part 11

77.9K 2.2K 27
                                    

"prangggg" sebuah panci terjatuh dengan sendirinya.

Reina dan Rico kaget, segere menjauh. Rico kembali menarik reina untuk mendekat, namun Reina menggeleng mendekatkan bibirnya di telinga Rico.

"aku harus kembali ke atas, aku akan menghubungimu dan mencari celah" bisiknya.

Reina tidak boleh membuat keributan di dalam rumah nya yang terdiri dari beberapa orang.

dia perlahan kembali ke kamar dan tidur di sebelah Hazel, beruntung hazel masih tertidur, namun keringat dingin memenuhi keningnya sambil sedikit mengigau.

Reina mencoba mengecek suhu kening Hazel dan tidak ada tanda tanda demam.

"uhuk uhuk" Hazel terbangun.

Reina langsung berpura-pura tidur. Hazel duduk di atas tempat tidur, kekamar mandi sebentar lalu kembali berusaha tidur namun gagal, Hazel  berbalik menghadap Reina yang berpura-pura tidur.

reina bisa merasakan hazel membelai rambutnya dengan lembut hingga tanpa sadar dia benar benar tertidur.

.....

mereka kembali sarapan bersama-sama namun hazel sedikit terganggu dengan tatapa Rico yang terus menatap istrinya.

"aku senang bisa berkumpul lagi seperti ini" ucap Anna.

"aku juga sama, tapi aku harus kembali ke rumah kami, kami juga belum membawa beberapa pakaian"

Anna memegang tangan Reina "jika kakak ingin tinggal disini pintu akan tetap terbuka buat kakak disini"

mereka melemparkan senyuman palsu secara bersamaan. Hazel pergi lebih dulu untuk mengambil mobil dari garasi, saat itu reina mengeluarkan secarik kertas dari tasnya dan menyelipkannya ke tangan rico dari belakang.

kertas itu berisi nomor hp reina saat ini, reina segera masuk ke dalam mobil.

"sebelum pulang bisakah kita mampir di toko kue?"

"kenapa?"

"aku ingin makanan manis"

Hazel segera memutar arah ke sebuah toko kue yang dia ketahui. Reina keluar seorang diri, hazel hanya menunggundi mobil sebentar. Dengan sekotak kue reina datang, mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju rumah.

suasana sunyi kembali mengelilingi area itu, hazel mengerti bahwa rumahnya tidak di sukai wanita manapun. Di kelilingi kebun tak berpenghuni miliknya sendiri, tidak dekat dengan perumahan manapun.

hazel memang membuat rumahnya seperti itu agar aktifitasnya tidak dicurigai siapapun. walaupun begitu rumah itu tetap aman dari siapapun.

pagar dilindungi oleh kawat listrik tak terlihat, dia mengaktifkannya hanya pada saat dia tidur. namun 5 meter sebelum itu sebuah sensor yang menandai kedatangan seseorang akan berbunyi secara otomatis sehingga ketika ada orang yang melewatinya hazel bisa melihat siapa orang itu.

dia memiliki banyak senjata tajam, pistol dan senapan lainnya. CCTV di beberapa area dan jebakan lain.

Reina menyadari sesuatu, ada sebuah kotak rumah anjing kecil di sudut rumah.

"kamu pernah melihara anjing?"

hazel mengangguk, sambil tetap focus memarkir mobil.

"terus kemana anjingnya?"

"aku membunuhnya" dengan ekspresi datar.

"kenapa"

"karena dia mencoba untuk menggigitku"

reina langsung diam mendengar kalimat mengerikan itu. mereka masuk bersama kedalam rumah, reina mengikuti hazel kedalam kamarnya dan langsung melempar tubuhnya di atas kasur.

"kenapa.."

"apanya yang kenapa?"

"apa yang kamu inginkan? kenapa kamu di kamarku?" Hazel curiga reina menginginkan hal lain.

"aku hanya ingin istirahat itu saja, aku suka aroma kamar ini"

"aroma kamar ini atau aromaku?" tanya Hazel sambil mendekatkan wajahnya.

Reina langsung mengecup bibir hazel "aromamu juga"

respon diluar dugaan Hazel, sepertinya Hazel telah kehilangan Aura menyeramkan yang selama ini melekat pada dirinya.

Reina mulai meneliti kamar Hazel dan mencoba membuka laci yang dulu dia buka. "ini sudah kosong"

"kamu yang membuatnya kosong"

Reina mencoba melihat lihat ke arah lemari dan menemukan sebuah buku album foto.

halaman pertama berisi foto hazel saat kecil, bersama seorang wanita. "ini ibumu?"

"pembantu di rumahku"

"oh gitu"

halaman kedua sebuah foto keluarga, Reina tidak bisa melihat wajah ibu dan ayah hazel. bagian wajah mereka sudah di coret dengan pulpen menunjukkan rasa kebencian yang amat dalam.

"anak kecil ini siapa?" menunjukkan seorang anak gadis.

"sahabatku saat kecil"

"woww orang sepertimu juga pernah punya dahabat?"

"aku bahkan sudah punya istri sekarang, sungguh duluar dugaan bukan?"

reina tersenyum "sepertinya kamu sangat dekat dengannya lalu kemana sahabatmu ini? aku tidak pernah bertemu dengannya"

"dia sudah mati"

Reina langsung menutup album foto itu, hampir semua orang yang bersangkutan dengan hazel mati.

"jangan bilang kamu juga.."

"tidak.. dia sakit keras"

"kenapa semua orang yang ada di sekitarmu mati?"

Hazel menghentikan aktifitasnya mengetik. "entahlah, tapi aku berharap kamu tidak termasuk dalam salah satunya"

"aku sangat sehat"

"bukan sakit satu satunya cara untuk mati" kalimat itu terdengar seperti sebuah ancaman.

"kalaupun aku harus mati lebih cepat, tapi aku berharap aku tidak mati ditanganmu"

"kenapa" Hazel semakin penasaran dengan ucapan Reina.

"karena aku takut kamu akan sangat menyesal nantinya dan akan hidup dengan penuh penyesalan"

"kenapa kamu yakin tentang hal itu?"

"kamu sangat menyukaiku"

Mereka bertatapan sejenak, Hazel segera mengalihkan pandangannya dari wanita yang ada di sampingnya, memang ada banyak perubahan dari dirinya, dia yang sangat dingin dan tidak pernah mendengarkan diapapun menjadi lebih penurut, entah ini adalah hidayah atau malah bencana.

"hazel"

"mm"

"kamu peringkat berapa di sekolahmu?"

"1"

"benarkah?"

"aku bahkan memenangkan olympiade matematika dan lulus kuliah sebagai lulusan terbaik" menyombongkan diri "aku juga kaya dam memiliki pekerjaan yang bagus, aku adalah laki laki sempurna di mata wanita"

"sangat aneh, rata-rata seorang psycopath memiliki IQ rendah"

"siapa yang percaya dengan tes IQ, seorang psikologpun berhasil ku kelabui"

Reina mendekati hazel dan duduk di pangkuannya, membelai pipi hazel "lalu kenapa kamu menjadi psikopath padahal kamu bisa memulai hidupmu dengan baik"

"aku adalah seorang predator, yang bisa menentukan hidup mati seseorang, hidup adalah tentang memangsa atau dimangsa"

"lalu kamu senang?"

"aku senang"

"bahkan setelah mengambil nyawa ibu dan ayahku?"


Sad Cruel PsycopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang