
"Tapi ayah.."
"Pergi demi keselamatan ibumu" ucap hazel dengan tegas.
Raf langsung menancap pedal gas dan pergi dari tempat itu.
Tak lama polisi datang dan mengacungkan senjata padanya.
"Angkat tangan, jika tidak kami akan menembak"
Hazel mengangkat tangannya, dia sudah berjanji tidak akan pernah lagi membunuh apapun yang terjadi.
Saat itu juga tangannya berhasil di borgol, dan di deportasi ke negara asalnya.
Hazel berusaha ikhlas, dia harus bersyukur karena telah diberikan tuhan waktu untuk bersama anaknya hingga dewasa.
Kini tidak ada lagi yang dia inginkan, dia hanya berharap raff bisa menjadi mama dan neneknya, karena Raff anak yang baik dia pasti bisa memegang amanah itu.
Sidang diadakan tak lama setelah hazel tiba di negaranya. Berita tentang dirinya kembali menjadi topik pembicaraan hangat, hal itu sengaja dimanfaatkan oleh kepolisian untuk meredakan kekecewaan masyarakat atas kinerja polisi yang buruk.
"Akan menerima hukuman Mati"
Hazel menunduk, dia sudah siap dengan putusan hakim yang bisa di tebak.
Sebelumnya bahkan hazel bahkan telah mengirimkan cukup banyak uang kepada keluarga para korbannya sebagai rasa bersalah walaupun para korban tidak tau bahwa uang itu berasal dari Hazel.
Hari demi hari terlewat begitu saja, belum ada kejelasan tentang tanggal eksekusi yang akan dilakukan.
Semua orang menyadari berubahan yang dialami hazel, dia terlihat lebih bersahabat dan ramah. Alih alih mendapatkan masalah dia jauh lebih tenang.
Kepolisian kini juga sudah berubah, tidak ada pungli walaupun terkadang masih ada sedikit perlakuan kasar yang dilakukan kepada narapidana.
Penangkapan hazel kembali menjadi sorotan media, kejajatannya mulai kembali menjadi topik perbincangan masyarakat.
Sudah banyak yang lupa akan kasus itu, namun kembali memanas ketika para korban melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor kejaksaan meminta hukuman maksimal di jatuhkan.
Sementara hazel tetap diam jika ditanya tentang apa yang dia lakukan selama ini dalam pelarian, dia harus menyelamatkan keluarganya. Agar mereka bisa hidup tenang tanpa cap buruk.
Dibalik itu semua hazel mengakui semua perbuatan yang dia lakukan, rambut putih yang tumbuh diantara rambutnya yang masih hitam menandakan umurnya tak lagi cukup muda.
Dan benar saja, hari itu tiba ketika putusan hakim menyatakan hal yang sama seperti yang dia dengar dahulu.
Sidangnya diadakan secara terbuka, dan tampil diacara televisi, banyak orang menghujat.
"Semoga kamu membusuk dineraka"
Teriak orang orang yang hadir dipersidangan.
Hazel hanya terdiam, dia juga tidak kaget, dia sudah menduga.
Yang perlu dia lakukan hanya menunggu waktu eksekusi tiba, sambil memikirkan anak dan istrinya.
"Raff pasti bisa menjaga ibunya, dia anak yang baik" ucap hazel pada dirinya sendiri.
"Kamu baik baik saja?" Ucap seorang bapak tua yang berada satu sell dengannya.
"Anda sudah lama di sell ini?"
"4 tahun, 4 tahun aku menunggu tanggal eksekusi seperti yang kamu tau, mereka tidak tidak akan membunuh kita dengan cepat"
"Kalau begitu anda beruntung, bisa melakukan hal hal baik untuk menebus kesalahan anda"
Laki laki itu tersenyum "entahlah apakah tuhan akan memaafkanku"
"Kalau boleh tau apa yang anda lakukan hingga berakhir disini"
"Aku memutus kehidupan anak remaja"
"Pembunuhan?"
"Bukan, aku menjual narkoba, membuat anak remaja ketergantungan dan merusak hidup mereka perlahan, aku melakukannya untuk uang, hingga pada akhirnya tanpa kusadari anakku sendiri menjadi korban dari orang lain yang bekerja sepertiku tanpa kusadari, akhirnya dia meninggal karena obat haram itu, kemudian aku menyerahkan diri"
Hazel terdiam mengerti, "tapi itu tidak cukup buruk, daripada apa yang sudah kulakukan"
Bapak itu tersenyum sambil mengelus punggung Hazel "tidak ada yang pantas menilai keburukan selain yang diatas"
Hazel terdiam
KAMU SEDANG MEMBACA
Sad Cruel Psycopath
ParanormalMenceritakan tentang seorang psycopath yang jatuh cinta pada korbannya sendiri