Epilog

9 1 0
                                    

Bantu Support cerita aku ini yuk dengan cara

LIKE, COMMENT DAN SHARE
Terimakasih

Tanpa kalian yang menyempatkan diri untuk membaca cerita ini, cerita ini tidak bisa dikenal banyak orang/memperluas jangkauan membaca cerita ini 🌺

HAPPY READERS

---------------------

"Kepribadian seperti kusir dengan dua kuda yang keras kepala, masing-masing ingin pergi ke arah yang berbeda."
- Martin Luther King, Jr.

---------------------

“Panorama itu gambar yang melukiskan pandangan umum atau secara luas tentang sebagian wilayah sesuatu negeri.Tapi aku mengartikan Panorama ini sebagai Panorama kehidupan, aku memilih Panorama itu karena kamu.“ Aku mengkerut kening. Senyuman terukir indah diwajahnya, “akhir-akhir ini lagu kamu isinya tentang aku. Kamu pikir aku tidak tahu itu?“ ucap Ale dengan sedikit menggoda ku. Aku tersipu malu.

“Kamu hebat tahu, kalau aku jadi kamu sudah pasti aku akan bunuh diri. Dipaksa untuk menjadi orang lain, dituntut harus melakukan itu dan selalu menjadi yang terbaik. Papa kamu sedikit keras ke kamu karena Papa mu ingin kamu menjadi anak yang baik, kamu liat kan segerombolan anak-anak disana?“ papar Ale sambil menunjuk ke arah segerombolan anak-anak yang tidak jauh dari tempat kami.

Anak-anak tersebut seperti nya berandalan. Dari cara berpakaian nya sudah terlihat jelas. Perkataan Ale memang benar, “sebentar lagi malam. Kita pulang yuk, besok aku harus ke rumah sakit untuk pemeriksaan,“ bujuk Ale.

Ale menghela nafas melihat tidak ada respon yang aku tunjukkan. Lalu dia menunjukkan sebuah poster lomba nyanyi kepada ku, “Bunda ngasih tahu aku tentang ini dan aku langsung keingat sama kamu. Bagaimana?“ tanya Ale.

“Waktu itu aku gagal. Aku tidak ingin melakukan kesalahan yang sama,“ ujarku. “Hey, aku akan membantu mu dan aku yakin kamu pasti menang. Aku lebih jago bikin lagu dari kamu,“ timpalnya. Aku tersenyum mendengar jawaban dari Ale.

Aku mendapatkan kembali kepercayaan untuk bisa mendapatkan keyakinan Papa. Selama persiapan lomba Ale sangat membantu ku. Aku kira Panorama itu hanya keindahan alam saja ternyata Panorama itu luas. Aku tidak menyangka dalam hitungan menit aku menjadi seorang Scientist, aku memang bodoh dalam segi itu, namun kamu membuat hal itu seakan mudah.

Kamu memang seperti rumus pendidikan yang sebagian tidak ada yang ku ketahui, kamu menciptakan Panorama versi kamu sendiri yang membuat aku kagum. Dan kamu adalah keajaiban yang aku tunggu.

"Pertemuan dua kepribadian seperti kontak dua zat kimia : Jika ada reaksi, keduanya berubah."

♪ T A M A T ♪

Yang mau kenalan sama Author, kalian bisa follow akun sosmed yang tertera dibawah ini, ya

Yang mau kenalan sama Author, kalian bisa follow akun sosmed yang tertera dibawah ini, ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SEE YOU NEXT PART!

Jangan lupa tinggalkan jejak setelah mampir 🐾

Scientist × Panorama | CERPEN ANTOLOGI [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang