10

1.2K 148 10
                                    


"Malu-maluin."

***

Jaemin masih cengengesan senang meledek Ningning dengan tatapan mata dan gelagat jahilnya.

Sementara Ningning yang merespon bete malah semakin gencar ngebuat Jaemin jahil.

Sampai akhirnya Jaemin mengantar pulang Ningning ke rumah.

Tepat ketika Ningning turun dari mobil.

Jaemin keluar dari mobilnya, mengucapkan, "Thank u for today, Ning." Jaemin tersenyum masih jahil. "Terimakasih juga, udah spill kalau lo anak kesayangan mami."

"Ih!!!" Kesal Ningning melemparkan pukulan kasar ke bahu Jaemin.

Namun gelak canda dan tawa mereka terus teriring sampai ke depan pintu rumah Ningning. Yang mana Jeno berada di ambang pintu, berdiri dalam diam.

Suasana langsung menjadi canggung sekaligus dingin. Ekspresi wajah Jeno yang datar membuat euforia hangat dan lucu di antara Jaemin dan Ningning membeku.

Jeno semakin mematik euforia nggak menyenangkan di antara mereka. Dengan mengatakan, "Habis dari mana aja? Di hubungin kok nggak bisa?" Menatap mata Ningning tajam.

Ningning menelan ludah. Ia berjalan mendahului Jaemin. "Bukan urusan lo." Ketika melewati badan Jeno di ambang pintu. Ningning memanggil kedua orang tuanya.

"Jalan ke undangan," saut Jeno seadanya. Masih menatapi eksistensi Ningning dari atas sampai bawah. Satu tangan Ningning membawa satu kresek putih kecil, yang berisi snack coklat. Hadiah karena nemenin Jaemin belanja.

Jaemin memasukkan kedua tangannya ke saku celana. Ia terbatuk kecil. "Gue balik, Ning." Pamitnya di depan pintu.

Belum sempat Ningning menjawab. Jeno sudah lebih dulu menyambar, "Nggak mau masuk dulu? Minum teh." Tapi matanya lekat menatap Ningning. Yang secara tidak sengaja Ningning membalas tatapan mata Jeno.

Jeno yang bersandar di pintu rumah, seakan-akan memberikan isyarat sebaliknya dari apa yang ia ucapkan. Jaemin yang menangkap isyarat itu pun, mengeluarkan suaranya. "Gue langsung balik aja. Titip salam ke papa sama mami lo, Ning." Jaemin tersenyum tulus.

Mendengar hal itu, spontan Jeno mengatakan, "Nggak perlu titip salam." Melepaskan tatapan matanya dari Ningning dan gencar menghujam tajam mata Jaemin. Berdiri tegak di ambang pintu, menyembunyikan Ningning di balik bahunya.

"Oke," balas Jaemin masih tersenyum tulus. Memutuskan tatapan matanya dengan Jeno, sedikit menunduk dan memutar tubuhnya ke belakang. Berjalan menuju mobil brio warna grey miliknya.

Ningning langsung menarik lengan Jeno agar saling berhadapan. "Apa-apaan sih lo?"

Jeno mengambil satu langkah mendekati Ningning. "Lo yang apa-apaan, Ning!" Kedua tangan Jeno segera meraih lengan atas Ningning, meremasnya sekaligus menariknya semakin dekat. Hingga hembusan napasnya menerpa wajah Ningning kasar. "Kemarin lo ketawa-ketawa sama dia di taman rumah sakit! Sekarang lo habis jalan bareng dia! Besok sekalian aja, lo ciuman sama dia di kamar!"

Ningning memberontak ingin melepaskan diri dari Jeno, namun kekuatan Jeno semakin kencang menahan Ningning.

Ningning pun turut meremas kerah kemeja Jeno. Yang entah kenapa hari ini, Jeno berpakaian formal seperti orang kantoran.

"Lo lupa?!" Kata Ningning membalas tatapan mata Jeno yang marah dengan genangan air mata. "LO SENDIRI YANG BILANG KALAU GUE BOLEH SELINGKUH!" Lanjut Ningning histeris.

"Tapi harus begini?! Harus banget lo lakukan ketika kita bisa ngomongin semuanya baik-baik?!"

Ningning menggeleng cepat. Ia terisak. Menarik kerah kemeja Jeno untuk menenggelamkan kepalanya di sana. Mengeluarkan isakkan tangisnya yang pecah.

"Ning, lo yang ngajarin gue untuk selalu tarik napas pas marah, sedih, kecewa, atau frustasi." Jeno mengecup pucuk kepala Ningning dalam. "Tolong tarik napas buat gue, setiap kali gue egois atau kelewat nyakitin lo... i lost control because im human too. But... i love u."

Tarikan tangan Ningning di kerah Jeno kian mengencang, selaras dengan Jeno yang memeluk Ningning erat-erat.

Meskipun dua jam yang lalu, Ningning tertawa lepas karena Jaemin.

Faktanya...

Faktanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
First Thing That We Have...? - Jeno x NingningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang